Jakarta, BusinessinAsia.id – Istilah Metaverse kini tengah menjadi sorotan berbagai pihak. Sebenarnya istilah ini sudah pernah ada di tahun 2000-an namun baru belakangan dikenal publik secara luas setelah Facebook mengembangkan produk Metaverse yang didefinisikan sebagai lingkungan virtual yang bisa dimasuki, alih-alih hanya melihat layar monitor. Lantas yang menantang adalah bagaimana bentuk pemanfaatan Metaverse dalam kegiatan sehari-hari.
Tantangan ini pun dijawab cepat oleh Forum Alumni Universitas Telkom (FAST) dengan menyelenggarakan Pentahelix Talkshow, Inagurasi dan Pelantikan pengurus periode 2021-2025 di Metaverse pada hari Rabu, (2/2) pukul 15.30 – 18.00 WIB di FX Sudirman, Jakarta Pusat.
Dengan suksesnya acara tersebut, FAST menjadi organisasi pertama yang melakukan inagurasi dan pelantikan pengurus di Metaverse.
Acara dibuka dengan Keynote Speech dari Edi Witjara, yang merupakan Alumni Universitas Telkom dan kini Direktur Enterprise and Business Service Telkom Indonesia. Edi Witjara berharap alumni dapat terus meningkatkan peran dan keahliannya di era transformasi Digital di Indonesia.
“Hal tersebut bertujuan agar FAST dapat menjadi Top of Mind Ahli Digital seperti Ahli pada dalam Perencanaan, Implementasi, Model Bisnis, dan Pengembangan Produk. Kalau ini terjadi, value FAST akan meningkat dan menjadi referensi bagi Ikatan Alumni lainnya dalam hal transformasi digital”, jelas Edi Witjara.
Prof. Dr. Adiwijaya, S.Si., M.Si., Rektor Universitas Telkom dalam Keynote Speechnya, menyebutkan bahwa Universitas Telkom telah mengembangkan kurikulum pendukung pengembangan metaverse. Hal ini dilakukan dengan harapan menyiapkan Digital Talent yang ketika tahun terakhir kuliahnya telah siap untuk menjadi player dalam perkembangan teknologi terutama metaverse.
“Kita menyiapkan kurikulum ini dalam rangka menyiapkan Digital Talent yang mampu beradaptasi dalam metaverse. Karena perkembangan teknologi tidak dapat kita bendung, pilihannya hanya kita wait and see saja atau mau jadi player bahkan menjadi leader di dalamnya”, kata Prof. Adi.
Sri Safitri, Presiden FAST 2021-2025, mengatakan, Metaverse merupakan perkembangan teknologi yang dalam waktu dekat akan masif digunakan oleh banyak orang untuk berbagai aktivitas, misalnya mengadakan meeting, konser musik, bahkan kegiatan pembelajaran dapat dilakukan di Metaverse.
Lebih lanjut, Sri Safitri menyampaikan pentingnya alumni Universitas Telkom dengan latar pendidikan yang kuat di bidang IT dan digital untuk saling berkolaborasi memberikan kontribusi bagi Indonesia. “Talenta Pengurus FAST yang sudah dilantik ini diharapkan dapat menjadi pionir transformasi digital, serta memberikan kontribusinya tidak hanya bagi almamater Universitas Telkom tapi juga bagi bangsa dan negara bahkan dunia”, ujar Sri Safitri.
Pada sesi Pentahelix Talkshow, hadir para Alumni yang berasal dari unsur Akademisi, Pelaku Industri, Pemerintahan, Media dan Komunitas, yaitu Prof. Dr. Suyanto, S.T., M.Sc. (Guru Besar Universitas Telkom di bidang Artificial Intelligence); Mohamad Ramzy (Direktur Finance & Risk Management Telkomsel); Yudhistira Nugraha (Direktur Jakarta Smart City); Hugo Diba (CEO Kumparan); dan Cut Noosy (Pengurus FAST) sebagai moderator talkshow.
Yudhistira Nugraha, Direktur Jakarta Smart City mengatakan, dalam menyambut era metaverse, tidak hanya teknologi dan infrastruktur yang harus siap, namun juga dibutuhkan komunikasi, bisnis, kreativitas utk mampu mewujudkan Metaverse yang memberikan kenyamanan, kemudahan dan ketergantungan”. “Semakin kita masuk ke dalam metaverse maka risikonya akan semakin besar. Dengan semakin besar risiko, disitulah apa yang harus diatur pemerintah melalui regulasi,” katanya.
Di sisi lain, Mohamad Ramzy, Direktur Finance & Risk Management Telkomsel, menyampaikan, Metaverse merupakan environment digital sangat relevan dengan yang saat ini dijalani oleh Telkomsel. Metaverse juga mencakup fully functional economy. “Kalau kita hanya berkutat bahwa ini (metaverse, red) hanya digital environment, (maka) hanya akan menjadi hype dan tidak ada dampak ekonomi atau akan sulit (untuk) monetisasinya. Tapi kenyataannya tidak demikian, bahwa di environment metaverse ada dampak ekonomi yang bergulir, ada primary dan secondary market -nya”, pungkas Ramzy.
Pasar Metaverse dapat mencapai $783,3 miliar pada tahun 2024 vs. $478,7 miliar pada tahun 2020, mewakili tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 13,1%. Para narasumber talkshow sepakat bahwa dari sisi infrastruktur, Indonesia sudah siap dengan adanya Metaverse. Terbukti dengan koneksi Indihome yang didukung oleh Telkom Indonesia, kegiatan Inagurasi di Metaverse dapat berjalan lancar.
Sebelumnya, Sri Safitri ditetapkan sebagai Presiden FAST periode 2021-2025 melalui Rapat Umum Anggota FAST yang dilaksanakan pada tanggal 4 Desember 2021. FAST sendiri merupakan sebuah komunitas masyarakat yang beranggotakan lebih dari 62 ribu alumni Universitas Telkom, STT Telkom, STMB, Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Indonesia (STISI), dan Politeknik Telkom yang kini tersebar di berbagai penjuru Indonesia dan lebih dari 40 negara.