PT Bukit Asam Tbk (PTBA) terus berupaya untuk mendukung kemajuan para pengrajin batik di wilayah Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Upaya tersebut diwujudkan PTBA dengan membentuk Sentra Industri Bukit Asam (SIBA) Batik Kujur.
Batik Kujur sendiri merupakan motif khas Muara Enim yang mengangkat kearifan lokal, yakni kujur, kopi, rumah tengkiang, dan bunga tanjung. Kujur merupakan senjata tradisional berupa tombak peninggalan nenek moyang masyarakat Tanjung Enim. Sejauh ini ada 12 kelompok SIBA Batik Kujur dengan total ada 35 pengrajin.
Para pengrajin yang ada di SIBA ini adalah ibu-ibu rumah tanggah di Kelurahan Tanjung Enim, khususnya Dusun Tanjung. Produk yang dihasilkan para pengrajin ini sendiri cukup beragam. Beberapa di antaranya adalah Batik Kujur ramah lingkungan yang dibuat dengan menggunakan pewarnaan alami yang memanfaatkan tanaman endemik.
Bukan hanya enjual produk dalam bentuk lembaran kain batik, para pengrajin juga menciptakan berbagai inovasi produk Batik Kujur seperti topi, kipas, dompet, tas, baju dan masker. PTBA sendiri menfasilitasi SIBA Batik melalui penyediaan Gerai Batik Kujur di area SIBA Center. Selain itu, PTBA juga menyediakan infrastruktur dalam produksi batik di SIBA.
Vice President Sustainability PTBA, Hartnono menjelaskan bahwa pihaknya juga sudah memberi bekal pengetahuan kepada para pengrajin batik. Sejalan dengan infrastruktur yang telah diinvestasikan, Perusahaan juga telah membekali kelompok dalam pemenuhan capacity building berupa Pelatihan Peningkatan Kompetensi Membatik,” tutur Hartono.
“Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pengrajin batik agar mampu menghasilkan produk yang lebih baik.” “Sehingga batik yang dihasilkan dapat dikenal oleh masyarakat luas serta meningkatkan kesejahteraan pengrajin batik dan masyarakat daerah binaan secara umum,” sambungnya.
PTBA juga membantu pemasaran Batik Kujur ke pasar internasional melalui berbagai ajang seperti New York Indonesia Fashion Week. “Kegiatan ini merupakan salah satu upaya melestarikan budaya daerah,” ujar Hartono. “Sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya untuk para pengrajin batik melalui program pengembangan dan pemberdayaan,” pungkasnya.