Kuala Lumpur, Malaysia, 31 Oktober 2025 – ASEAN Foundation, berkolaborasi dengan SAP, sukses menyelenggarakan ASEAN Data Science Explorers (ASEAN DSE) 2025 Regional Finals yang kesembilan di Kuala Lumpur, Malaysia. Sebanyak 22 siswa institusi pendidikan menengah maupun tinggi dari 10 negara kawasan ASEAN mempresentasikan proposal berbasis data sekaligus solusi inovatif mengatasi masalah sosial ekonomi di negara asalnya.
Memanfaatkan SAP Analytics Cloud, peserta menunjukkan kemampuan dalam memanfaatkan data sekaligus mengembangkan aplikasi seluler untuk menghasilkan solusi berdampak dalam menjawab isu-isu utama sosial ekonomi di kawasan ASEAN. Selain itu, solusi-solusi ini juga diharapkan dapat menjawab enam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDG) yang meliputi: “Tanpa Kelaparan” (TPB 2), “Kehidupan Sehat dan Sejahtera” (TPB 3), “Air Bersih dan Sanitasi Layak” (TPB 6), “Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan” (TPB 11), “Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab” (TPB 12), dan “Penanganan Perubahan Iklim” (TPB 13).
Tim DataMinions dari Laos resmi menjadi Juara Tingkat Regional untuk penyelenggaraan ASEAN DSE 2025, di mana tim ini mempersembahkan solusi inovatif bernama Namjai Smart Water Tank. Namjai dapat memfiltrasi dan mendeteksi zat-zat berbahaya dalam air, sekaligus memberi peringatan pada rumah tangga, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan pihak berwenang untuk menjaga air bersih. Tangki air ini diciptakan untuk menjawab isu air bersih di kawasan ASEAN, khususnya Laos, Kamboja, dan Filipina. Selain itu, Team Mamamamoodeng dari Thailand dan Team MyKXLab dari Malaysia meraih juara kedua dan ketiga.
“Kami sangat bersyukur menjadi pemenang regional ASEAN DSE 2025. Melihat proyek-proyek finalis lainnya sungguh menginspirasi dan memotivasi kami untuk terus mengembangkan inisiatif kami demi menciptakan dampak jangka panjang bagi masyarakat ASEAN. Persahabatan dan koneksi berharga yang terjalin selama program ini tidak akan bersifat sementara, tetapi akan tetap bersama kami seiring kita melangkah maju dan semakin berkembang sebagai anggota komunitas ASEAN,” jelas Palinya Sengdalavong (Singapore University of Technology and Design) and Kounlasatty Manivong (Singapore Management University), anggota Tim DataMinions.
Tim lainnya yang berpartisipasi datang dari Indonesia, dengan nama Tim TropiCrew. Dipimpin oleh Kenneth Kurniawan dan Ilham Iswardhana, mereka mempresentasikan NutriSense dan N.E.X.U.S untuk memberantas isu stunting anak yang hingga saat ini masih menjadi krisis kesehatan masyarakat di kawasan ASEAN. NutriSense merupakan aplikasi seluler berbasis kesehatan yang bertujuan membantu keluarga memantau perkembangan anak mereka dengan menghubungkan langsung ke layanan perawatan dan nutrisi. Sementara, N.E.X.U.S adalah singkatan dari Nutritional & Emergency eXpress Unmanned Supply, sebuah jaringan pengiriman cerdas yang memungkinkan pengguna memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka secara tepat waktu, dalam satu sistem yang mudah digunakan.
“Inisiatif ini mendukung dua TPB, yaitu ‘Tanpa Kelaparan’ (TPB 2) serta ‘Kehidupan Sehat dan Sejahtera’ (TPB 3). Kami harap baik NutriSense maupun N.E.X.U.S dapat mempercepat proses pencegahan stunting di kawasan ASEAN. Kemudian, dengan dukungan pemerintah setempat, kami juga berharap dapat menurunkan angka stunting menjadi nol, khususnya di negara-negara dengan angka stunting tinggi seperti Timor Leste, Myanmar, dan Laos,” jelas Kenneth Kurniawan dan Ilham Iswardhana, anggota Tim TropiCrew sekaligus mahasiswa dari Binus University International.
Saat ini, keterampilan berbasis data sangat penting bagi tenaga kerja masa depan. Menurut laporan yang diterbitkan oleh MarketsandMarkets (2022), pasar global ilmu data diproyeksikan tumbuh dari USD 95,3 miliar (Rp1.584 triliun) pada tahun 2021 menjadi USD 322,9 miliar (Rp5.370 triliun) pada tahun 2026. Meski jumlah pekerjaan baru yang membutuhkan kemahiran dalam keterampilan digital dan peningkatan keterampilan telah meningkat di seluruh ASEAN, pemerintah masih mempertanyakan kesiapan tenaga kerja muda mereka untuk memenuhi tuntutan ini. Berdasarkan studi terbaru yang dilakukan ASEAN Foundation dan Google, Jobs Market and Skills Demand for the Future (2022), terungkap bahwa dari 1.080 anak muda kurang terjangkau di ASEAN, 72,2 persen tidak memiliki atau bahkan memiliki keterampilan digital yang rendah. Untuk menjawab masalah ini, program ASEAN DSE hadir untuk menjembatani kesenjangan ini dengan membekali peserta dengan keterampilan analitik data, memastikan mereka tetap kompetitif di pasar kerja yang terus berkembang.
