Dua ahli kesehatan memaparkan antisipasi menghadapi gagal ginjal akut pada anak melalui webinar MyHealth Diary bekerjasama dengan Universitas Gajah Mada (UGM).
Webinar bertajuk “Waspada Gagal Ginjal Akut Pada Anak” bertujuan untuk mengedukasi masyarakat terkait kasus penyakit gagal ginjal akut pada anak di Indonesia.
Siaran pers, Kamis, menyebutan narasumber webinar yang dihadirkan yakni Prof. dr. Ova Emilia, M.Med. Ed., Sp.OG(K), Ph.D yang juga Rektor Universitas Gadjah Mada, dr. Retno Palupi, M.Sc, SpA(K), M.Epid selaku Dosen FK-KMK Universitas Gadjah Mada.
Diawali dengan kata sambutan oleh dr. Budiman Kharma, M.Sc, Ph.D, SpPK selaku Chief of Medical Board and Advisory MyHealth Diary, serta dipandu oleh dr. Herwanto, Sp.A, MARS selaku Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara sebagai moderator.
Urgensi kasus penyakit gagal ginjal akut yang menyerang anak dengan rentang usia 0 hingga 18 tahun akhir-akhir ini menjadi gemparan bagi publik khususnya bagi orang tua untuk mencegah dan mengatasi penyakit gagal ginjal akut yang menyerang anak.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengidentifikasi dan menyatakan bahwa terdapat beberapa obat sirup mengandung EG dan DEG dengan kadar berlebih yang dapat memicu gagal ginjal akut pada anak.
Kementerian Kesehatan Republik IndonesiaBaca juga: RSUD Balaraja siagakan dokter tangani gangguan ginjal akut telah menyatakan bahwa tercatat lebih dari 100 anak meninggal dunia akibat di diagnosis penyakit gagal ginjal akut.
Kegiatan webinar diawali dengan kata sambutan oleh dr. Budiman Kharma, M.Sc, Ph.D, SpPK selaku Chief of Medical Board and Advisory MyHealth Diary dan dipandu oleh dr. Herwanto, Sp.A, MARS selaku Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara sebagai moderator pada webinar “Waspada Gagal Ginjal Akut Pada Anak”.
Penyampaian informasi dari pihak MyHealth Diary disampaikan oleh dr. Budiman Kharma, M.Sc, Ph.D, SpPK terkait profil MyHealth Diary sebagai penyelenggara acara webinar.
Penyampaian materi pertama yakni mengenai pentingnya bijak dalam memilih vitamin, suplemen, dan obat-obatan untuk keluarga yang disampaikan oleh Prof. dr. Ova Emilia, M.Med. Ed., Sp.OG(K), Ph.D.
Ova menyampaikan bahwa vitamin tidak perlu dikonsumsi setiap hari, melainkan cukup dengan mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran. Hingga saat ini belum ada data lebih lanjut terkait makanan yang dapat memicu penyakit gagal ginjal akut ini.
Ova menghimbau untuk mengkonsumsi produk pangan alami atau makanan olahan sendiri untuk mencegah penyakit gagal ginjal akut pada anak.
Selain itu beliau menyatakan bahwa kasus gagal ginjal akut pada anak hingga saat ini masih dalam tahap penyelidikan lebih lanjut terkait sebab dan akibat dari penyakit gagal ginjal akut selain dari hasil identifikasi penyebab gagal ginjal akut yakni kandungan EG dan DEG dengan kadar berlebih pada obat sirup.
“Tetap tenang dan tidak perlu panik. Apabila menemukan beberapa gejala tersebut segera ke rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan intensif. Penting untuk menjaga pola hidup dengan beristirahat yang cukup dan menjaga pola makan yang teratur. Pihak Kemenkes sudah sigap dalam melakukan audit dan evaluasi mengenai kadar EG dan DEG yang tinggi pada obat sirup. Pergerakan pemerintah cukup cepat tanggap, obat-obatan sudah dalam pantauan pemerintah lebih ketat untuk mencegah zat-zat pada obat sirup yang berbahaya untuk dikonsumsi,” ujar Prof. dr. Ova Emilia, M.Med. Ed., Sp.OG(K), Ph.D.
Materi berikutnya disampaikan oleh dr. Retno Palupi, M.Sc, SpA(K), M.Epid terkait pengobatan dan pencegahan gagal ginjal akut pada anak.
“Sebagai dokter yang mendalami penyakit ginjal khususnya pada anak, kasus ini merupakan kasus urgensi yang membutuhkan penanganan yang tepat. Kami memperoleh informasi dari Kemenkes dan IDI bahwa memang terdapat penawar obat untuk mengatasi gagal ginjal akut, namun perlu untuk diberikan penanganan intensif lebih lanjut kepada pasien,” ujar Retno menanggapi kasus gagal ginjal akut pada anak.
Berikutnya, Retno menjelaskan terdapat beberapa keluhan dan gejala umum dari penyakit gagal ginjal akut pada anak. Diantaranya adalah adanya penurunan volume urin 6 hingga 8 jam, sesak napas, lemas, penurunan kesadaran, bengkak, gejala infeksi lain seperti demam, batuk dan pilek.
Retno mengimbau penting halnya untuk mengkonsumsi air mineral yang cukup untuk mencegah dehidrasi berlebih dan meningkatkan kadar volume urin pada anak.