Krisis ekonomi global masih melanda dunia. Faktor-faktor yang melatarbelakanginya dipicu perang Rusia dan Ukraina, konflik geo-ekonomi negara adikuasa, dan persoalan supply and demand yang menimbulkan tekanan pada perekonomian global. Persoalan itu memicu gejolak yang dinilai berdampak pada gejala resesi ekonomi dan berpotensi menjadi lebih parah pada kurun waktu 2023. Lalu bagaimana para investor lokal menghadapi situasi yang tidak pasti seperti ini?
Jangan khawatir! Itulah yang diimbau Praktisi Keuangan dan Investasi Benny Sufami saat menganalisa tantangan ekonomi pada 2023. Menurutnya, tahun depan, justru para investor memiliki peluang besar. Mengapa?
“Karena kita sudah pernah mengalami krisis pada 1998, 2008, 2020, dan kita mampu melewatinya. Ke depan, tentu memiliki peluang, apalagi tahun 2024, di Indonesia ada pemilu, yang kemudian menjadi tenaga baru untuk bursa saham kita bisa mengalami kenaikan kembali. Dan ini, kalau kita cerna dengan baik adalah waktu yang baik untuk investasi dengan melihat profil risiko masing-masing,” katanya di Jakarta.
Apalagi, sebagai praktisi investasi di lapangan, menurut Benny, pengendalian ekonomi nasional masih relative baik. “Saya pikir kondisi kita lagi bagus. Saya yakin Indonesia akan melewati situasi gelap. Sebab pengendalian inflasi kita masih terbilang baik, sekitar 5,7%. Kalau saya sebut, ini merupakan memontum, yang sebelumnya di 2019-2020 agak tersendat karena faktor pandemi, saat ini merupakan waktunya untuk mengalokasikan investasi,” tuturnya.
Karena itu, ia melihat ekonomi pada 2023 justru bisa menguntungkan para investor lokal bila disikapi dengan bijak. “Dalam sudut pandang ekonomi, selalu ada peluang, begitu juga pada 2023. Namun, investor harus melakukan penjajakan terlebih dahulu dengan melakukan investasi yang disiplin, bertahap, dan memahami risiko dan opportunity-nya. Ini yang mesti dipelajari lebih lanjut,” ujarnya.
Sikap optimistis juga keluar dari Ketua Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Fajar Hirawan yang mengatakan bahwa ekonomi dalam negeri akan aman dari tekanan ekonomi global pada 2023.
Menurutnya, terdapat faktor internal yang membuat pilar ekonomi domestik Tanah Air kuat. “Ekonomi kita ditopang lebih dari 50% oleh konsumsi rumah tangga. Pasca pandemi, kita bisa lihat, masyarakat membelanjakan uangnya baik untuk konsumsi dan investasi, dari yang sebelumnya selama pandemi tertahan,” ujarnya.