Stunting merupakan masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu yang lama dan penyakit infeksi yang terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan anak. Stunting ditandai dengan tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya. Stunting membawa risiko jangka panjang seperti kecerdasan rendah, pendek, dan lebih mudah mengalami penyakit degeneratif (diabetes mellitus, hipertensi, jantung, stroke) lebih cepat.
Berdasarkan Data Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung menyebutkan bahwa angka prevalensi stunting di Kabupaten Belitung mengalami peningkatan. Karena itu, Pemkab Belitung terus berupaya untuk menurunkan angka stunting di daerahnya melalui kegiatan percepatan penurunan stunting.
Pasalnya, penyebab stunting di Kabupaten Belitung diperkirakan terjadi pada pola asuh dan pola makan yang dinilai masih kurang tepat. Pasalnya, 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) merupakan periode sangat penting dalam kehidupan agar bayi berusia di bawah usia dua tahun (baduta) terhindar dari stunting.
Di sisi lain, anemia pada remaja putri juga menjadi salah satu pencetus terjadinya stunting. Sayangnya banyak remaja yang mempunyai pola makan tidak tepat, baik dalam kuantitas maupun kualitas sehingga menyebabkan timbulnya anemia.
Kemudian, anemia dapat disebabkan karena rendahnya pengetahuan gizi remaja, masalah ekonomi maupun masalah terhadap citra tubuh yang tidak tepat. Remaja putri merupakan calon ibu dan jika memasuki masa kehamilan dengan kondisi anemia, maka akan berpeluang besar melahirkan kasus baru stunting.
Berangkat dari kondisi tersebut, Tim Pengabdian Masyarakat, Departemen Gizi Kesmas Fakultas Kesehatan Masyarakat UI yang diketuai Dr. Ir. Diah M. Utari, Mkes dengan anggota Ir. Siti Arifah Pujonarti, MPH, Wahyu Kurnia Yusrin Putra, MKM dan Deny Susanto, SGz mengadakan kegiatan peningkatan kapasitas kader posyandu dan edukasi interaktif pada siswi SMA pada Senin 26 Agustus 2024. Kegiatan berlokasi di dua tempat, yaitu Puskesmas Kecamatan Sijuk untuk peningkatan kapasitas kader dan SMAN 1 Sijuk untuk edukasi interaktif seputar anemia remaja.
Ketua Program Studi Gizi FKM UI, Dr. Diah M Utari, MKes mengatakan, dalam kegiatan kapasitasi, sebanyak 19 kader dari seluruh Posyandu di Sijuk diajak untuk menyegarkan kembali informasi terkait stunting, PMBA, pengukuran dan pencatatan hasil pengukuran balita.
“Sedangkan dalam kegiatan edukasi interaktif, sebanyak 180 siswi, kami ajak untuk menceritakan pengalaman mereka seputar anemia, konsumsi Tablet Tambah Darah dan makanan berGizi Seimbang,” ucap Dr. Diah di Belitung, Senin 26 Agustus 2024.
Sementara itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung menyambut baik kegiatan peningkatan kapasitas kader posyandu maupun edukasi interaktif siswi SMA yang dilakukan oleh Tim Pengabdian Masyarakat, Departemen Gizi Kesmas Fakultas Kesehatan Masyarakat UI.
Menurut Rohani, selaku Kepala Puskesmas Sijuk dan Kepala Sekolah SMAN 1 Sijuk dan juga Pengelola Program Gizi Kab. Belitung menyatakan bahwa edukasi pada kader posyandu merupakan sasaran yang tepat karena mereka adalah ujung tombak di masyarakat untuk membantu meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan ibu baduta. “Di sisi lain, peningkatan literasi pada remaja putri juga merupakan upaya yang tepat sebagai langkah dini pencegahan stunting,” kata dia. (Yudi, S)