ALAMI, perusahaan fintech peer-to-peer lending berbasis syariah terbesar di Indonesia, menjadi fintech syariah yang pertama kali di dunia meluncurkan Laporan Dampak (Impact Report) sebagai rekam jejak perjalanan serta komitmen perusahaan dalam memberikan dampak positif berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungan.
Dari laporan tersebut, ALAMI mencatat telah berkontribusi menciptakan 24.000 lapangan kerja baru di Indonesia di tengah pandemi.
Pada peluncuran Impact Report ALAMI yang dilaksanakan di Jakarta, Selasa (6/9), hadir Kepala Grup Kebijakan Sektor Jasa Keuangan Terintegrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Enrico Hariantoro, Direktur Utama Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Edy Setiadi, Wakil Rektor II Universitas Islam Internasional Indonesia yang juga merupakan Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia Dadang Muljawan, Staf Ahli Direksi LPPI Mulya Effendi Siregar, CEO ALAMI Group Dima Djani, dan Chief Product Officer ALAMI Group Fitoy Wicaksana.
Kepala Grup Kebijakan Sektor Jasa Keuangan Terintegrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) – Enrico Hariantoro mengucapkan selamat atas Impact Report ALAMI yang diluncurkan pada tahun ini dan menjadi pertama di industri fintech lending syariah.
“Kami sangat mengapresiasi ALAMI atas Impact Report yang diluncurkan dan menjadi pertama di industri. Ini benar-benar one step ahead. Langkah ini semoga dapat diikuti pelaku industri lain. Kami juga optimistis bahwa koordinasi yang baik dalam penyusunan kebijakan, komitmen yang tinggi dari para stakeholders, dan implementasi kebijakan yang maksimal, keuangan yang berkelanjutan di Indonesia akan semakin baik,” kata Enrico Hariantoro.
Sementara itu Staf Ahli Direksi LPPI Mulya Effendi Siregar mengatakan, Impact Report ALAMI membuktikan bahwa industri fintech lending dapat memberikan manfaat besar kepada masyarakat.
“Kewajiban para pelaku industri fintech memberikan Impact Report masih dua tahun ke depan. Namun, ALAMI sudah melangkah lebih dulu dibandingkan pelaku industri lainnya. Ini benar-benar satu kemajuan yang patut diapresiasi. Saya berharap ALAMi ke depan terus mengedepankan green financing sehingga dapat memberikan pembiayaan yang bermanfaat untuk masyarakat Indonesia,” kata Mulya Effendi Siregar.
Wakil Rektor II Universitas Islam Internasional Indonesia yang juga merupakan Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia – Dadang Muljawan mengatakan, “Ada tiga harapan untuk ALAMI setelah meluncurkan Impact Report yaitu terus melakukan inovasi dalam bentuk sumber dana, kolaborasi, serta mencerdaskan lingkungan keuangan syariah.”
CEO ALAMI Group -Dima Djani mengatakan, Impact Report ALAMI yang dirilis di kuartal ketiga tahun ini menjadi bukti bahwa ALAMI terdepan dalam inovasi dan memiliki pencapaian dengan penyaluran pembiayaan secara tepat sasaran sehingga memberikan dampak yang positif, baik secara ekonomi maupun sosial kepada masyarakat. Diharapkan Impact Report ini dapat menginspirasi lembaga lain untuk memberikan kebermanfaatan yang lebih luas.
“Kami bersyukur dan bangga dapat bertumbuh secara positif dan sehat. Pada akhir 2021, sebanyak lebih dari 68.000 pendanaan terdaftar, akumulasi total pembiayaan produktif ALAMI mencapai Rp 1,5 triliun, meningkat 500% dari tahun sebelumnya dengan penyaluran kepada 7.500 proyek UMKM di seluruh Indonesia. Pencapaian ini tentu tidak lepas dari dukungan para pendana (funders), penerima pembiayaan (beneficiaries), serta para pemangku kepentingan yaitu Bank Indonesia, OJK, KNEKS, asosiasi, dan berbagai komunitas muslim dan ulama,” ujar Dima.
