Jakarta, Business Asia – Indonesia Financial Group (IFG) sebagai Holding BUMN Asuransi, Penjaminan dan Investasi yang merupakan bagian dari Danantara Indonesia, memandang pertumbuhan dan keberlanjutan industri asuransi nasional tidak dapat dilepaskan dari perannya sebagai penggerak stabilitas sistem keuangan nasional.
Memasuki Semester II tahun 2025, industri asuransi Indonesia dihadapkan pada tantangan struktural yang tidak ringan. Ketidakpastian global, tekanan inflasi, pelemahan daya beli masyarakat, serta peningkatan rasio klaim di sektor asuransi umum, menjadi faktor yang harus direspons dengan kehati-hatian dan strategi adaptif.
Sekretaris Perusahaan IFG, Denny S. Adji menuturkan, asuransi berfungsi sebagai pelindung risiko yang mendukung keberlanjutan sektor produktif dan perlindungan sosial masyarakat. “Industri asuransi kini memikul peran strategis sebagai instrumen keuangan yang memberikan perlindung terhadap risiko. Integrasi kebijakan, pengawasan adaptif, dan literasi publik menjadi pondasi ekosistem terintegrasi.”
Melihat prospek industri asuransi saat ini, Denny menilai peluang tetap terbuka lebar melalui reformasi kebijakan, digitalisasi layanan, serta komitmen pemangku kepentingan dalam membangun sistem keuangan yang berkelanjutan.
“Di tengah tekanan eksternal dan domestik, industri asuransi perlu menata ulang pendekatan bisnis dengan menempatkan tata kelola, inovasi, dan integrasi sebagai fondasi utama.”
Dirinya berpandangan, industri asuransi dan dana pensiun memegang peranan strategis sebagai investor di pasar keuangan nasional, dengan kepemilikan sekitar 19% pada Surat Berharga Negara (SBN).
Mayoritas aset investasi sebesar 63 persen dialokasikan ke obligasi, sementara sisanya tersebar pada saham, deposito, dan reksa dana.
Sebagai bagian dari komitmen untuk turut mendorong penguatan ekosistem industri asuransi, IFG menyelenggarakan agenda “IFG MEDIA BRIEF: Insurance Industry Outlook – Challenges and Opportunities” di Graha CIMB Niaga, Jakarta, pada Rabu, 30 Juli 2025.
Kegiatan ini akan menjadi ruang dialog terbuka antara IFG dan media untuk membahas prospek industri dari sudut pandang riset dan kebijakan.
Acara ini juga menghadirkan pemaparan dari para peneliti IFG Progress seperti Ibrahim Kholilul Rohman, Mohammad Alvin Prabowosunu, dan Rosi Melati yang mengulas topik seputar outlook ekonomi,performa industri asuransi jiwa dan umum, serta tantangan makro yang perlu diantisipasi para pelaku industri.
Selain menyajikan insight atau perspektif berbasis data, dengan forum IFG MEDIA BRIEF ini diharapkan akan menjadi jembatan informasi strategis bagi media dan masyarakat untuk memahami arah industri asuransi ke depan.
“Melalui kegiatan ini, kami berharap dapat membangun persepsi yang lebih konstruktif terhadap industri asuransi nasional,” jelas Denny.
Dengan mengangkat tema “Insurance as an Integrated Economic System”, IFG menegaskan bahwa industri asuransi bukan sekadar instrumen proteksi, melainkan bagian penting dari kerangka pembangunan ekonomi berkelanjutan. Dengan semangat kolaborasi, IFG menilai asuransi dapat menjadi penggerak pertumbuhan yang berdaya tahan pada masa mendatang.
“Dengan pendekatan riset yang kuat dan narasi berbasis data, IFG ingin memperkuat sinergi antara media, pelaku industri, dan regulator dalam memperkuat sistem keuangan yang terintegrasi,” tutup Denny.
Tentang Indonesia Financial Group
Pada tahun 2020, Pemerintah melakukan pembentukan Holding Asuransi dan Penjaminan dengan menetapkan BPUI menjadi Perusahaan Induk melalui Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2020 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero).
Sehubungan dengan pembentukan holding tersebut, berdasarkan surat Kementerian BUMN nomor S 562/MBU/08/2020 tanggal 6 Agustus 2020, Kementerian BUMN telah menyetujui perubahan brand logo BPUI menjadi Indonesia Financial Group (IFG).
IFG memiliki tujuh belas anggota holding yang terdiri dari anak perusahaan dan cucu perusahaan, yang meliputi PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), PT Asuransi Kerugian Jasa Raharja (Jasa Raharja), PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), PT Bahana Sekuritas, PT Bahana TCW Investment Management, PT Bahana Artha Ventura, PT Grahaniaga Tatautama, PT Bahana Kapital Investa, PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life), PT Penjaminan Jamkrindo Syariah, PT Jaminan Pembiayaan Askrindo Syariah, PT Jasaraharja Putera, PT Asuransi Jasindo Syariah, PT Reasuransi Nasional Indonesia (Nasional Re), PT Mitrasraya Adhijasa, dan PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia,