Jawa Barat merupakan salah satu provinsi dengan indeks daya saing digital tertinggi di Indonesia. Kondisi ini memberi kesempatan bagi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. (bank bjb) untuk bisa mendukung secara digital pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat.
Senior Vice President bank bjb, Arfianto Ramadhian mengatakan bahwa strong digital leadership yang berorientasi pada inovasi dan kreativitas merupakan faktor kunci keunggulan daya saing Jawa Barat. Potensi pertumbuhan ekonomi sejalan dengan program digitalisasi yang konsisten dilakukan di Jawa Barat.
Tantangan pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat antara lain kesiapan masyarakat untuk adopsi digital, peraturan transaksi elektronifikasi dan platform yang masih beragam, konektivitas dan inklusi keuangan di berbagai pedesaan yang perlu perhatian khusus, serta menciptakan lingkungan yang mendukung kolaborasi lintas sektor.
“Berangkat dari tantangan yang ada, kita berpikir bahwa bank-bank daerah merupakan kekuatan baru yang bisa mendukung daerahnya agar menjadi maju,” papar Arfianto saat penjurian Indonesia Digital Innovation & Achievement Awards (IDIA) 2024 yang digelar oleh Business Asia Indonesia.
Arfianto mengungkapkan, seandainya 20 Bank Pembangunan Daerah (BPD) di seluruh Indonesia bergabung maka akan memiliki total aset Rp982 triliun dan total deposit Rp730 triliun. Dari total aset Rp982 triliun, bank bjb mendapatkan porsi terbesar yaitu 17,9%.
Transformasi Digital
Pada 2018 pemanfaatan teknologi digital di bank bjb masih berupa electronic channel basic melalui implementasi EDC, debit card, dan ATM. Saat pandemi Covid-19, bank bjb mengembangkan uang elektronik dan QRIS yang membantu masyarakat saat transaksi keuangan. Inovasi ini menaikkan profit bank bjb sebesar 68%.
Pada 2021, bank bjb melakukan pengembangan yang sangat serius di bidang digital banking. Selanjutnya pada 2023 dan 2024, bank bjb fokus menciptakan ekosistem digital.
“Saat kita memiliki fitur yang baik, sustainability dan operasional yang bagus, maka kita berkembang ke arah ekosistem. Kita kerjasama dengan beberapa pihak seperti Toko Ladang, Tokopedia, Traveloka, dan lain-lain, serta mengembangkan fitur-fitur lain bekerjasama dengan agregator. Kita menciptakan ekosistem baru yang bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat,” ujar Arfianto.
Transformasi digital yang dilakukan bank bjb diantaranya pembuatan platform digital seperti DIGI mobile, aplikasi mobile banking yang memiliki fitur omni channels. Bank bjb juga memiliki DigiCash, DigiSMS, dan DigiLoan. DigiCash ini memiliki keunikan karena tidak mengharuskan costumer membuka rekening di bank bjb.
Arfianto menjelaskan bahwa DIGI Mobile memberikan berbagai kemudahan. Contohnya, masyarakat bisa menggabungkan uang elektronik dan tabungan (Multiple Bank Source of Fund). Costumer juga bisa membuka rekening dengan mudah di DIGI Mobile melalui Onboarding Services. Saat ini, bank bjb sedang mengembangkan teknologi artificial intelligence (AI) ke dalam DIGI Mobile.
Ia mengungkapkan bahwa dari transaksi di bank bjb tahun ini, ada kecenderungannya penggunaan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) mengalami penurunan yang cukup signifikan, sementara frekuensi transaksi di mobile banking sangat tinggi. Pada 2023, DIGI Mobile memiliki 1,8 juta user, QRIS Merchant sebanyak 1 juta, dan 17,9 ribu agen bjb BiSA.
Bank bjb mulai membangun ekosistem digital melalui empat poin mulai dari society, UMKM, corporate, dan government. Untuk society, bank bjb memperkaya touchpoint digital untuk meningkatkan loyalitas dan pengalaman nasabah dengan membangun e-Parking, e-Ticketing, DigiCash, Agen Laku Pandai, dan lain-lain.
Untuk penunjang digital ekosistem lainnya yaitu UMKM, bank bjb memanfaatkan open banking API untuk meningkatkan up-selling produk dan layanan seperti Kredit UMKM, QRIS, dan bjb Bisa!. Selain pemberian kredit, ada juga proses pelatihan untuk para debitur.
Secara corporate, bank bjb menyediakan layanan dan solusi digital keuangan seperti payroll management, corporate credit card, dan expense management. Sementara untuk government, bank bjb meningkatkan perannya sebagai mitra utama pemerintah daerah untuk penyaluran dana bantuan pemerintah serta layanan perizinan online seperti e-Retribusi, Smart Village, SP2D Online, bjb Indah, e-BPHTB, dan e-Tax.
Arfianto menyampaikan bahwa mobile banking bank bjb diperkaya dengan beberapa fitur yang dikhususkan untuk pemerintah provinsi dan pemerintah daerah. Bank bjb menerapkan konsep open banking sehingga bisa bekerjasama dengan pihak ketiga.
Untuk mendukung inklusi keuangan, bank bjb mengembangkan Desa Digital, sebuah konsep program yang menerapkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang terintegrasi dalam pelayanan publik dan kegiatan perekonomian.
Melalui Program Desa Digital, bank bjb mengembangkan rekening biro Bumdes, rekening giro kas desa, Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Terpadu (Pesat), QRIS, kredit UMKM, Smart Village, menciptakan petani millenial, One Pesantren One Product, dan lain-lain.
Pada 2023, bank bjb memiliki 17,9 ribu agen bjb BiSA (laku pandai), 4.096 petani milenial, serta 16 Desa Digital yang bertambah menjadi 40 Desa Digital pada 2024.
“Proses yang kita lakukan untuk membangun Desa Digital dimulai dari literasi, pembangunan infrastruktur, serta membangun digital payment system di keuangan desa tersebut sehingga bisa mendorong perekonomian desa,” tuturnya.
Intinya, bank bjb telah mengembangkan berbagai fasilitas digital untuk mendorong perekonomian desa berupa mobile banking yang sudah terintegrasi dengan pihak ketiga, agen laku pandai, pemasangan bjb EDC berbasis android, QRIS, ATM, uang elektronik DigiCash, dan lain-lain.
Saat ini beberapa project yang sedang diinisiasi bank bjb diantaranya integrasi fitur eGovernment, onboarding yang diperkaya teknologi AI, internet banking corporate, e-Money server based, Paylater & P2P Landing, pengembangan Digital Laku Pandai, virtual card, dan lain-lain.
“Sebenarnya kita yang berasal dari daerah ini sedang berupaya untuk mendorong pembangunan ekonomi di daerah masing-masing agar bisa membangun ekonomi secara nasional. Ini kita lakukan melalui proses digitalisasi di bank bjb,” tutup Arfianto.