Kinerja sektor logistik Indonesia mengalami penurunan yang tercermin pada angka Logistic Performance Index (LPI) tahun 2023 yang turun 17 level dibandingkan tahun 2018. Kondisi ini menjadi tantangan bagi Lembaga National Single Window (LNSW) agar LPI Indonesia ke depan semakin meningkat.
Direktur Teknologi Informasi LNSW, Kementerian Keuangan RI, Rachmad Solik memaparkan hal tersebut saat mengikuti penjurian Indonesia Digital Innovation & Achievement Awards (IDIA) Awards 2023 yang digelar secara online pada Senin (14/9/2023). Pada penjurian tersebut, Rachmad menyampaikan paparan berjudul Transformasi Digital Pelayanan Publik untuk Mendukung Ekspor, Impor, dan Logistik.
IDIA Awards 2023 merupakan ajang bergengsi yang dilaksanakan sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah melakukan inovasi terkait adopsi digital dalam memberikan layanan yang beragam sesuai perkembangan zaman.
Kinerja logistik nasional, lanjutnya, juga menghadapi tuntutan masyarakat yang mengharapkan birokrasi semakin sederhana, ekosistem logistik yang memudahkan bagi pelaku usaha, transparansi semakin meningkat, biaya logistik semakin menurun, serta pencegahan korupsi. “Beberapa espektasi dari masyarakat ini menjadi landasan bagi kami untuk bekerja semakin keras untuk memenuhi ekspektasi itu,” ujar Rachmad.
LNSW bertugas melaksanakan pengelolaan INSW dan penyelenggaraan SINSW dalam penanganan dokumen kepabeanan, dokumen kekarantinaan, dokumen perizinan, dokumen pelabuhanan/kebandarudaraan, dan dokumen lain, yang terkait dengan ekspor, impor, dan/atau dokumen logistik nasional secara elektronik .
Rachmad menerangkan bahwa INSW atau Indonesia National Single Window merupakan bagian dari ASEAN Single Window. INSW hadir sebagai jawaban dari kesepakatan ASEAN Concord tahun 2008 di Bali.
“Kesepakatan ini merupakan komitmen pemerintah dalam rangka kerjasama ekonomi ASEAN dan internasional. INSW ini juga untuk memenuhi kepentingan nasional untuk mendorong kinerja pelayanan ekspor impor dalam penyelesaian permasalahan arus barang,” terang Rachmad.
NSW juga merupakan best practice dari The United Nations Economic Commission for Europe (UNECE) yang menyebutkan bahwa single windows merupakan sebuah fasilitas yang memungkinkan pihak-pihak terkait untuk mengatur perdagangan dan transportasi dengan adanya standardisasi informasi dan dokumen melalui satu pintu (single-entry point).
Rachmad memaparkan, ada empat pilar yang digunakan untuk pengembangan single window yaitu harmonisasi kebijakan, simplifikasi proses bisnis, standardisasi data, dan transparansi. “Single window yang saat ini kita kembangkan tidak semata-mata berkenaan dengan ekspor impor, tapi juga beriringan dengan pajak penerimaan negara, transportasi dan logistik, sekuriti, dan lain-lain” imbuhnya.
Menurut Rachmad, single window ini menjadi sebuah pintu utama bagi kementerian dan lembaga dalam kerangka pelaksanaan ekpor impor dan logistik nasional.
“Jadi cukup melalui satu pintu dimana back and process-nya dari seluruh kementerian dan lembaga tanpa menghilangkan kewenangan kementerian dan lembaga tersebut, kemudian kita lakukan penyerderhanaan yang membuat pelaku usaha cukup melalui Single Window Environment,” terangnya.
Lebih lanjut Rachmad menjelaskan bahwa mandat awal dari LNSW berkenaan dengan ekspor impor, kemudian bertambah hingga saat ini menggawangi ekosistem logistik nasional bersama dengan bea cukai dan kementerian/lembaga terkait.
“Mandat-mandat ini muncul karena apa yang dilakukan LNSW memberi dampak positif bagi pelayanan publik terutama integrasi antar kementerian dan lembaga yang berimbas pada kemudahan bagi pelaku usaha,” tuturnya. Beberapa mandat baru tersebut antara lain penguatan probis ekspor impor, pengelolaan batu bara, hingga kawasan ekonomi khusus.
“Sistem yang kami bangun end to end sehingga kementerian dan lembaga terkait sebagai user bisa memanfaatkan data dan informasi yang kami bangun seperti kementerian perdagangan, bea cukai, DJP dan sebagainya,” terang Rachmad.
Menurutnya, ada lima peran strategis LNSW yaitu berkenaan dengan penerimaan negara, reformasi layanan kementerian dan lembaga, fasilitasi, integrasi probis internasional, dan dukungan manajemen. Selanjutnya, INSW tidak lepas dari dua pilar yaitu Tradenet yang mengintegrasikan sistem perizinan 18 kementerian/lembaga dengan sistem kepabeanan terkait arus dokumen.
Pilar kedua yaitu Portnet yang terkait integrasi sistem kepelabuhan dengan sistem kepabeanan. “Disamping arus barang dan arus dokumen, kita saat sedang menjajaki arus uang. Integrasi payment berkaitan dengan devisa hasil ekspor. Kami sedang berkoordinasi dengan Bank Indonesia agar arus dokumen, arus barang, dan arus uang menjadi satu siklus end to end,” terang Rachmad.
Selain terintegrasi dengan 18 kementerian/lembaga, lanjutnya, LNSW juga terkoneksi dengan ASEAN Single window dan beberapa negara multi lateral seperti Jepang, Korea, China, Australia, dan yang sedang dalam proses yaitu Uni Emirat Arab.
Rachmad menjelaskan, sebelum implementasi sistem INSW, para pelaku usaha harus datang ke seluruh kementerian/lembaga untuk menyampaikan persyaratan baik perizinan maupun kegiatan ekspor impor baik manual maupun sistem. Pihaknya kemudian melakukan penyederhanaan sebagai bagian dari inovasi proses bisnis, yang tadinya flow-nya panjang menjadi sederhana.
“Para pelaku usaha cukup datang ke sistem INSW. Dari sistem INSW ini data-data kami kirimkan ke kementerian/lembaga terkait sesuai kebutuhan dan kewenangannya. Jadi single entry multiple use, sekali entry di INSW bisa digunakan di kementerian lembaga terkait sehingga semua menjadi paperless, efisien, dan kolaborasi,” terangnya.
“Sistem INSW sebagai kolaborator antara Business to Business (B2B), Business to Government (B2G), dan Government to Government (G2G) untuk mewujudkan kegiatan perdagangan yang efisien, transparan, dan konsisten melalui platform digital,” imbuh Rachmad.
Capaian LNSW ini membuahkan berbagai penghargaan diantaranya Bisnis Indonesia Logistic Award 2022 Government Of The Year, Top Digital Implementation 2022 #Level Star 5, Top 45 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2020 dan 2021, Top 10 Kompetisi Inovasi Kemenkeu Tahun 2021, Certificate Of Merit dari World Customs Organization, dan lain-lain.
Selain itu LNSW sudah menjadi rujukan internasional. Beberapa negara ASEAN meminta Indonesia untuk menjadi mentor dalam kerangka pengembangan national single window. INSW juga menjadi rujukan dari beberapa negara seperti Zanzibar, Tanzania, Madagaskar dan lain-lain.
