Senin, 15 September 2025
E-MAGAZINE
Business Asia
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Business
  • Figure
  • Teknologi
  • Lifestyle
  • Internasional
  • Indeks
  • Home
  • Berita
  • Business
  • Figure
  • Teknologi
  • Lifestyle
  • Internasional
  • Indeks
No Result
View All Result
Business Asia
No Result
View All Result
Home Ekonomi

Ancaman dari Tepi Pantai: Mencari Strategi Nasional untuk Resiliensi Masyarakat Pesisir dan Pulau Kecil

14 September 2025
in Ekonomi
Ancaman dari Tepi Pantai: Mencari Strategi Nasional untuk Resiliensi Masyarakat Pesisir dan Pulau Kecil
0
SHARES
9
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter
ADVERTISEMENT

Businessasia.co.id – Sebagian besar masyarakat Indonesia bergantung hidupnya di area pesisir atau pulau kecil, dengan banyaknya risiko yang mengancam antara lain abrasi, banjir rob, hingga cuaca ekstrem, karena iklim yang terus berubah. Merespon tingginya kerentanan ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI) menyelenggarakan seminar dengan tema “Ancaman Dari Tepi Pantai: Mencari Strategi Nasional untuk Resiliensi Masyarakat Pesisir dan Pulau Kecil” pada hari ketiga rangkaian sesi konferensi dalam The 4th Asia Disaster Management & Civil Protection Expo & Conference (ADEXCO) di Jakarta International Expo (JIExpo), Jumat (12/9).

Tema ini diangkat sebagai upaya untuk mencari strategi nasional dari para pembicara yang hadir dengan berbagi pengalaman dari contoh dan praktik-praktik baik yang sudah dilakukan di berbagai daerah.

Dalam Ignite Stage I: Berbagi Praktik Baik, Palang Merah Indonesia (PMI) yang diwakili Ridwan S. Carman mengungkapkan PMI bertugas mendampingi pemerintah dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada dengan mengintegrasikan PMI yang banyak bekerja di akar rumput bersama akademisi dan tokoh agama. Sinergitas perlu diwujudkan untuk membangun ketangguhan masyarakat di daerah pesisir.

Dilanjutkan oleh dua pembicara dari Universitas Pertahanan RI (UNHAN) Brigadir Jenderal TNI Susanto, S.I.P., M.Si. dan Laksamana Pertama TNI Dr. Yanda Dwira Firman Z, S.T., M.C.M., dimana UNHAN mendapat mandat untuk mencari solusi untuk mitigasi bencana pasang surut di Muara Angke. Solusi yang dikembangkan oleh UNHAN dengan membangun rumah apung dan rumah panggung beserta penataan wilayah lingkungan pemukiman di pesisir Muara Angke.

Abdul Wahib Situmorang dari Yayasan CARE Peduli (YCP) menambahkan bahwa daerah yang memiliki mangrove mengalami dampak yang lebih ringan atas hantaman gelombang jika dibandingkan wilayah-wilayah di garis pantai yang tidak memiliki mangrove atau mangrove yang sangat rusak, dan pelibatan masyarakat terutama perempuan sebagai pengambil keputusan di garis depan.

Setelah sesi Ignite Stage I, dilanjutkan dengan Sesi Panelis yang diawali Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Raditya Jati selaku pembicara kunci. Dalam penjelasannya, Raditya Jati memberikan gambaran pentingnya resiliensi masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil. Indonesia adalah negara kepulauan yang rawan bencana dan bencana tsunami Aceh menjadi wake up call bagi kita.

“Kepulauan di Indonesia berzona merah dan kuning, kita harus melihat bahwa risiko akan lebih tinggi, tapi bukan berarti kita menyerah.” jelas Raditya.

Raditya Jati menekankan bahwa bangsa Indonesia tidak bisa menyerah pada situasi ini, tapi justru menjadi momentum untuk membangun kesadaran kolektif agar siap menghadapi ancaman.

