Businessasia.co.id (Tuban) – Siapa bilang keselamatan hanya urusan dunia kerja? PT
Pamapersada Nusantara (PAMA) membuktikan bahwa Kesadaran Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan Hidup (K3LH) bisa dimulai dari sekolah. Lewat program PAMA SAFE School,
PAMA mengajak guru-guru SMK belajar langsung soal pertolongan pertama dan jadi Instruktur Junior (Training of Trainer) selama 10 hari penuh di Favehotel Tuban, Jawa Timur.
PAMA SAFE School yang merupakan akronim dari Safety, Active, Fit, and Ecofriendly School adalah sebuah inisiatif pendidikan yang mengintegrasikan budaya keselamatan kerja, gaya hidup aktif dan sehat, serta kepedulian terhadap lingkungan dalam aktivitas harian siswa dan sekolah. Melalui pelatihan ini, guru-guru SMK dipersiapkan sebagai champion K3LH di sekolah, sekaligus sebagai ujung tombak edukasi berkelanjutan di lingkungan sekolah mereka masing-masing. Program ini juga membekali sekolah dengan dasar kompetensi tanggap darurat, pemetaan risiko, serta koneksi dengan dunia industri melalui kemitraan antara BKK Center sekolah dan unit bisnis PAMA.

Sebanyak 18 guru dari 17 SMK mitra binaan PAMA antusias mengikuti pelatihan yang digelar 1–10 Juli 2025 ini. Mereka tak hanya duduk manis mendengar teori, tapi juga praktik langsung, ikut simulasi lapangan, hingga diuji kompetensinya oleh asesor tersertifikasi LSP PAMA. Hasilnya? Semua peserta lulus dan pulang dengan sertifikat kompetensi resmi.
Pelatihan ini dirancang supaya para guru bisa jadi “pahlawan keselamatan” disekolahnya masing- masing. Tak hanya bisa memberi pertolongan pertama, mereka juga disiapkan untuk jadi pelatih internal dan menggerakkan Satgas Safety Sekolah. Harapannya, budaya K3LH bisa hidup di sekolah secara edukatif, aktif, dan berkelanjutan.
Maidi Irvan, CSR Dept Head PAMA, mengatakan bahwa program ini adalah komitmen PAMA untuk mendukung sekolah-sekolah agar makin sadar pentingnya keselamatan.
“Kami ingin guru-guru ini jadi agen perubahan di sekolah. Karena keselamatan bukan cuma urusan pabrik atau tambang, tapi harus dimulai sejak dini dari bangku sekolah,” katanya.
Sementara itu, Priyo Hariyanto, Ketua LSP PAMA, menambahkan, “Sertifikasi ini penting supaya guru tak hanya mengajarkan teori, tapi juga terampil secara praktik dan terstandarisasi. Mereka bisa melatih siswa dan menularkan budaya safety yang positif di sekolah.”
Dari sisi peserta, Sholahuddin, Kepala Sekolah SMKN 3 Tuban, merasa beruntung bisa ikut pelatihan ini. “Ilmu yang kami dapat benar-benar berguna. Kami jadi lebih percaya diri mengajarkan keselamatan ke anak-anak. Terima kasih PAMA, kami siap jadi pelopor K3LH di sekolah,” ucapnya semangat.
Dengan semangat baru, para guru ini kini siap membawa pulang ilmu dan menginspirasi sekolah- sekolah untuk lebih peduli pada keselamatan. Karena, budaya keselamatan itu harus ditumbuhkan sejak dini, bukan saat sudah bekerja.