Businessasia.co.id – Wirausaha sosial memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian Indonesia, mewakili 2% dari PDB dan menciptakan lapangan kerja bagi perempuan, pemuda, penyandang disabilitas, serta komunitas rentan dengan tingkat yang lebih tinggi dibandingkan bisnis lainnya. Wirausaha sosial juga mendorong kesetaraan gender, dengan hampir 70% tenaga kerjanya adalah perempuan. Namun, pertumbuhan mereka masih terkendala oleh infrastruktur yang kurang memadai dan akses dukungan yang tidak merata, terutama di luar Jawa. Menjelang bonus demografi, pengembangan wirausaha berkualitas dan pemerataan dukungan bagi perusahaan menjadi hal yang sangat penting.
Wirausaha sosial ini sering disebut sebagai “Zebra”, yaitu perusahaan yang diibaratkan seperti perpaduan hitam dan putih: berorientasi profit sekaligus berorientasi dampak terhadap sosial maupun lingkungan. Tidak seperti Unicorn yang mengejar disrupsi secara cepat, Zebra berfokus pada penyelesaian masalah nyata sekaligus membangun profitabilitas yang stabil dan berkelanjutan.
CEO Instellar Impact Romy Cahyadi mengungkapkan model wirausaha sosial atau Zebra cocok untuk kewirausahaan di Indonesia.
“Kenapa Zebra ini muncul? Karena dia sebetulnya antitesis dari model Unicorn yang banyak berkembang di dunia digital startup. Di dunia digital startup yang didewakan adalah status sebagai Unicorn dengan valuasi yang besar. Padahal sebetulnya di Indonesia sebagian besar bisnis itu tidak cocok dengan model Unicorn, karena yang lebih banyak itu cocok adalah model Zebra ini,” ujar Romy dalam acara peluncuran buku “The Zebra Accelerator Playbook” di Jakarta, Kamis (2/10/2025).
Menurut Romy, model Zebra merupakan sebuah bisnis yang memiliki tiga ciri yakni pertama Zebra berfokus pada dampak (impact focus) yang artinya perusahaan itu memang didirikan untuk mengatasi atau menyelesaikan masalah sosial atau lingkungan.
Ciri kedua, model Zebra berkelanjutan (sustainable) artinya dia secara keuangan, secara bisnis berkelanjutan. Dan ciri yang ketiga Zebra memiliki arus kas (cash flow ) positif, keuangannya bagus setiap bulan.
Dengan demikian, Zebra merupakan organisasi/perusahaan yang tujuan utamanya mengatasi masalah sosial atau lingkungan dengan pendekatan bisnis.
“Contohnya bisnis yang ingin membantu supaya petani lebih meningkat kesejahteraannya misalnya, atau membantu supaya kesejahteraan nelayan meningkat dengan misalnya ada budidaya rumput laut, atau juga perusahaan yang memang punya fokus untuk membantu penyelesaian masalah lingkungan seperti limbah yang bisa diolah menjadi bahan baku yang baru,” kata Romy.
Model Zebra, lanjutnya, juga menimbulkan dampak beruntun (multiplier effect) positif dalam rantai pasok mengingat model Zebra bukan cuma berfokus pada nilai pemegang saham (shareholder value), tapi juga nilai pemangku kepentingan (stakeholder value) sehingga semua pihak terkait mendapatkan keuntungan.
Dalam kesempatan sama, Managing Director Instellar Investment Stephany Hermawan menjelaskan bahwa model Zebra ini sudah ada di Indonesia.
“Sebenarnya wirausaha sosial itu sebenarnya udah ada dari zaman dulu. Sebenarnya orang ingin berbuat kebaikan dan untuk memberikan solusi terhadap masalah di dunia sebenarnya. Apalagi di Indonesia juga sebenarnya banyak (wirausaha sosial) sejak dahulu,” kata Stephany.
Instellar Impact pada hari ini meluncurkan buku “The Zebra Accelerator Playbook”, panduan praktis langkah demi langkah bagi inkubator, akselerator, dan pihak terkait lainnya dalam memperkuat dukungan terhadap wirausaha sosial.
Buku ini menghubungkan teori dengan contoh nyata dan lembar kerja siap pakai, memberikan panduan terstruktur yang disesuaikan dengan kebutuhan unik para Zebra dan juga organisasi pendukung wirausaha atau Enterprise Support Organization (ESO) sebagai pihak pendukung.
“Yang kita harapkan adalah dengan buku ‘The Zebra Accelerator Playbook’ ini, ada lebih banyak lagi Enterprise Support Organization (ESO), inkubator, akselerator di seluruh Indonesia yang bisa kasih dukungan yang sistematis dan lebih bagus kepada para Zebra ini untuk wirausaha sosial,” kata CEO Instellar Impact Romy Cahyadi.
Dengan demikian, lanjutnya, nantinya perkembangan industri di Indonesia lebih kuat, karena fundamentalnya benar-benar bagus dan manfaatnya untuk masyarakat serta lingkungan juga lebih bagus.