Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) Baitulmaal Muamalat (BMM), Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) dan Bank Muamalat Indonesia (BMI) meresmikan Gedung Balekini di Pegangsaan, Cikini, Jakarta, Sabtu (21/5).
Acara tersebut dihadiri oleh Walikota Jakarta Pusat – Dhany Sukma, S.Sos, M.AP., Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian dan Kemahasiswaan UI Prof. Dr. Ir. Yanuar, M.Eng., M.Sc., Wakil Dekan Bidang Sumber Daya, Ventura dan Administrasi Umum UI – Prof. Ir. Mahmud Sudibandriyo, M.Sc., Ph.D., Direktur Eksekutif BMM – Novi Wardi, Camat Menteng, Lurah Pegangsaan dan para pengurus kelurahan setempat serta masyarakat sekitar sebagai penerima manfaat.
Program Renovasi Gedung Balekini yang diinisiasi oleh Ir. Evawani Ellisa, M.Eng., Ph.D., Dosen Departemen Arsitektur, FTUI tersebut, merupakan bentuk kolaborasi antara BMM, FT UI dan BMI. Renovasi Gedung Balekini yang terdiri dari tiga lantai tersebut bertujuan untuk mendampingi warga setempat, agar bangkit dari pandemi dan meningkatkan kualitas hidup bermasyarakat, serta menumbuhkan kemandirian warga.
Pembangunan Gedung Balekini sendiri berangkat dari problematika, bahwa gedung yang telah berdiri sejak 1980 tersebut mengalami kerusakan dan hampir roboh sehingga tidak dapat lagi digunakan untuk berbagai kegiatan, padahal gedung tersebut merupakan fasilitas utama penunjang aktivitas bermasyarakat para warga setempat. Kondisi ekonomi masyarakat sekitar yang terdiri dari kalangan menengah ke bawah ditambah dengan dampak pandemi Covid-19, menyebabkan masyarakat sekitar gedung semakin kesulitan untuk melakukan renovasi.
Pada sambutannya, Walikota Jakarta Pusat, Dhany Sukma mengatakan “Banyak hal urgen yang terjadi di masyarakat namun pemerintah kesulitan untuk masuk karena kendala administrasi. Maka kita gandenglah para kolaborator seperti BMM, Bank Muamalat dan Fakultas Teknik UI. Kini warga dapat tersenyum menyaksikan Balekini yang begitu indah ini. Harapannya dengan adanya Balekini ini aktivitas sosial lebih terbangun di masyarakat serta lebih banyak interaksi sosial dan mengedepankan musyawarah ketika ada masalah kerwna kini sudah ada wadahnya.”
“Selama pandemi, Balai RW terbukti memiliki peran penting dalam menjaga resiliensi kampung. Namun, sama halnya dengan rumah-rumah di kampung padat ini, Balai RW yang lama terlalu sempit dan kondisi strukturnya sudah terlalu mengkhawatirkan. Kami menawarkan ide untuk memberdayakan Balai RW sebagai salah satu komponen “sistem mitigasi” di hunian padat penduduk. Caranya, Balai RW dirancang tidak sekedar memenuhi perannya sebagai pusat kegiatan sosial politik komunitas, namun juga selaras dengan ketetapan organisasi dunia Icomos, yaitu dimungkinkan bisa diubah menjadi “kabin darurat” pada saat terjadi bencana,” ujar Evawani terkait desain Gedung Balekini.
Rancangan Gedung Balekini yang mengintegrasikan Balai RW dengan bilik-bilik isolasi mandiri di lantai tiga menjadi tempat untuk para warga agar dapat menjalani isolasi mandiri karena kondisi rumah mereka yang tidak sesuai dengan protokol kesehatan. Selain itu, era normal baru menjadi momentum transformasi Balai RW agar dapat lekat dengan kehidupan masyarakat dan “kekinian”, sehingga tercetuslah penamaan “BALEKINI” dari para warga.
Pembangunan Gedung Balekini juga sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-11 yaitu Kota dan Komunitas Berkelanjutan. Sebagaimana disampaikan oleh Direktur Eksekutif BMM – Novi Wardi, “Alhamdulilah, Gedung Balekini akhirnya selesai direnovasi. Besar harapan dengan berdirinya gedung ini maka keguyuban dan kerukunan antar warga semakin terjalin. Selain digunakan untuk berbagai event masyarakat, gedung ini juga menjadi tempat untuk pemberdayaan pemuda, pembinaan UMKM para warga dan pengelolaan bank sampah sehingga besar peluang kemandirian ekonomi serta pengendalian sampah akan terbangun dari adanya Gedung Balekini ini serta dapat mendukung tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan Kota dan Komunitas Berkelanjutan.”
Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, ST., M.Eng., IPU menyampaikan, “Ir. Evawani Ellisa, M.Eng., Ph.D. merupakan salah satu peneliti yang luar biasa dari FTUI. Beliau telah lebih dari 10 tahun secara rutin melaksanakan kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat di Kampung Cikini. Berbagai karya dan sumbangsih beliau dapat ditemukan di sini. Semoga Gedung Balekini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat Kampung Cikini.”