Jumat, 4 Juli 2025
E-MAGAZINE
Business Asia
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Business
  • Figure
  • Teknologi
  • Lifestyle
  • Internasional
  • Indeks
  • Home
  • Berita
  • Business
  • Figure
  • Teknologi
  • Lifestyle
  • Internasional
  • Indeks
No Result
View All Result
Business Asia
No Result
View All Result
Home Business

Pameran Staging Desire Menyatukan Dua Visioner di Komunitas Salihara

Seniman otodidak Tuban Imam Sucahyo tampil perdana di Jakarta bersama Co-founder Cemeti, Nindityo Adipurnomo.

18 Juni 2025
in Business, Lifestyle
Pameran Staging Desire Menyatukan Dua Visioner di Komunitas Salihara
0
SHARES
21
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter
ADVERTISEMENT

Jakarta, Business Asia – Komunitas Salihara menghadirkan Staging Desire, pameran duo yang berlangsung 14 Juni–27 Juli 2025 di Galeri Salihara, Jakarta Selatan yang mempertemukan dua seniman dengan praktik material yang menjadi arena negosiasi antara kehendak pribadi dan ekspektasi eksternal.

Saat pertama kali melihat wayang karton potongan tangan Imam Sucahyo di Tuban, Nindityo Adipurnomo terkesima oleh bentuk dan ekspresi yang lahir dari benda-benda sederhana seperti kardus bekas. Pertemuan tak terduga itu memicu percakapan selama setahun tentang identitas dan bagaimana kehendak membentuk praktik kreatif, yang menjadi landasan pameran ini.

Dari Tuban dengan Imajinasi yang Tak Pernah Luruh ala Imam Sucahyo
Imam Sucahyo adalah seniman otodidak yang berkarya di Tuban, Jawa Timur. Sejak awal 2000-an, karyanya telah dipamerkan dalam berbagai pameran kelompok di Prancis dan sejumlah daerah di Indonesia seperti Surabaya, Lampung, dan Bali.

Staging Desire menandai debut solonya di Jakarta. Praktiknya bermula dari pengamatan intens terhadap manusia, lanskap, dan ritme kehidupan sehari-hari di Tuban hingga ancaman abrasi dan sampah di pelabuhan pada era Majapahit.

Dengan bahan temuan di sekitar Tuban seperti pensil, pulpen, krayon, kayu apung, plastik bekas, dan kerang, Imam menciptakan karya figur-figur visual yang mengaburkan memori kenyataan dan imajinasi.

“Karya saya gabungan dari kehidupan sehari-hari, terus masalah alam… lintasan-lintasan itu jadi kayak kenyataan dan khayalan saya coba gabungkan, mungkin dari masa lalu sampai masa sekarang, saya gabungkan, untuk melihat ke depan.”

Praktiknya menunjukkan bagaimana pengamatan sehari-hari terhadap manusia, lanskap, dan rutinitas, dapat menghasilkan karya yang memadukan memori dan imajinasi, menjadikan makna bersifat cair dan terbuka untuk bisa ditafsirkan bersama.

Nindityo Adipurnomo: Membongkar Simbol, Merakit Makna
Selama lebih dari tiga dekade, Nindityo Adipurnomo telah menjadi suara penting dalam seni rupa kontemporer Indonesia. Ia dikenal atas eksplorasinya terhadap identitas budaya Jawa, dengan fokus pada simbol-simbol tradisional dan posisinya dalam masyarakat modern.

Karyanya telah dipamerkan baik di Indonesia maupun mancanegara, termasuk Singapore Biennale, Asia Pacific Triennial, serta berbagai galeri dan museum di Eropa, Asia, dan Amerika Serikat.

Melalui praktiknya, Nindityo mengajak pengunjung untuk meninjau ulang cara kita memandang simbol budaya dan mempertanyakan relevansinya dalam lanskap sosial masa kini.

Sebagai Co-Founder Cemeti Institute for Art and Society dan Indonesian Visual Art Archive (IVAA), kontribusi Nindityo tidak hanya melalui karya, tetapi juga lewat pengembangan ekosistem seni yang terbuka terhadap eksperimen dan regenerasi. Bagi Nindityo, kegelisahan adalah hal yang membuat karyanya menjadi aktif dan dinamis.

“Secara umum kegelisahan itu tidak selalu negatif seperti yang dipahami orang umum. Bagi saya, gelisah berarti keinginan untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat, untuk diri sendiri dan orang lain. Dalam konteks seni, kegelisahan itu adalah energi yang membuat saya tidak berhenti pada satu definisi.”

Menerima rasa ketidakpastian inilah yang memicu pertanyaan terus-menerus, menghubungkan karyanya dengan keterlibatan sosial, serta menolak identitas tunggal dan tetap. Hal ini menjadikan praktik seninya sebagai sebuah pencarian seumur hidup.

Meskipun material dan bentuk mereka berbeda, karya Nindityo yang terstruktur dan terampil kontras dengan ekspresi mentah Imam, namun karya mereka bersinggungan dalam kepedulian lingkungan, budaya, dan simbolik yang sama.