Acara ASEAN DSE 2025 Regional Finals juga didukung secara signifikan oleh Kementerian Pendidikan Malaysia, yang bertindak sebagai mitra utama dalam rangkaian acara ASEAN Chairmanship 2025 yang diselenggarakan pada 26-28 Oktober 2025. Kementerian mengundang beberapa delegasi tingkat tinggi dari 10 negara ASEAN serta tamu-tamu penting. Dukungan mereka menyoroti pentingnya membangun literasi digital dan kesiapan generasi muda untuk pembangunan berkelanjutan di kawasan ASEAN. Lebih lanjut, dukungan dari Kementerian juga berperan penting dalam meningkatkan profil acara tersebut, terutama dari Ybhg. Dr. Mohd. Azam Ahmad selaku Direktur Jenderal Kementerian Pendidikan Malaysia.
“Program ASEAN DSE merupakan contoh utama akan bagaimana kolaborasi antar regional dapat mendorong inovasi sekaligus membangun kemampuan generasi muda kita yang sangat dibutuhkan di masa depan. Selama sembilan tahun terakhir, program ini telah memainkan peran penting dalam meningkatkan literasi digital di Malaysia, memberikan dampak kepada siswa maupun tenaga pendidik. Selaras dengan Cetak Biru Pendidikan Malaysia 2015-2025 (Pendidikan Tinggi), inisiatif ini membekali generasi muda dengan perangkat yang dibutuhkan untuk berkembang di dunia kerja modern sekaligus berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan di kawasan kita. Kami berharap dapat melanjutkan kemitraan ini selagi mempersiapkan generasi muda untuk memimpin di masa depan dengan lebih terhubung secara digital dan lebih sejahtera,” ujar Ybhg. Dr. Mohd. Azam Ahmad, Direktur Jenderal Kementerian Pendidikan Malaysia.
Dr. Piti Srisangnam selaku Direktur Eksekutif ASEAN Foundation menekankan peran penting program ini, “Program ASEAN DSE merupakan inisiatif utama kami untuk membina talenta muda di seluruh kawasan ASEAN. Dengan membekali mereka perangkat digital dan keterampilan data yang dibutuhkan, kami memberdayakan generasi muda untuk berpikir kritis dan berinovasi dalam memecahkan masalah dunia nyata, yang akan membantu pertumbuhan pribadi mereka dan perkembangan ASEAN secara keseluruhan.”
Sebagai pemimpin global dalam aplikasi perusahaan dan bisnis berbasis AI, SAP bertekad untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi kompleksitas dunia yang berkembang pesat dengan berfokus pada tiga rangkaian keterampilan penting: keterampilan kewirausahaan, keterampilan digital, dan keterampilan abad ke-21.
“Kolaborasi SAP dengan ASEAN Foundation menunjukkan komitmen kuat kami untuk memberdayakan orang muda di kawasan ASEAN, membekali generasi pemimpin masa depan dengan keterampilan yang dibutuhkan di dunia yang terus berkembang dan berbasis data saat ini. Melalui inisiatif ini, kami membantu mengembangkan talenta teknologi inovatif di seluruh kawasan Asia Tenggara agar mereka dapat mendorong perubahan yang berdampak dan membantu organisasi di negara-negara ini mempercepat inovasi,” ucap Liher Urbizu selaku President and Managing Director, SAP Southeast Asia.
Sejak diluncurkan tahun 2017, program ASEAN DSE telah memberdayakan lebih dari 111.000 orang muda usia 15-30 tahun, termasuk mereka yang berasal dari komunitas tidak terjangkau. Bahkan, telah melibatkan lebih dari 3.300 tenaga pendidik di seluruh ASEAN, dengan lebih dari 55 persen perempuan sebagai penerima manfaat. Dengan membekali talenta muda dengan kompetensi digital, program ini mendukung Rencana Kerja Pemuda ASEAN 2021-2025 (ASEAN Work Plan on Youth 2021-2025), Rencana Kerja Pendidikan ASEAN 2021-2025 (ASEAN Work Plan on Education 2021-2025), ASEAN Digital Masterplan 2025, dan ASEAN Digital Economy Framework yang berupaya untuk mendorong pengembangan ekonomi ASEAN berbasis digital serta mendorong pertumbuhan di seluruh kawasan.
 
			
 
                                








