Jakarta, BusinessinAsia,id- Persaingan perbankan kian ketat di era digitalisasi seperti sekarang. Hal itulah yang membuat Bank BPD Bali dari tahun ke tahun terus meningkatkan inovasi, khususnya dalam bidang transformasi teknologi layanan digital Banking.
Berkat peningkatkan inovasinya, BPD Bali berhasil meraih dua penghargaan dalam ajang bergengsi Digital Technology & Innovation (Digitech) Award 2022 bertempat di Ballroom 1 Hotel Mulia Jakarta, Rabu (30/3).
Penghargaan yang diterima yaitu, The Best It Leadership (Local Banking Industries) dengan 5 Star Bronze dan The Best Chief Information Officer yang di raih oleh Ida Bagus Gede Setia Yasa, S. Kom, M.M. selaku Direktur Operasional BPD Bali.
Untuk menunjang bisnis Bank BPD Bali berinvestasi pada infrastruktur TI dalam bentuk Data Center, Hyper Converged Infrasctructure (HCI), dan Disaster Recovery Center yang dikelola secara mandiri.
“Visi kami menjadi Bank yang kuat, berdaya saing tinggi, dan terkemuka dalam melayani UMKM serta berkontribusi bagi pertumbuhan perekonomian daerah. Penguatan teknologi dan proses transfromasi BPD Bali memang menjadi hal yang perlu di dorong” ucap IB. Gede Setia Yasa, selaku Direktur Operasional Bank BPD Bali, dalam acara Penjurian Digital Technology & Innovation Award 2021 secara virtual pada Kamis (10/3).
Selain itu, BPD Bali telah mengkolaborasikan berbagai sektor dengan pengembangan digital, seperti ada satu pasar yang akan terintegrasi e-retribusi pasar dengan pembayaran nontunai berbasis QRIS yaitu seluruh aplikasi pembayaran QR code wajib gunakan standar QRIS mengingat BPD Bali menjadi pilot project untuk transaksi nontunai nasional.
Untuk menunjang bisnis Bank BPD Bali berinvestasi pada infrastruktur TI dalam bentuk Data Center, Hyper Converged Infrasctructure (HCI), dan Disaster Recovery Center yang dikelola secara mandiri.
IB. Setia Yasa juga mengungkapkan, pengembangan teknologi BPD Bali sudah dilakukan semenjak beberapa tahun yang lalu. Pada 2012 saja BPD Bali telah melakukan digitalisasi dengan menggunakan Elektronifikasi Pajak Daerah (BPD Payment) dan SP2D Online. Tiga tahun kemudian, tepatnya pada 2015, BPD Bali kemudian melakukan Digitalisasi Bisnis Internet Banking & Mobile Banking, yang pada saat itu masih sangat jarang.
Sedangkan tahun 2017 BPD Bali kembali melakukan digitalisasi dengan menggunakan beberapa aplikasi seperti LakuPandai, E-Link LPD, Internet Banking Bisnis, dan SAMSAT, pada 2019-2020 BPD Bali mengadopsi Qris, Kartu Debet, E-Retribusi Pemda, E-Ticketing Pariwisata, Payment System E-commerce,2021 BPD Bali melakukan digitalisasi melalui E-link BPR, E-Retribusi Pemda (Lanjutan), Cardless Transaction, Qris Cross Border, Acquirer Debet (On Us), kemudian pada 2022 BPD Bali mencoba memenuhi Customer Centric melalui Digital On Boarding, Digital Banking, Open API, Interlink Fintech & E-Commerce, Omni Channel. “Dengan QRIS, transaksi dapat dilakukan dengan mudah, cepat, dan aman. Dan dapat dilakukan secara maksimal,” ujarnya.
BPD Bali telah mengkolaborasikan berbagai sektor dengan pengembangan digital, seperti ada satu pasar yang akan terintegrasi e-retribusi pasar dengan pembayaran nontunai berbasis QRIS yaitu seluruh aplikasi pembayaran QR code wajib gunakan standar QRIS mengingat BPD Bali menjadi pilot project untuk transaksi nontunai nasional.
Selain itu, IB. Setia Yasa menjelaskan bahwa BPD Bali kedepannya akan terus mengembangkan teknologi informasi, pengembangan uang elektronik untuk kemudahan transaksi dan bekerja sama dengan berbagai institusi. “Kami melakukan kolaborasi dengan pemda, LKM, LPD, koperasi berharap startegi bisnis di UMKM melalui KUR bisa terintegarsi dengan layanan digital banking yang dimiliki BPD Bali,” jelasnya.
Sebagai Informasi, acara yang mengusung tema “Embracing Digital Economy with Coporate Digital Risk & Govermamce” ini didukung oleh para pakar dan professional bidang Information and Communication Technology (ICT), Strategic Management, Finance, Banking, Insurance, Riset dan Inovasi.