PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) telah mengantongi mandat penerbitan surat utang senilai Rp11,15 triliun hingga 30 November 2022.
Berdasarkan data Pefindo jumlah mandat tersebut didapat dari 17 perusahaan yang berasal dari beragam sektor. Bila dirinci per sektor, industri bubur kertas memiliki rencana emisi obligasi terbesar yakni Rp2,03 triliun dari 2 perusahaan, diikuti sektor pertambangan dengan rencana emisi Rp2 triliun dari 1 perusahaan.
Sektor jalan tol memiliki rencana emisi Rp1,5 trilun dari 1 perusahaan disusul oleh bidang multifinance senilai Rp3,56 triliun dari 3 perusahaan. Selanjutnya, sektor pertambangan mencatatkan rencana emisi Rp1,5 triliun dari 1 perusahaan, diikuti jasa kurir dan logistik dengan rencana emisi Rp600 miliar dari 2 perusahaan.
Sementara itu berdasarkan institusi dan belum listing, mandat obligasi yang berasal dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan anak perusahaannya serta Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah 8 perusahaan dengan rencana emisi sebesar Rp4,37 triliun.
Adapun untuk non BUMN, Pefindo menerima mandat dari 9 perusahaan dengan proyeksi nilai emisi sebesar Rp6,78 triliun.
Direktur Pemeringkat Pefindo Hendro Utomo mengatakan rencana penerbitan obligasi ini dapat terealisasi di sisa tahun ini atau mundur ke tahun 2023. Menurut Hendro, perusahaan masih terus mencermati kondisi pasar seperti suku bunga dan laju inflasi.
“Emiten tentu berharap suku bunga tetap rendah karena mereka akan terbebani dengan biaya kupon atau bunga selama obligasinya terbit,” katanya saat menggelar Media Forum di Jakarta pada Selasa (6/12/2022).
Adapun, penerbitan obligasi
korporasi telah mencapai Rp156,03 triliun hingga 30 November 2022. Jumlah tersebut naik 59 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp98,13 triliun.
Jumlah emisi obligasi korporasi hingga akhir November 2022 dengan rating Pefindo adalah sebanyak Rp124,44 triliun, sementara sisanya sebesar Rp31,58 triliun dengan lembaga pemeringkat lainnya.
Hendro menjelaskan sektor multifinance masih mendominasi penerbitan obligasi korporasi sepanjang tahun ini dengan total emisi Rp25,88 triliun.
Menyusul di belakangnya adalah sektor pulp & paper serta perbankan masing – masing sebesar Rp24,82 triliun dan Rp14,09 triliun. Selanjutnya, sektor konstruksi mencatatkan emisi senilai Rp13,43 triliun diikuti oleh pertambangan dengan nilai penerbitan Rp13,22 triliun.