Jakarta, Business Asia – Bank Mega Syariah mencatatkan total pembiayaan produktif sebesar lebih dari Rp5,2 triliun. Total pembiayaan ini mencapai 58% dari total penyaluran pembiayaan yang mencapai Rp 8,9 triliun.
Dari total pembiayaan produktif yang disalurkan, tiga sektor utama menjadi penyerap terbesar yaitu sektor Industri Pengolahan; Pertambangan dan Penggalian; serta Pendidikan. Pembiayaan pada sektor Industri Pengolahan dan sektor Pertambangan dan Penggalian masing-masing tercatat lebih dari Rp1 triliun atau sekitar 11% dari total pembiayaan. Sementara itu, sektor Pendidikan mencapai sekitar Rp900 miliar (10%).
Beberapa sektor lainnya adalah Konstruksi (9,4%); Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (6,8%); serta Pertanian, Perburuan dan Perhutanan (3%). Sisanya tersebar ke sektor-sektor lain seperti Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi, Perdagangan Besar dan Eceran serta berbagai sektor lainnya.
“Kami sadar masih banyak sektor-sektor usaha yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Maka dari itu, kami mencoba untuk merambah segmen pasar ke sektor-sektor strategis lainnya yang sesuai dengan risk appetite Bank Mega Syariah,” ujar Direktur Bisnis Bank Mega Syariah – Rasmoro Pramono Aji, atau biasa disapa Oney.
Sebelumnya Bank Mega Syariah ikut serta dalam sindikasi pembiayaan sebesar Rp 500 miliar kepada PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS). Dalam sindikasi senilai Rp 2 triliun tersebut, Bank Mega Syariah menjadi satu-satunya bank berbasis syariah yang terlibat.