BusinessAsia Indonesia – Ramadhan telah kembali menghampiri kita di tahun ke 3 semenjak pandemi terjadi secara global. Selain menjadi gudangnya pahala yang akan dibalaskan ganjaran yang berkali-kali lipat, terdapat pula sebuah hukum yang paling populer di kala menjalankan ibadah puasa di bulan ramadan, bahwa tidur saat menjalankan puasa di bulan ramadan mampu mendatangkan pahala. Benarkah demikian?
Ya, terlepas dari pro dan kontra serta berbagai penjelasan terkait dengan hukum Islam tersebut, tidur yang cukup terbukti secara ilmiah dapat mendatangkan efek langsung yang baik bagi tubuh. Tidur yang cukup selain bisa memberikan dampak langsung seperti bangun tidur lebih berenergi dan fit, menjaga kondisi mood, menjaga berat badan, menjaga kadar gula darah, cukup tidur juga baik untuk menjaga daya tahan kekebalan tubuh dan fungsi otak.
Hal ini tentunya akan membantu kita menjadi lebih produktif, meningkatkan daya ingatan, lebih fokus dan lebih konsentrasi dalam menyelesaikan pekerjaan sehari-hari. Tapi tahukah kamu berapa jumlah waktu yang dibutuhkan untuk waktu tidur yang ideal dan kenyataan yang terjadi di negara-negara lain di dunia terkait dengan jumlah rata-rata konsumsi waktu tidur dari masyarakat di masing-masing negara tersebut?
Baru-baru ini Zepp health mengeluarkan hasil riset dan studi terkait jumlah rata-rata tidur harian di beberapa negara dan kaitanya dengan kesehatan. Dalam hasil risetnya ditemukan bahwa durasi waktu tidur per hari seseorang sangat menentukan dan berkaitan erat dengan index kesehatan seperti BMI, tensi jantung, hingga rata-rata tingkat stress seseorang. Selain itu, Zepp health juga menemukan bahwa terdapat hubungan yang erat antara jumlah langkah kaki harian seseorang dengan kualitas dan jumlah tidur seseorang serta kaitanya terhadap kesehatan jantung.
Penelitian terkait kualitas tidur yang dilakukan oleh zepp health secara global menemukan, setidaknya di 2021 rata-rata durasi tidur seseorang adalah 7 Jam 9 menit, terjadi penurunan sebanyak 2 menit jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dan menariknya, pria jauh lebih cepat dalam durasi tidur jika dibandingkan dengan wanita, terdapat sekitar 15 menit lebih cepat.
Data ini diambil dari total sample penduduk di dunia, dan menariknya Indonesia berada di posisi terendah dibandingkan beberapa negara di dunia terkait dengan rata-rata durasi tidur harian penduduknya. Rata-rata orang di Indonesia hanya tidur sebanyak 6 Jam 36 Menit setiap harinya, dan masih berada di bawah jepang dengan durasi tidur rata-rata penduduknya sebanyak 6 Jam 44 Menit dan Malaysia dengan durasi rata-rata tidur penduduknya sebanyak 6 Jam 46 menit.
Sedangkan negara Belgia, Republik Irlandia, dan Belanda adalah 3 negara teratas dengan jumlah durasi rata-rata tidur penduduknya, yaitu 7 Jam 30 menit. Secara global penduduk di dunia pun dinyatakan kurang tidur atau tidur dibawah 7 jam sehari selama 59 hari dalam setahun. Hal ini meningkat sebanyak 7 hari jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Lantas apa kaitannya kurang tidur dan dampak langsungnya terhadap kesehatan? Menurut hasil riset dari Zepp health, setelah 7-8 jam beristirahat, tingkat BMI, detak jantung, dan skor tidur seseorang menunjukan hasil yang positif dan jauh lebih baik jika dibandingkan dengan mereka yang tidur dibawah 7 jam.
Selain itu masing-masing individual yang tidur 7-8 jam setiap harinya menunjukan tingkat stress mereka berada di level rileks. Detak jantung mereka pun berada pada titik paling optimum ketika tidur di antara 7 jam sehari.
Zepp health juga memiliki temuan akan korelasi antara jumlah langkah kaki saat berjalan kaki setiap harinya mampu meningkatkan kualitas tidur seseorang. Setidaknya mereka yang setiap harinya secara konsisten berjalan kaki sebanyak 8000 hingga 16000 langkah, memiliki tingkat kualitas tidur yang tertinggi.
Lantas bagaimana cara kita agar dapat terus mampu memonitor kesehatan, kualitas tidur hingga kegiatan olahraga harian kita? Amazfit selaku perusahaan pengembang perangkat kesehatan harian memiliki produk smartwatch dengan segudang fitur yang mampu mengukur tingkat stress, jumlah langkah harian, BMI, hingga membaca kualitas tidur harian kita. Melalui lini produknya seperti Bip U series, GT2, GTS 2 mini, Trex series, hingga lini produk terbarunya GT3, memiliki beberapa fitur utama yang mampu memantau beberapa poin penting kesehatan tersebut melalui teknologi somnuscare.
Teknologi Somnuscare bermula dari pengembangan fitur biotracker 2 dimana pada masa pengembangan generasi pertamanya pengguna dapat merekam tahap tidur dasar ringan, dalam, dan waktu bangun, detak jantung tidur mereka, dan diberikan skor tidur untuk meringkas seberapa baik mereka tidur. Mereka juga dapat menerima rekomendasi tentang cara meningkatkan kebiasaan tidur.
Lalu pada Mesin generasi kedua menambahkan kemampuan bagi pengguna untuk melacak tahap tidur REM, dan – dalam kombinasi dengan mesin pemantau oksigen darah OxygenBeats kami – kualitas pernapasan tidur mereka. Itu juga yang membuat Amazfit menonjol di pasar dengan penambahan pelacakan tidur siang, yang tidak terlalu umum di jam tangan pintar lain yang tersedia.
Lalu dengan generasi ketiga mesin pemantau tidur AI kami, yang didukung di jam tangan pintar terbaru kami seperti Seri Amazfit GTR 3 dan GTS 3, pengguna kini juga dapat melacak laju pernapasan mereka selama tidur malam – yang merupakan parameter kesehatan penting yang sering diabaikan, dan tidak umum di industri jam tangan pintar.
Produk amazfit dapat ditemukan di official store e-commerce mereka, dan khusus pembelanjaan di shopee dan tokopedia selama bulan ramadan bisa berkesempatan mendapatkan potongan harga hingga Rp.1.350.000 dan diskon belanja hingga 55%. (*/red)