Metodologi kreatif mereka juga beririsan, di mana Nindityo memandang inspirasi sebagai dialog antara pembongkaran dan penciptaan ulang, sementara Imam memproses impresi mentah dari realitas sehari-hari, manusia, alam, dan ritmenya untuk diolah melalui memori dan penemuan yang intuitif.

Instalasi & Pengalaman Pameran
Diproduksi oleh Baseline Studio dan dikurasi oleh Zarani Risjad, Staging Desire diwujudkan bersama mitra produksi kreatif Skenografia, Klaasen Lighting Design, dan Signify. Pameran dibuka lewat lorong menyerupai area panggung belakang yang menegaskan identitas sebagai sebuah pertunjukan.

Di pusat ruang pameran, berdiri sebuah rumah kayu bobrok yang ditemukan Imam di Tuban.  Atapnya yang miring menggemakan bentuk Salib Selatan, menyematkan resonansi personal dan kultural pada bangunan lapuk ini. Rumah tersebut tampil bukan sekadar sebagai latar, melainkan tokoh: titik temu antara ingatan dan metafora Imam, serta wadah bagi proyeksi Nindityo atas fragmen narasi tentang kohesi, identitas, dan kepemilikan.

Dibayangi oleh layar berbentuk bulan yang menggantung di atasnya, rumah ini menjadi ruang pertemuan antara wayang karton Imam dan figur baja dan kulit Nindityo yang masing-masing dengan “suara material” yang berbeda, namun saling memantulkan retakan sosial, kerinduan bersama, dan daya hidup kolektif.

Post Views: 6,315
Previous Post

Enervon Active Gaungkan Hidup Aktif & Produktif Setelah Kerja

Next Post

Honest Card Tawarkan Solusi Bebas Biaya Bagi Wisatawan Saat Berlibur ke LN

Next Post
Honest Card Tawarkan Solusi Bebas Biaya Bagi Wisatawan Saat Berlibur ke LN

Honest Card Tawarkan Solusi Bebas Biaya Bagi Wisatawan Saat Berlibur ke LN

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BISNIS TERKINI

Amanah Kelola Dana, Peserta Korporasi DPLK Syariah Muamalat Kian Meningkat

Amanah Kelola Dana, Peserta Korporasi DPLK Syariah Muamalat Kian Meningkat

4 Juli 2025

GPay dan Jaringan PRIMA Luncurkan Layanan QRIS Terintegrasi, Perluas Akses Pembayaran Digital

GPay dan Jaringan PRIMA Luncurkan Layanan QRIS Terintegrasi, Perluas Akses Pembayaran Digital

4 Juli 2025

DIBBA Tampilkan Koleksi Fall/Winter 2025 “Odyssey” di Ajang Thailand Fashion Week 2025

DIBBA Tampilkan Koleksi Fall/Winter 2025 “Odyssey” di Ajang Thailand Fashion Week 2025

4 Juli 2025

Huawei Tampilkan Perkembangan 5G-A dan Keunggulan AI Berbasis Skenario di MWC Shanghai 2025

Huawei Tampilkan Perkembangan 5G-A dan Keunggulan AI Berbasis Skenario di MWC Shanghai 2025

4 Juli 2025

Shopee Dukung UMKM Lokal Inspiratif: Sambal Nagih

Shopee Dukung UMKM Lokal Inspiratif: Sambal Nagih

4 Juli 2025

PT. Media Maju Global

Plaza Simatupang Lt .6 Unit 3 Jl. TB Simatupang Kav. IS No. 01 Kel. Pondok Pinang, Kec. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12310.

Telp: 021-22702245
Handphone: 0816.900315
E-mail: redaksi@businessasia.co.id

Kategori

  • Berita
  • Business
  • Daerah
  • Ekonomi
  • Figure
  • Indeks
  • Internasional
  • Kesehatan
  • Lifestyle
  • Nasional
  • Otomotif
  • Property
  • Teknologi
  • Tourism

.

  • About
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Privacy Policy
  • Cyber Guidelines
  • Pedoman Media Siber

About

Kehadiran Majalah BusinessAsia Indonesia yang memiliki Tagline Towards a New Change in Asia atau “Menuju Perubahan Baru di Asia” khususnya Indonesia  bertujuan untuk memastikan langkah mereka kokoh menapaki dinamika ekonomi bisnis dan investasi yang kian berkembang. Baca selengkapnya.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Business
  • Figure
  • Teknologi
  • Lifestyle
  • Internasional
  • Indeks
  • e-Magazine

Majalah terbatas

1. DPMPTSP Kota Tangsel Raih Penghargaan
Pelayanan Prima dari Kemenpan RB.

2. Jebakan Crazy
Rich Pikat Pelanggan Ikut Trading Binary
Option.

3. Eksportir Indonesia
Perluas Jejaring
dengan Buyers di AS

shop new Emagazine