Direktur Kelautan dan Perikanan Bappenas, Mohamad Rahmat Mulianda melanjutkan paparan mengenai tantangan pembangunan dan perpindahan penduduk akibat penggenangan wilayah pesisir yang disebabkan oleh perubahan iklim. Ini sangat rentan untuk terjadi pergeseran tata ruang. Kondisi ini harus dikelola dengan baik untuk mencegah dampak buruk yang berkelanjutan. Potensi kerugian yang ditimbulkan dapat mencapai Rp72,9 triliun jika wilayah pesisir tidak dapat mengantisipasi risiko bencana terhadap kegiatan ekonomi.

Hadir melalui daring, Direktur Perencanaan Ruang Perairan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Abdi Tunggal Priyanto. Abdi menekankan penting melakukan perencanaan ruang laut yang terintegrasi dan mempertimbangkan mitigasi bencana. Penurunan daya dukung lingkungan dan sosial terjadi akibat tata ruang di wilayah pesisir yang sangat kompleks. Hal ini diperparah dengan kondisi penurunan tanah.

Manajer Program Bidang Lingkungan Dompet Dhuafa, Ahmad Baihaqi memaparkan program lembaganya yang telah dijalankan berada di wilayah Timur Sloko, Demak. Wilayah ini menghadapi kondisi yang sangat ironis: pembangunan proyek tol laut dan tanggul laut yang seharusnya menjadi solusi, justru memperparah kondisi rob dan kini menyebabkan kekeringan. Di tengah keterbatasan lahan, kami memulai program konservasi mangrove yang unik. Motivasi utamanya bukan sekadar ekologis, tetapi juga kultural, di mana masyarakat menanam mangrove di atas kuburan leluhur mereka sebagai upaya untuk ‘mempertahankan sumber makanan’ bagi arwah mereka.

Sebagai narasumber terakhir dari sesi kali ini Ketua Umum Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI), Avianto Amri memberikan beberapa rekomendasi. Pertama, perlunya kebijakan nasional relokasi akibat bencana. Kedua, pelibatan masyarakat perlu dilakukan secara bermakna. Ketiga, pastikan relokasi hanya sebagai opsi terakhir. Keempat, integrasi relokasi dengan ruang adaptif dan strategi resiliensi pesisir. Kelima, pentingnya kita memiliki cetak biru ketangguhan bencana untuk kawasan pesisir dan pulau kecil.
Para narasumber kemudian menanggapi komentar atau pertanyaan yang dilontarkan hadirin terkait penanganan bencana yang bersifat slow onset maupun pertentangan dalam upaya relokasi. Pooling Fund Bencana dapat menjadi opsi untuk membantu masyarakat pesisir serta pentingnya pelibatan masyarakat secara bermakna dalam upaya relokasi baik dalam membangun rumah maupun memindahkan orang-orang.

Dalam Ignite Stage II: Berbagi Praktik Baik dimulai oleh narasumber dari Program Manager of Coastal and Marine Areas & Advocacy Officer, Yayasan Penabulu, Jagat Patria memberikan Rekomendasi untuk melibatkan masyarakat dalam penyusunan kebijakan, penguatan pengetahuan lokal secara formal dan informal, serta mitigasi berbasis komunitas.

Sejalan dengan Yayasan Penabulu, Kepala Deputi Manajemen Bencana Rumah Zakat, Bagas Dwi Satriyo juga melibatkan masyarakat seperti kelompok ibu-ibu dan anak muda, mendengarkan ide dan harapan mereka, termasuk merumuskan strategi yang perlu diterapkan dalam pengelolaan mangrove.