Impact Report ALAMI 2021 merupakan hasil yang diperoleh dari penyaluran pembiayaan produktif yang dilakukan perusahaan sepanjang tahun lalu. Setidaknya, 24.000 lapangan kerja yang terdiri dari 12.000 lapangan kerja formal dan 12.000 lapangan kerja informal berhasil tercipta dari penyaluran pembiayaan produktif di sektor ekonomi riil sepanjang 2021.
Industri perdagangan & distribusi, sumber daya manusia & kepegawaian, pelayanan kesehatan, dan pertanian (perikanan) adalah empat industri strategis yang paling memberikan dampak nyata terhadap penyerapan lapangan kerja baru atau dengan porsi mencapai 50% dari akumulasi pembiayaan.
Kemudian, ALAMI membukukan portofolio pembiayaan berkelanjutan (sustainable financing) sebesar Rp 223,8 miliar atau 14% dari total akumulasi pembiayaan hingga akhir Desember 2021. Pembiayaan berkelanjutan ini disalurkan untuk bisnis dengan inisiatif energi terbarukan, community empowerment, pertanian, dan perikanan. Di sektor perikanan sendiri, ALAMI telah melakukan penyaluran mencapai Rp 109 miliar.
Tidak hanya menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat, penyaluran pembiayaan ALAMI juga memberikan manfaat secara tidak langsung kepada lebih dari 12.500 ibu hamil di desa terpencil atau sebanyak 3% dari jumlah ibu hamil di Indonesia per tahun. Karena, ibu hamil di desa sekarang dapat memperoleh layanan dari perangkat ultrasonografi (USG) melalui lembaga kesehatan di daerahnya. Upaya ALAMI turut memberikan solusi terhadap isu tingkat kematian ibu yang meningkat 10 kali lipat ketika pandemi. Sehingga, penyaluran untuk sektor pelayanan kesehatan di akhir 2021 meningkat lebih dari 700% year on year.
Dima percaya, konsep syariah yang dijalani ALAMI–mengedepankan nilai keislaman untuk mengembangkan sistem ekonomi yang beretika, adil, dan memiliki tata kelola yang baik–sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
“Dalam hal ini, berbagai inisiatif yang dilakukan perusahaan terus menggabungkan inovasi bisnis dan kontribusi sosial. ALAMI gencar menyelenggarakan berbagai program diantaranya pemberdayaan mustahik, instalasi panel surya untuk wilayah terpencil, pemberian beasiswa kepada santri, serta pemberian ambulans sebagai bantuan mobilisasi masyarakat yang membutuhkan saat pandemi COVID-19,” Dima menjelaskan.
Dima berharap, Impact Report ALAMI yang dibuat secara terukur dan transparan dapat menjadi referensi serta evaluasi untuk memberikan dampak positif yang lebih besar ke depannya.
“Kami menargetkan dapat menyalurkan green financing sebagai solusi untuk mendukung masyarakat yang lebih sejahtera di masa depan. Sejalan dengan itu juga kami terus berupaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah melalui ekosistem ALAMI yakni melayani kebutuhan finansial dan meredistribusikan kekayaan di dalam ekosistem halal,” demikian tutup Dima.
ALAMI sendiri merupakan perusahaan teknologi keuangan peer-to-peer lending berbasis syariah yang didirikan sejak 2018 oleh Dima Djani, Harza Sandityo, dan Bembi Juniar. ALAMI telah berizin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak 27 Mei 2020. Saat ini, ALAMI adalah salah satu platform pembiayaan bagi UMKM berbasis syariah terbesar di dunia dengan pencairan pembiayaan lebih dari Rp3 triliun dengan tingkat Non-Performing Financing (“NPF”) di level 0% dan Tingkat Keberhasilan Bayar (TKB90) dana mencapai 100%.
ALAMI telah memberikan pembiayaan kepada lebih dari 10.000 proyek-proyek UMKM pada sektor strategis di Indonesia. Keberadaan ekosistem ALAMI telah mencakup 482 kota di 34 Provinsi seluruh Indonesia, baik dari sisi penyandang dana (funders), penerima manfaat pembiayaan (beneficiaries), dengan jenis kegiatan komersial maupun sosial yang telah berjalan.
Upaya ALAMI telah mendapatkan pengakuan berupa penghargaan bergengsi, termasuk “Platform Pembiayaan P2P Terbaik” di tingkat global oleh The Asset Triple A Awards selama dua tahun berturut-turut sejak 2019.