Bertepatan dengan bulan Ramadhan sebagai bulan suci yang penuh berkah bagi seluruh umat Muslim. Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) sebagai induk organisasi yang beranggotakan 25 Serikat Pekerja (SP) di lingkungan Pertamina dengan anggota tidak kurang dari 15.000 orang, telah memasuki usia dua dasawarsa atau 20 tahun.
Sebagai wujud syukur di dua momen penting tersebut, FSPPB menggelar acara tasyakuran berupa santunan ke panti asuhan dan berbagi kepada petugas kebersihan disekitar Monas dan kawasan Jalan Medan Merdeka Timur serta dilanjutkan dengan buka puasa bersama di kantor federasi yang berada di Gedung Gerakan Pramuka Kwartir Nasional, Jakarta, Jumat (31/3/2023).
“Acara tasyakuran dan buka puasa bersama dan santunan ini sebagai salah satu ungkapan rasa syukur dan kepedulian dari seluruh pekerja dalam serikat pekerja yang berada dalam konstituen FSPPB,” ucap Arie Gumilar Presiden FSPPB mengawali kata sambutannya.
Dalam kesempatan itu pula Arie Gumilar menyampaikan pernyataan terkait kiprah FSPPB di usia dua dasawarsa ini. “Kita masih menyampaikan keprihatinan atas kejadian kebakaran di DEPO plumpang, dan terus mendukung upaya-upaya recovery yang dilakukan perusahaan termasuk proses audit investigasi. FSPPB juga berkomitmen untuk terus memperjuangkan hak-hak pekerja dan keluarganya,” katanya.
Disamping itu lanjut Arie, FSPPB tetap berharap kepada pemerintah untuk mengambil kebijakan yang adil. “FSPPB tentu juga berharap kepada Pemerintah dan pemangku kebijakan agar segera mengambil kebijakan yang adil bagi semua pihak, termasuk bagi Pertamina dengan tidak mencederai hak-hak masyarakat yang terdampak,” tegasnya.
“FSPPB juga mengajak kepada masyarakat dan semua pihak agar tetap tenang dan tidak terprovokasi dari oknum-oknum yang memanfaatkan situasi dibalik musibah yang terjadi,” sambung Arie.
Selanjutnya terkait dengan IPO di tubuh anak perusahaan PT Pertamina (Tbk), FSPPB tetap menolak. “FSPPB tetap pada posisinya menolak upaya privatisasi perusahaan melalui IPO baik yang sudah dilakukan terhadap PT PGE maupun rangkaian IPO lanjutan terhadap anak-anak usaha lain di bawah PT Pertamina. Untuk itu FSPPB meminta kebijaksanaan Presiden RI, dan Dewan Perwakilan Rakyat yang terhormat dan semua pihak yang memegang otoritas di negeri ini yang merasa sayang pada masa depan energi dan keamanan negara di aspek Energi agar mempertimbangkan agar IPO-IPO ini dibatalkan. Hendaknya kita malu pada para pahlawan yang sudah bersusah payah menasionalisasi migas di masa lalu. Tugas kita adalah menjaganya bukan meniadakannya,” ucap Arie tegas.
Dalam pernyataan penutupnya, Arie Gumilar menuturkan, “Pada momentum dasawarsa kedua perjuangan FSPPB mengharapkan doa dan dukungan dari segenap anak bangsa dan elemen masyarakat di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, agar FSPPB tetap istiqomah dalam menjaga komitmen perjuangannya, menjaga kelangsungan bisnis perusahaan dan juga cita-cita bersama yakni Kedaulatan Energi Nasional. FSPPB akan terus perjuangkan bagaimana penguasaan energi itu tetap selalu dikuasai oleh negara sesuai amanat UUD 1945 Pasal 33 ayat 2.”
Acara tasyakuran dan buka puasa bersama dihadiri oleh Manajemen Holding dan Subholding. seluruh Ketua dan Pengurus Organisasi Serikat Pekerja Pertamina, Kemenaker, Intelkam, BNPT, Aktivis dan Pengamat Energi, Pensiunan Pertamina, Pengurus Kwarnas, Badan Dakwah Islamiah, BAZMA, mahasiswa, wartawan, dan tamu undangan.