Sesi ini diakhiri oleh Mahariah Sandri dari Women in Local Humanitarian Leadership (WLHL) yang menceritakan tentang aktivitas Kelas Iklim untuk anak-anak lokal, anak-anak SMA yang kami didik yang akan menjadi mentor adik-adik mereka. Kemudian membuat Lab Plastik menggunakan teknologi pengolahan sampah lautan untuk diubah menjadi BBM. kami buat model Rumah Lestari, melakukan kegiatan Circulating Island, dari 100 pulau lebih hanya ada 11 pulau yang berpemukiman, untuk menyelesaikan persoalan lingkungan dan lebih bertahan di tengah-tengah dampak perubahan iklim.

ADEXCO 2025 kembali hadir sebagai bagian dari Indonesia Energy & Engineering Series 2025 (IEE Series 2025), bersama dengan Construction Indonesia, Concrete Show South-east Asia – Indonesia, Building Systems & Automation Indonesia, dan Water Indonesia.

 

Post Views: 114
Tags: ADEXCO 2025BNPBIEE Series 2025Raditya Jati
Previous Post

Pameran ADEXCO 2025 : Hadirkan Inovasi Teknologi Berkelanjutan Karya Anak Bangsa 

Next Post

TransTRACK Academy dan Bandung Techno Park Telkom University Luncurkan Program Research Accelerator

Next Post
TransTRACK Academy dan Bandung Techno Park Telkom University Luncurkan Program Research Accelerator

TransTRACK Academy dan Bandung Techno Park Telkom University Luncurkan Program Research Accelerator

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BISNIS TERKINI

Indonesia Design Week 2025: “Merayakan Kreativitas, Inovasi, dan Kolaborasi”

Indonesia Design Week 2025: “Merayakan Kreativitas, Inovasi, dan Kolaborasi”

15 September 2025

HUT ke-17, Generali Indonesia Berikan Kontribusi 5,4 Juta Kilogram Carbon Offset

HUT ke-17, Generali Indonesia Berikan Kontribusi 5,4 Juta Kilogram Carbon Offset

15 September 2025

OCBC meluncurkan Financial Fitness Index

OCBC meluncurkan Financial Fitness Index

13 September 2025

Sampoerna University Gelar Program Pertukaran Pelajar, Libatkan Mahasiswa Indonesia dan Jepang Jawab Tantangan Ekonomi Sirkular

Sampoerna University Gelar Program Pertukaran Pelajar, Libatkan Mahasiswa Indonesia dan Jepang Jawab Tantangan Ekonomi Sirkular

13 September 2025

Asia di Pusat Mode Global: Sorotan dari BRICS+ Fashion Summit

Asia di Pusat Mode Global: Sorotan dari BRICS+ Fashion Summit

13 September 2025

PT. Media Maju Global

Plaza Simatupang Lt. 6 Unit 3. Jl. TB. Simatupang Kav. IS No. 01, Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Telp: 021-22702245
E-mail: redaksi@businessasia.co.id

Kategori

  • Berita
  • Business
  • Daerah
  • Ekonomi
  • Figure
  • Indeks
  • Internasional
  • Kesehatan
  • Lifestyle
  • Nasional
  • Otomotif
  • Property
  • Teknologi
  • Tourism

.

  • About
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Privacy Policy
  • Cyber Guidelines
  • Pedoman Media Siber

About

Kehadiran Majalah BusinessAsia Indonesia yang memiliki Tagline Towards a New Change in Asia atau “Menuju Perubahan Baru di Asia” khususnya Indonesia  bertujuan untuk memastikan langkah mereka kokoh menapaki dinamika ekonomi bisnis dan investasi yang kian berkembang. Baca selengkapnya.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Business
  • Figure
  • Teknologi
  • Lifestyle
  • Internasional
  • Indeks
  • e-Magazine

Majalah terbatas

1. DPMPTSP Kota Tangsel Raih Penghargaan
Pelayanan Prima dari Kemenpan RB.

2. Jebakan Crazy
Rich Pikat Pelanggan Ikut Trading Binary
Option.

3. Eksportir Indonesia
Perluas Jejaring
dengan Buyers di AS

shop new Emagazine