Adriyanta punya harapan besar, kehidupan masyarakat Jakarta ke depannya akan bisa lebih baik, hidup dengan aman, tenteram, damai dan secara ekonomi berkecukupan (sejahtera). Selain itu, ia ingin menjadikan warga masyarakat Jakarta memiliki daya saing, mandiri dan inovatif.
Untuk merealisasikan itu, Adriyanta mempunyai program bernama Mata Nusantara, yang merupakan singkatan dari Majelis Taklim Nusantara yang merupakan wadah berkumpulnya para praktisi dan penggiat Majelis Taklim Nusantara.
Program ini, jelas Adriyanta, mempunyai tujuan untuk memperbaiki administrasi dan Standar Operasional Prosedur serta proses penanaman Values (Nilai-nilai) keorganisasian, serta penyamaan arah juang yang terarah dan terukur dari majelis taklim-majelis taklim yang ada di seluruh wilayah DKI Jakarta.
Selanjutnya untuk menguji kelengkapaan dan kerapihan administrasi Majelis Taklim, maka Majelis-mejelis Taklim tersebut akan di dorong untuk mengakses dana stimulan bantuan hibah Pemprov DKI Jakarta yang dapat di pergunakan untuk membeli sarana operasional Majelis Taklim, seperti Sound system, Lekar, Laptop, Printer, Infocus dll.
Bila ini berhasil, maka secara administrasi Majelis Taklim tersebut telah terbukti lengkap dan valid, tinggal merapihkan SOP organisasi dan penanaman Values dan penyamaan arah juang nya saja, hingga Majelis Taklim ini layak di sebut sebagai organisasi Majelis Taklim yang Modern.
Tak hanya memberikan jiwa entrepreneurship, program Mata Nusantara ini juga akan memberikan pendidikan Parenting, bimbingan dan konseling bagi para jemaah majelis taklim dan keluarganya. konsultasi rumah tangga, konsultasi permasalahan remaja, dan lain-lain, agar Majelis Taklim dapat menjadi center of healing terdepan dan terdekat bagi masyarakat yang membutuhkan.
Sebagai program empowering, khusus untuk para jemaah perempuannya, sebagai turunan program dari Mata Nusantara, juga terdapat program Khadijah Jakarta. Program Khadijah Jakarta ini mengupayakan kaum perempuan agar bisa mempunyai usaha bersama (20 orang per unit usaha per RW) yang dijalankan dari rumah salah seorang anggotanya.
Caranya adalah dengan membuat pelatihan-pelatihan wirausaha/entreprenuer di majelis taklim-majelis taklim, yang mengajarkan para jemaah untuk bisa memiliki jiwa dan skill entrepreneurship, lalu di kelompokan sebanyak 20 orang per kelompok”, lanjut Adriyanta.