Johnson & Johnson Indonesia menggelar acara Year – End Media Gathering 2023 bertajuk “Mind Behind the News” di Pacific Place, Jakarta, Kamis (15/12).
Country Leader of Communications and Public Affairs Johnson & Johnson Pharmaceutical Indonesia, Malaysia & Philippines – Devy Yheanne menyampaikan, inisiatif Johnson & Johnson Indonesia di tahun 2023 sebagai bentuk komitmen Johnson & Johnson mengedukasi masyakat mengenai pentingnya kesehatan mental.
“Kesehatan mental merupakan salah satu fokus utama kami. Jurnalisme, sebagai profesi yang memegang peran krusial dalam membentuk masyarakat, terkadang mengorbankan kesehatan mental para pelakunya. Jurnalis, yang sering kali berada di garis depan peristiwa traumatis seperti konflik, bencana alam dan menghadapi tekanan berlebih. Meskipun tugas mereka memerlukan ketangguhan dan ketahanan, kesehatan mental jurnalis sering luput dari perhatian. Padahal berita yang berkualitas dapat dihasilkan dengan baik apabila kesehatan fisik dan mental jurnalis dapat terjaga. Johnson & Johnson Indonesia berkomitmen untuk mendukung rekan-rekan media dalam menjalankan profesinya dengan baik salah satunya melalui edukasi kesehatan mental,” papar Devy Yheanne.
Devy menambahkan, melalui kegiatan ini, Johnson & Johnson Indonesia berharap dapat mendukung kesehatan mental di Indonesia dan mengajak semua pihak, terutama jurnalis, untuk bersama-sama memerangi stigma dan peduli terhadap kesehatan mental.
Dalam acara Year End Media Gathering Johnson & Johnson Indonesia 2023 ini, dr. Lahargo Kembaren, SpKJ menyampaikan materi “The Importance of Mental Health Awareness and Advocacy” membagikan beberapa tips yang bisa dilakukan jurnalis untuk membangun kesehatan mental yang baik.
“Cobalah untuk tidak fokus pada apa yang tidak bisa kita kontrol tapi fokus pada apa yang bisa kita kontrol, yaitu tidur, makanan dan hubungan. Pastikan untuk tidur pada jam yang sama, sehingga tubuh akan terlatih. Tubuh kita memiliki ritme sirkadian yang unik, dimana jumlah hormon kortisol meningkat di pagi hari dan turun di malam hari sehingga akan terasa sangat mengantuk. Gunakan waktu ini untuk tidur,” saran dr. Lahargo.
dr. Lahargi lalu menghimbau para jurnalis agar memulai mengonsumsi makanan dengan nutrisi lengkap dan seimbang. Lalu, alokasikan waktu untuk menjalin hubungan dengan sesama, karena hubungan yang baik akan melindungi kesehatan mental.
“Ambillah cuti untuk melakukan hal yang berbeda dari rutinitas peliputan berita, misalnya jalan-jalan dengan teman. Rasa cemas dan stres memang sangat normal, tetapi apabila sudah mulai menganggu kinerja, maka sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter,” jelas dr. Lahargo.
Menurut dr. Lahargo, kondisi cemas dan stres dapat berdampak pada jurnalis yang bisa berdampak pada produktifitas dan kesehariannya.
“Kita perlu memahami pentingnya kesehatan mental. Depresi adalah masalah kejiwaan yang dapat ditangani dan disembuhkan apabila segera mendapatkan penanganan medis yang tepat. Sehingga tidak perlu ragu untuk memeriksakan diri ke tenaga medis profesional apabila merasakan gejala seperti lesu, sedih terus-menerus, kehilangan minat pada hobi, sulit berkonsentrasi, dan yang teburuk adalah berulang-ulang memikirkan kematian. Disarankan segera memeriksakan diri dan jangan melalukan self-diagnose karena dapat memperparah gejala,” demikian tutup dr. Lahargo.