Peresmian Kantor Perwakilan Bank Syariah Indonesia/BSI di Dubai International Financial Center/DIFC Persatuan Emirat Arab/PEA menandai babak baru sejarah sektor keuangan Indonesia.
Duta Besar RI untuk PEA, Husin Bagis, menyampaikan bahwa kehadiran BSI di DIFC Dubai merupakan langkah tepat bagi BSI untuk go global karena Dubai telah menjadi hub sektor keuangan dunia. “Kami berharap kehadiran BSI semakin memperkuat kerja sama bilateral kedua negara, khususnya di lanskap sektor keuangan,” ujarnya dalam keterangan resmi kepada media, Jumat (13/5).
Menurut Duta Besar Husin Bagis, Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia sudah selayaknya memiliki performa keuangan syariah yang kuat. Adanya BSI diharapkan dapat menjadi daya tarik untuk melakukan bisnis dengan pihak Indonesia dan menjadi daya ungkit untuk membangun ekosistem perbankan syariah Indonesia yang lebih baik.
Sebagaimana diketahui, BSI dibentuk dengan tujuan untuk memperkuat dan mengembangkan ekosistem ekonomi syariah dan industri halal Indonesia bekerjasama dengan berbagai institusi syariah lain, baik korporasi, perbankan, ritel, UMKM, bahkan organisasi kemasyarakatan.
“Untuk itu kita berharap adanya Kantor Perwakilan BSI di Dubai ini dapat memperluas kerjasama dengan entitas di PEA, dan bahkan dengan mitra lebih luas di wilayah Timur Tengah ke depannya” tambah Husin.
Peresmian Kantor Perwakilan BSI di DIFC Dubai ini juga diharapkan dapat memberikan gambaran bahwa Indonesia, yang saat ini sedang menjabat sebagai Presiden G20, terus menunjukkan kinerja keuangan dan perbankan yang baik. “Ini merupakan media untuk menyampaikan pesan bahwa Indonesia terus berkomitmen untuk pemulihan ekonomi melalui berbagai sektor, khususnya sektor keuangan syariah,” imbuhnya.
Saat ini Indonesia dan PEA menikmati hubungan bilateral yang sangat hangat dan kuat di berbagai sektor, termasuk hubungan yang baik antara para pemimpin kedua negara. Dalam hal kerja sama investasi, PEA telah menyepakati komitmen investasi yang signifikan untuk Indonesia sebesar total 42,7 miliar dolar AS. Komitmen tersebut tersebar di berbagai sektor, antara lain sektor infrastruktur, minyak dan gas, energi terbarukan, kesehatan, teknologi digital, industri pertahanan dan pengembangan pertanian.