Jakarta, Business Asia – Tingkat partisipasi perempuan di berbagai sektor strategis, termasuk pendidikan lanjutan dan dunia kerja masih rendah. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA RI) mengungkapkan, perempuan yang bekerja di sektor teknologi baru mencapai 27% dan akademisi perempuan di institusi teknologi sekitar 35,7%. Sementara, BPS dalam publikasi Perempuan dan Laki-laki di Indonesia 2024 mencatat, kepemilikan ijazah SMA perempuan di perkotaan lebih besar dengan skor 33,93 sedangkan di perdesaan baru mencapai 19,55.
Disparitas ini menegaskan pentingnya intervensi pendidikan yang inklusif dan merata. Hal ini juga memperkuat urgensi intervensi pendidikan dan peningkatan kesempatan bagi perempuan yang dilakukan oleh Amartha.org untuk menjalankan berbagai program dukungan dari tingkat SMA hingga perguruan tinggi.
Di ajang tahunan Impact Festival 2025, Amartha.org sebagai bagian dari Amartha Financial Group (Amartha) mewujudkan komitmennya di bidang pendidikan. Sejak pelaksanaan pertama di tahun 2022, Amartha.org telah menyalurkan beasiswa sebesar Rp5 miliar kepada 817 pelajar dari 40.000 pendaftar. Program ini merupakan bagian dari komitmen penyaluran beasiswa sebesar Rp10 miliar selama 5 tahun yang menunjukkan upaya berkelanjutan dalam mendukung dan memberdayakan perempuan melalui pendidikan.
Chairman Amartha.org, Aria Widyanto, mengatakan, “Amartha.org meyakini bahwa pendidikan adalah kunci fundamental untuk memutus rantai kemiskinan di berbagai daerah. Namun, ketimpangan akses pendidikan masih kerap terjadi, sehingga membatasi generasi penerus yang punya visi membangun desa, untuk bisa berkontribusi. Oleh karena itu, Beasiswa Amartha hadir sebagai bentuk intervensi yang menciptakan generasi pemimpin lokal, agen provokatif, yang membawa dampak perubahan bagi komunitas asalnya di daerah.”
Program Beasiswa Amartha dirancang untuk membentuk generasi yang tidak hanya berprestasi secara akademik, tetapi juga berani menggugah, mengkritisi, dan menawarkan solusi atas persoalan nyata di lingkungannya. Fokus program ini adalah menumbuhkan karakter pemimpin muda yang proaktif serta mampu menggerakkan komunitas melalui aksi-aksi berbasis empati, sains, dan teknologi. Dengan pendekatan ini, beasiswa tidak hanya membuka akses pendidikan, tetapi juga menyalakan keberanian yang melahirkan inovator sosial di tingkat desa.
Dukungan hadir dari pemerintah melalui pernyataan Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Kelembagaan KemenPPPA RI, Indra Gunawan, S.K.M., M.A., “Kami sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Amartha karena sejalan dengan berbagai upaya yang kami lakukan bersama, terutama dalam upaya pemberdayaan dan keberpihakan terhadap perempuan dalam hal akses keuangan. Tidak hanya itu, melalui Amartha.org, Amartha juga menghadirkan banyak inisiatif, termasuk dalam bidang pendidikan dan lingkungan, yang juga sejalan dengan upaya yang kami lakukan untuk pemerataan kesejahteraan di berbagai daerah di Indonesia.”
Intervensi Amartha.org untuk Keberlanjutan Pendidikan
Amartha.org menjadi wadah Amartha melakukan intervensi berkelanjutan di bidang pendidikan, lingkungan, dan kesejahteraan. Melalui kolaborasi bersama mitra strategis, Amartha.org mendorong terciptanya solusi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat akar rumput, salah satunya dengan memperluas akses belajar bagi pelajar perempuan. Kolaborasi ini diwujudkan melalui dialog partisipatif pada kegiatan Ruang Lestari, sebagai bagian dari rangkaian Impact Festival 2025.
Amartha.org menghadirkan tiga program beasiswa: Amartha Cendekia untuk pelajar tingkat SMA dan SMK, Amartha STEAM Fellowship untuk mahasiswi perguruan tinggi di jurusan STEAM (Science, Technology, Economic, Art & Mathematics), serta Amartha Frontier Fellowship untuk mahasiswi di wilayah terpencil. Masing-masing beasiswa memberikan bantuan dana pendidikan mulai dari Rp3 juta hingga Rp22 juta untuk setiap pelajar serta beragam program pembekalan soft skills seperti memahami kekuatan dan minat mereka, nilai-nilai pribadi, gaya kepemimpinan, serta kemampuan berbahasa Inggris.
Monica Maharani, mahasiswi Universitas Indonesia asal Karawang yang menjadi salah satu penerima Beasiswa Amartha, menginisiasi proyek Safe Home. Platform ini menyediakan ruang aman, inklusif, dan akses bagi penyintas Kekerasan Berbasis Gender untuk mendapatkan dukungan psikososial, edukasi, dan pendampingan terpadu. “Beasiswa Amartha telah menggugah saya untuk berani berperan aktif dalam melayani masyarakat. Dengan Safe Home, saya ingin memberikan ruang aman tanpa stigma. Saya bersyukur ide ini didukung penuh oleh Amartha.org dan berharap dapat direplikasi dan diekspansi ke berbagai komunitas lain”, ungkap Monica.
Lain pula dengan, kelompok mahasiswi asal Universitas Gadjah Mada, penerima Beasiswa Amartha STEAM yang menciptakan proyek MATRIKS (Matematika Riang, Kuasai Soal) untuk meningkatkan minat siswa belajar matematika. “Kami merasakan betul perubahan yang terjadi dalam diri. Beasiswa ini mendorong kami untuk menjalankan inisiatif bagi pelajar lewat proyek sosial MATRIKS. Kami belajar matematika lewat permainan board game, dan ternyata konsep ini berhasil membuat siswa menyelesaikan tugas dan terus ingin bermain. Dari sini kami sadar, bahwa ilmu tidak terbatas untuk memperbaiki nasib bagi diri sendiri saja, lebih dari itu, bisa menjadi lentera bagi komunitas di daerah asal kami,” kata Angela, salah satu anggota kelompok.
Dengan intervensi di atas, Beasiswa Amartha menunjukkan bahwa ketika akses, dukungan, dan kesempatan diberikan secara merata, dapat mengubah arah masa depan generasi muda, terutama perempuan. “Data terbaru kami menunjukkan 90% penerima beasiswa Cendekia dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Angka ini lebih besar tiga kali lipat dari angka partisipasi kasar perguruan tinggi. Melalui Amartha.org, kami ingin memastikan semakin banyak anak Indonesia yang berani bermimpi dan menjadi pemimpin di komunitas lokalnya,” lanjut Aria.
Inisiatif dari para penerima beasiswa dipamerkan pada pagelaran Impact Festival 2025 yang diselenggarakan selama 2 hari, di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, pada Sabtu dan Minggu (22-23 November 2025). Perhelatan ini juga menghadirkan bazar UMKM Mitra Amartha dengan konsep pasar rakyat, pertunjukan tari tradisional oleh Omah Wulangreh, lokakarya membatik bersama mitra Amartha, kesenian jalanan, hingga galeri etnofotografi, yang mengabadikan bagaimana Amartha membawa perubahan bagi usaha mitra UMKM lewat karya fotografi.









