Jakarta, BusinessinAsia – Dua Organisasi Alumni Perguruan Tinggi yang identik dengan Bandung, Forum Alumni Universitas Telkom (FAST) dan Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA-ITB) mengadakan pertemuan pada Jumat (11/03) di Sekretariat , di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Pertemuan ini diinisiasi oleh FAST dalam rangka membangun silaturahim atau persaudaraan sebagai sesama Alumni Kampus di Bandung.
Sri Safitri, Presiden FAST 2021-2025, dengan didampingi jajaran pengurus, menyampaikan niatan FAST untuk berkolaborasi dengan IA-ITB. Dalam pertemuan tersebut, Sri Safitri yang akrab disapa Fitri ini mengatakan bahwa teknologi dan talent menjadi tantangan dalam membangun Ibu Kota Nusantara (IKN). “Bila kita ingin fokus membangun IKN, teknologi dan talent itu sangat penting, dan tantangannya adalah bagaimana caranya agar kita bisa melakukan tracking talent dari berbagai Universitas semisal Universitas Telkom dan ITB”, ujar Sri Safitri.
Sejalan dengan hal tersebut, Gembong Primadjaja, Ketua Umum IA ITB menyampaikan bahwa kolaborasi ini dapat dijalankan dan dapat memperkuat solidaritas antar forum alumni di Bandung. “IA ITB juga sudah sinergi dengan Forum Alumni UNPAD (Universitas Padjajaran, red), dan UNPAR (Universitas Parahyangan, red). Kami sudah solid di Bandung”, kata Gembong Primadjaja.
Gembong juga menambahkan kalau ide teknologi tepat guna merupakan fokus ITB. Dengan kolaborasi antara FAST dan IA ITB bukan tidak mungkin untuk dapat dielaborasi lebih lanjut. “Fokus ITB adalah teknologi tepat guna, saya pikir ini dapat dengan mudah disesuaikan lagi dan dilakukan rebranding serta repackaging”, Gembong menambahkan.
Dalam diskusi tersebut, menurut Wakil Sekretaris Jenderal II FAST, Tommy Darmadi, permasalahan yang ditemui di lapangan adalah perencanaan yang tidak tepat dalam penerapan teknologi.
Menurut Tommy, “Penerapan teknologi masih banyak yang salah planning. Para ahli harusnya bisa saling mengisi dan memberi arah teknologi yang tepat”.
Diskusi yang berlangsung hangat tersebut juga membahas topik lain yang telah disampaikan Sri Safitri di awal. Menurut Adrian Tisna, Koordinator Stafsus Ketum IA-ITB, program kerja untuk melakukan sinergi sangat mungkin dilakukan. “Vaksinasi bisa dilakukan bersama, karena ini juga sesuai dengan program pemerintah untuk meningkatkan herd-immunity khususnya bagi insan Alumni ITB dan Telkom University selain juga untuk seluruh warga Bandung,” tambah Adrian.
Sri Safitri kemudian melanjutkan terkait dengan meski di tengah pandemi yang sudah hampir 2 tahun ini, pengembangan bisnis yang khususnya dijalankan oleh alumni bisa dikembangkan. “Pengembangan bisnis alumni rasanya bisa dijadikan program kerja bersama, seperti pelatihan, mentoring atau coaching clinic, bahkan penyertaan modal”, ungkap Sri Safitri.
Menanggapi hal itu, Gembong Primadjaja menyambut baik. Ia mengatakan bahwa IA-ITB siap berkolaborasi. “Saya sangat setuju untuk ide tersebut (pengembangan bisnis alumni, red). Kita ingin menjadi fasilitator pengusaha-pengusaha baru. Juga saya pikir kita dapat membangun koperasi/badan usaha milik alumni, yang nantinya bisa digunakan untuk keperluan pembiayaan bisnis alumni tersebut”, disampaikan oleh Gembong.
Ditambahkan juga oleh Gembong, bahwa untuk mendorong bisnis alumni tersebut, fasilitas di IA-ITB untuk menjalankan promosi dapat dilakukan. “Kami juga punya podcast, biasa dipakai untuk membuat konten-konten promosi atau membahas isu terkini. Dan itu boleh kita pakai bersama”, ungkap Gembong.
Di akhir pertemuan ini, FAST dan IA-ITB sepakat untuk menginisiasi pembentukan Organisasi Alumni Bandung sebagai wadah untuk memperkuat solidaritas. Hal ini juga menjadi salah satu program kerja Sri Safitri sebagai Presiden FAST 2021-2025. (red)