Asosiasi Daya Riset Inovasi Nasional (DRIN) bekerjasama dengan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) menggelar seminar nasional untuk memperingati Hari Kreativitas dan Inovasi Dunia di Auditorium Gedung Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat pada Sabtu (20/5/2023). Seminar ini menghadirkan tujuh inovator Indonesia yang dikenal secara internasional.
Tujuh inovator tersebut yaitu Dr. Yogi Ahmad Erlangga, pakar matematika dari Indonesia pemecah Persamaan Helmholtz; Dr. Ardhasena Sopaheluwakan, pakar analisis dan pemodelan iklim; Muhammad Nurhuda, kreator kompor biomassa yang terjual hingga mancanegara; dan Prof. Yosaphat Tetuko Sri Sumantyo, penemu circularly polarized synthetic aperture untuk pesawat tanpa awak.
Selanjutnya: Prof. Dr. Ir. Mulyo Widodo Kartidjo, pakar robotika, mekatronika, manufaktur, otomotif, transportasi, advanced industry, dan otomatisasi kendaraan tanpa awak; Prof. Dr. Ir. Irwandi Yaswir, MSc, ilmuan Indonesia yang diundang ke Forum Penerima Nobel 2022; serta Sharlini Eriza Putri, Co Founder sekaligus CEO Nusantics (Nusantara Genetics), perusahaan rintisan pertama di bidang bioteknologi.
Hari Kreativitas dan Inovasi Dunia atau World Creativity and Innovation Day pada dasarnya bertujuan untuk mengingatkan pentingnya kreativitas dan inovasi dalam semua aspek pembangunan manusia.
Ketua Umum Asosiasi DRIN, Bambang Setiadi mengatakan perkembangan ilmu pengetahuan dan kemampuan manusia membuat kreativitas dan inovasi menjadi tidak terbatas. Kemajuan inovasi pun membuat dunia menjadi berubah lebih hebat. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan mampu bersaing ditingkat global merupakan salah satu indikator kemajuan suatu bangsa.
Menurut Bambang, DRIN merupakan organisasi baru yang dirikan oleh para mantan anggota Dewan Riset Nasional (DRN), berupaya memberikan wadah guna menciptakan dan mengumpulkan beragam gagasan baru hingga menjadi sebua inovasi yang dapat berguna bagi kemajuan bangsa dan negara.
“Seminar ini dilaksanakan sebagai salah satu upaya DRIN untuk mewadahi gagasan dan ide dari berbagai ahli dan menciptakan peluang – peluang baru dalam mengelola tata pemerintahan untuk mensejahterahkan masyarakat. Inovasi menjadi aspek penting dalam mendorong kemajuan bangsa. Inovasi dapat dikatakan suatu jalan atau bahkan breakthrough untuk mengatasi berbagai tantangan,” ungkap Bambang.
Dalam perkembangannya, DRIN berkomitmen untuk turut serta memberikan masukan kepada seluruh jajaran petinggi pemerintah yang terlibat dengan masalah inovasi. DRIN memiliki harapan dalam suatu periode mendatang, Indonesia akan menjadi negara yang semakin besar serta memiliki sumber daya baru, yaitu inovasi.
Lebih lanjut Bambang memaparkan, peningkatan kualitas SDM bergantung pada bagaimana mengoptimalkan pemanfaatan teknologi dalam menghadapi berbagai ancaman dan tantangan secara global di era tatanan baru Covid-19.
World Intellectual Property Organization (WIPO) telah merilis Global Innovation Index (GII) tahun 2022. Indeks ini menilai negara mana yang paling inovatif selama tahun 2022. Indeks ini menilai kinerja inovasi di bidang ekonomi pada 132 negara dunia. Namun, Indonesia berada pada urutan ke-75 pada peringkat global dengan skor 27,9.
Indonesia diklasifikasikan ke dalam kelompok negara berpendapatan menengah ke bawah, dan berada pada urutan ke-9 dalam kelompok ini. Pada tingkat regional, Indonesia menduduki peringkat ke-13. Berdasarkan hasil ini, Indonesia masih berada di bawah beberapa negara ASEAN lainnya yakni di bawah Malaysia, Filipina, Vietnam, Thailand, dan juga Singapura yang menduduki urutan kedua di kawasan regional.
“Melihat kenyataan itu, seluruh pemangku kepentingan di negara Indonesia harus bekerja dan berdedikasi total untuk mengembangkan inovasi sebagai sumber pembangunan ekonomi baru, termasuk DRIN harus memiliki peran penting di dalamnya,” katanya.
Bambang melanjutkan, hampir seluruh dunia sudah mengembangkan metode membangun negerinya dengan cara inovasi. Melalui seminar ini DRIN berharap mampu melahirkan inovasi-inovasi baru yang mampu memberikan banyak manfaat bagi kemajuan bangsa.
Tak hanya itu, seminar nasional ini juga memberikan pentingnya pembelajaran kolaboratif dan adaptif dalam peningkatan SDM untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian.
Bambang menyampaikan, hasil seminar nasional ini akan dirangkum dan disampaikan kepada Presiden Joko Widodo sebagai masukan dari DRIN untuk kemajuan riset dan inovasi di Indonesia.