Jakarta, Business Asia – Indonesia saat ini berada dalam momentum strategis terkait ambisi menjadi pemimpin ekonomi syariah global. Meskipun OJK mencatat total aset industri keuangan syariah per Agustus 2025 mencapai lebih dari Rp 3.050 triliun, naik 11,3% dibandingkan periode tahun sebelumnya, industri justru menghadapi tantangan berupa kesenjangan talenta digital yang kompeten.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) per Juli 2025 mencatat bahwa terdapat sekitar 1,01 juta lulusan universitas yang masih berstatus pengangguran dari total 7,28 juta pengangguran nasional. Menariknya, Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti) Kemdiktisaintek mencatat ada sekitar 700 prodi ekonomi syariah di Indonesia. Fenomena ini mengkonfirmasi adanya isu penting terkait gap antara output institusi pendidikan tinggi dengan standar keahlian yang dibutuhkan oleh industri saat ini.
Menjawab tantangan tersebut, AFSI melalui program AFSI Academic Partner (AAP) menjembatani perguruan tinggi untuk menyelaraskan kualitas talenta muda dengan kebutuhan industri khususnya sektor keuangan digital syariah, mulai dari program workshop dan sertifikasi mahasiswa, Training of trainer Dosen (ToT), dukungan penelitian fintech syariah, penyesuaian kurikulum kampus, hingga National Islamic Fintech Olympiad (NIFO).
Sejak tahun 2023, NIFO telah terselenggara sebanyak 3 kali dengan total partisipasi sebanyak 516 mahasiswa yang berasal dari 30+ satker perguruan tinggi di Indonesia. Mengambil momen Bulan Fintech Nasional, program ini dirancang sebagai wadah sinergi untuk mendorong literasi mahasiswa secara masif tentang inovasi fintech syariah dan pengenalan teknologi Web3.
Penyelenggaraan tahun ini mendapat dukungan penuh dari Bank Syariah Indonesia (BSI) dan Perbanas Institute, mempertegas sinergi kuat antara sektor keuangan digital syariah, akademisi, dan asosiasi.
Pada NIFO 2025, terdapat 108 peserta mahasiswa (36 tim) yang berasal dari 17 perguruan tinggi anggota (AAP). Setelah melalui babak penyisihan hingga babak final, didapatkan 6 tim juara yang diwakili nama ketua tim berikut:
- Juara 1: Mochamad Choirul Rizal (Dept. Ekonomi Syariah, IPB University)
- Juara 2: Afrida Luthfiany (FEB, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
- Juara 3: Satria Ahmada (FPEB, Universitas Pendidikan Indonesia)
- Juara Harapan I: Bintang Mutiara Maharan (FEBI, UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung)
- Juara Harapan II: Muhammad Naufa (FEB, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
- Juara Harapan III: Adam Nurwildan (Prodi Akuntansi, Universitas Islam Indonesia)
Pencapaian mereka diharapkan menjadi standar baru bagi pengembangan kurikulum berbasis industri di Indonesia demi akselerasi keterserapan tenaga kerja ahli di sektor keuangan digital syariah.
Lebih lanjut, menanggapi tantangan literasi dalam pengembangan talenta digital, berikut beberapa aspek pengembangan yang menjadi fokus AFSI antara lain:
- Penyelarasan Keterampilan (Skill Alignment): Menghubungkan kurikulum akademik dengan laju inovasi dan perkembangan regulasi di industri fintech syariah yang bergerak cepat.
- Penguatan Literasi: Mendorong mahasiswa untuk melengkapi pemahaman fintech syariah dengan kritis serta mendalam melalui kuliah praktisi, workshop, sertifikasi hingga penyesuaian kurikulum fintech syariah bagi perguruan tinggi.
- Akselerasi Adopsi Teknologi Masa Depan: Membuka wawasan talenta muda terhadap ekosistem baru seperti Web3 dan decentralized finance(DeFi) sebagai pilar masa depan keuangan syariah.
Sebagai asosiasi industri, AFSI berkomitmen merajut sinergi berkelanjutan dengan berbagai perguruan tinggi di Indonesia melalui NIFO dan AAP secara garis besar untuk menghadirkan program-program yang relevan, aplikatif, dan selaras dengan kebutuhan industri.
Upaya ini menjadi langkah konkret AFSI dalam mempersiapkan talenta digital, menutup kesenjangan tenaga kerja, serta memastikan lulusan tidak hanya siap kerja, tetapi juga siap menjadi penggerak utama pertumbuhan ekosistem keuangan digital syariah nasional.











