PT Bank Syariah Indonesia (BSI) terus memperkuat inovasi dan strategi guna mengakselerasi percepatan transaksi digital. BSI juga menyiapkan digital banking menjadi financial superstore yang akan memberikan layanan finansial, sosial dan spiritual yang komprehensif.
Umi Kawiryani Tjiptoningsih, Department Head of Digital Strategy Innovation and Customer Experience BSI menjelaskan BSI yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 1 Februari 2021 merupakan merger dari Bank Mandiri Syariah, BRI Syariah dan BNI Syariah.
“Dari mulai merger tahun 2021 sampai saat ini, BSI sudah memiliki lebih dari 18 juta nasabah, dengan user teregistrasi BSI mobile sudah lebih dari 5 juta,” papar Umi dihadapan dewan juri Indonesia Digital Innovation & Achievement Awards (IDIA) Awards 2023 yang digelar secara online pada Senin (25/9/2023)
Untuk melayani jutaan nasabah, terangnya, digital banking BSI disiapkan menjadi financial Superstore yang akan memberikan layanan mulai dari financial value proposition, social value proposition, hingga spiritual value proposition. ”Apapun yang dibutuhkan nasabah dari bangun pagi sampai tidur kembali sebenarnya semua ada di BSI,” terang Umi.
Dari sisi financial value proposition, BSI menyiapkan transaksi yang sangat simpel dan mudah. Harapannya kedepan 100 persen merupakan transaksi digital. Misalnya, pembukaan rekening prosedurnya kurang dari 10 menit.
Selanjutnya, social value proposition melalui one stop Islamic social responsibilities untuk layanan transaksi Automatic ZISWAF (Zakat, Infaq, Shodaqah, dan Wakaf), fleksibel qurban, akses haji dan lain-lain melalui Digital Mobile BSI. “Dari sisi spiritual value proposition, ada share value yang mempererat kami dengan user. Jadi ada engagement value spiritual seperti notifikasi untuk mengingatkan waktu salat,” terang Umi.
BSI juga mendorong pengembangan produk digital banking pada enam aspek yaitu uniqe products, complete offering, enhance UI/UX, stability, talent agent, dan digital ekosistem. Aspek Unique products yaitu fitur-fitur di BSI Mobile dan layanan digital lainnya yang sangat unik. “Kenapa BSI unik karena ada tiga value prepotition yaitu spiritual, social dan financial. Ke depan, kami akan menambah dari sisi lifestyle juga,” terang Umi.
Untuk aspek complete offerings, BSI Mobile terus menambah fitur-fitur layanan keuangan, sosial dan spiritual yang lebih lengkap dan personalize untuk nasabah. Umi mencontohkan, saat membuka rekening nasabah sudah menggunakan face recognition. Contoh lainnya yaitu pembukaan rekening emas, Ziswaf, fitur islami, tarik tunai tanpa kartu, QRIS, pembayaran digital, investment dan lain-lain.
Dari aspek stability, digital banking menjadi new value proposition bagi BSI. Menurut Umi, untuk BSI kontribusi Fee Based Income (FBI) sebesar 40% dari layanan digital. Karena itu, pengembangan digital banking BSI dilakukan dari omni channel menjadi superapp dan Bank-as-a-Service (BaaS).
Dari aspek Enhance UI/UX, BSI sedang mengembangkan superapp untuk menyediakan one solution in one platform. BSI Superapp mempunyai layanan teknologi, fitur dan ekosistem yang lengkap. Menurut Umi, BSI Superapp akan diluncurkan pada tahun 2024.
Selain memperkuat dari sisi BSI Superapp, BSI juga memperkuat ekosistem digita melalui BaaS (Banking-as-a-service). BaaS adalah proses end-to-end dimana pihak ketiga seperti Fintech, non-fintech, pengembang, dan lain-lain, dapat mengakses dan menjalankan kemampuan layanan keuangan tanpa harus mengembangkannya secara organik. “Mereka dapat mengintegrasikan perbankan digital dan layanan pembayaran ke dalam produk mereka sendiri,” imbuh Umi.
Sementara, dari aspek talent agility, BSI melakukan pengembangan sumber daya manusia (SDM) informasi teknologi (SDM IT) dan digital untuk meningkatkan kualitas digital banking. BSI membangun Digital Lab untuk meningkatkan kualitas talent digital dan inkubasi squad untuk percepatan proses development dan inovasi.
BSI telah membangun dua Digital Lab di Sleman, Yogyakarta dengan kapasitas hingga 100 orang, serta di Pejompongan, Jakarta dengan kapasitas 80 orang.
Untuk memperkuat ekosistem Islam, Digital Banking BSI menggunakan beberapa channel seperti masjid, sekolah, pondok pesantren, Ziswaf, sertifikasi halal, serta haji dan umroh. Digital Banking BSI juga mengembangkan ekosistem Islam melalui Bank as a Service (BaaS).
Untuk penerapan IT Security karena cybersecurity selalu ber-evolusi, BSI perlu mengikuti trend yang ada. BSI memiliki Target Operating Model (TOM) & IT Governance yang dianalogikan seperti pengamanan rumah tinggal dengan Multi Layer Defense Mechanism untuk melindungi dari adversaries.
BSI juga mengadopsi pengamanan siber berlapis (R1-R5) dengan control pengamanan yang berbeda pada setiap lapisannya (multi layer).
Keberhasilan inovasi dan transformasi teknologi informasi di era digital ini tak lepas dari komitmen dan dukungan top management/ CEO BSI. Direksi selalu memberikan dukungan dan arahan terkait inovasi dan transformasi digital di BSI. “Direksi telah membentuk Project Management Office (PMO) yang akan mempermudah untuk bekerja lintas unit kerja yang berperan untuk meng-handle project-project terkait digital banking yang dinamakan dengan The Magnificent 7+,” terang Umi.
Dukungan top management membawa Digital BSI memperoleh berbagai penghargaan atas kinerja yang kuat dalam berbagai bidang. Diantaranya The Best leader for Business Sustainability 2022 (Warta Ekonomi), Inovasi untuk Negeri (Merdeka Award), Detik Award untuk Bank Dengan Pertumbuhan Laba Tertinggi Detik Award, Special Recognition of Outstanding Initiative Indonesia Award 2023 – CNN, Infobank – Digital Brand Award 2023, dan Indonesia Customer Experience of the Year – Banking Asian Experience Awards 2023.