PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) berkomitmen untuk ambil bagian mendukung secara langsung salah satu isu utama yang diusung Indonesia dalam presidensi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 2022 di Bali yaitu transisi energi berkelanjutan.
Komitmen itu diwujudkan dengan mengurangi sampah plastik melalui penyediaan 20 unit Reverse Vending Machine (RVM) atau mesin daur ulang botol plastik, karena bahan baku sampah tersebut dari produk turunan bahan bakar minyak.
Seperti diketahui, salah satu bahan baku pembuat plastik adalah Polytam yang merupakan produk turunan dari energi fosil. Adapun Polytam merupakan produk Polypropylene (PP).
Melalui upaya tersebut, Wakil Direktur Utama BSI – Bob Tyasika Ananta mengajak masyarakat Bali untuk mengurangi sampah plastik. Untuk itu BSI berkolaborasi dengan Plasticpay akan menempatkan lebih dari 20 mesin RVM yang tersebar pada Side Event G20 di Bali Collection, Main Event G20 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kantor Cabang BSI serta publik area lainnya di Pulau Dewata.
Menurutnya, BSI ingin menjadi bagian dari keberlanjutan berbagai aspek terkait hal-hal fundamental di kehidupan masyarakat. Di antaranya dari sisi ekonomi, lingkungan maupun pemberdayaan. Program ini merupakan bagian dari aksi green activity yang akan terus dijalankan perseroan. Ke depan BSI pun berkomitmen kuat semakin meningkatkan dampak positif dan memberikan nilai lebih bagi masyarakat, lingkungan dan aspek ekonomi.
“Tujuan dari program BSI ini adalah meningkatkan awareness masyarakat dalam penerapan green economy melalui prinsip 3P People, Planet dan Profit. BSI mengajak masyarakat Bali untuk dapat menjalankan usaha yang dimiliki termasuk dalam bidang pariwisata dengan tetap menjaga kelestarian alam, khususnya di Bali sebagai salah satu destinasi dunia yang menjadi kebanggaan Indonesia sekaligus melakukan pemberdayaan UMKM Indonesia, katanya.”
Dari aspek ekonomi, masyarakat yang membuang botol plastik ke mesin-mesin RVM BSI akan mendapatkan Rp56,- per satu botol plastik. Poin tersebut dapat langsung di konversi menjadi saldo tabungan BSI.
Dari sampah botol plastik yang dikumpulkan, selanjutnya akan diolah dan dijadikan berbagai souvenir menarik. Seperti tempat laptop, pouch, sajadah, topi, sepatu, goodie bag, dll oleh pelaku UMKM Indonesia.
Selain di Bali, BSI bersama Plasticpay telah menempatkan 17 RVM di seluruh Indonesia dari rencana 50 RVM yang akan ditempatkan sampai tahun 2023. Dimana dari hasil pengolahan sampah di mesin RVM, telah terkumpul 1.577 kg sampah botol plastik atau setara dengan 90.521 buah botol plastik.
Melalui RVM ini pula BSI telah membantu mengurangi emisi karbon sebanyak 6.245.937 gram. Selain itu program penempatan RVM ini juga memberikan dampak positif bagi para pelaku UMKM. Bahkan hingga November 2022 tercatat lebih dari 600 barang telah diproduksi oleh UMKM Indonesia.
Upaya ini pun sejalan dengan penerapan prinsip ESG oleh BSI. Di mana perseroan mencatat pembiayaan terkait ESG terus mengalami peningkatan dan ke depannya akan diakselerasi. Harapannya perseroan mampu menghadirkan value yang lebih baik kepada seluruh stakeholder.
Tentunya value tersebut dihasilkan dari keselarasan antara kepentingan ekonomi, sosial dan lingkungan hidup. Per September 2022, pembiayaan keuangan berkelanjutan BSI mencapai Rp51,03 triliun atau 25,54% dari total pembiayaan BSI.
Perseroan juga menggencarkan implementasi keuangan berkelanjutan dengan penyaluran dana corporate social responsibility (CSR) yang mengusung konsep 3P (people, planet dan profit). Dana CSR yang disalurkan BSI ke berbagai sektor socioeconomic mencapai Rp84,1 miliar. Salah satunya pendampingan dan pengembangan lebih dari 20 Desa Binaan BSI yang tersebar di Seluruh Indonesia.
Sementara itu, dalam bidang spiritual, BSI membangun masjid-masjid di tempat wisata. Terbaru yakni Masjid BSI Bakauheni di Provinsi Lampung yang hingga saat ini masih dalam proses pembangunan.
Adapun terkait People, BSI telah memberikan lebih dari 400 penerima manfaat program beasiswa, sedangkan dalam hal Charity dan Environment BSI melakukan gerakan penanaman pohon lebih dari 20.000 bibit di daerah – daerah berpotensi rawan bencana, pemasangan solar panel di kantor cabang, desa binaan BSI serta masjid pedalaman NTT.