Diluncurkan enam bulan lalu, kinerja Hijra Bank terus moncer. Hijra Bank telah mencatat pertumbuhan pengguna lebih dari 200%.
Dorongan regulator untuk mempercepat transformasi digital di industri perbankan, terutama di BPR/BPRS, ternyata membuahkan hasil yang maksimal. Salah satu contoh nyata adalah Hijra Bank. Baru diluncurkan sekitar enam bulan lalu dengan konsep seluruhnya menggunakan digital—mulai dari layanan, produk, serta operasionalnya, Hijra Bank mencatatkan kinerja yang sangat baik.
Untuk memberikan gambaran mengenai pentingnya transformasi digital di industri perbankan, terutama di BPR/BPRS, Hijra Bank bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengadakan diskusi panel dengan topik “Kinerja Hijra Bank dan Potensi Transformasi Digital Keuangan Islam di Indonesia” di Jakarta, Senin (29/5).
Diskusi panel ini dihadiri Kepala OJK Regional 1 DKI Jakarta dan Banten Roberto Akyuwen, Staf Khusus Menteri Luar Negeri untuk Penguatan Program-Program Prioritas Dian Triansyah Djani, Pakar Keuangan Islam dan Deputi Komisioner OJK 2014-2017 Mulya Effendi Siregar, serta Co-Founder Hijra Dima A. Djani.
Kepala OJK Regional 1 DKI Jakarta dan Banten, Robert Akyuwen, mengatakan, “BPR/BPRS di wilayah Jakarta dan Banten memiliki tingkat efisiensi dan profitabilitas yang relatif lebih rendah di tingkat nasional. Dengan hadirnya Hijra Bank membuktikan bahwa BPR/BPRS Jakarta dan Banten dapat bersaing dengan fokus menekankan pada transformasi digital.”
Roberto menegaskan bahwa OJK saat ini sedang fokus dalam mendorong sektor perbankan untuk melaksanakan transformasi digital dalam industri jasa keuangan. Ini sejalan dengan Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia (MPSJKI) dan roadmap tematik lainnya. Salah satu fokusnya adalah pada industri BPR/BPRS, di mana langkah-langkah berikut ditekankan: pertama, memperkuat infrastruktur teknologi informasi (TI) yang diperlukan untuk mendukung penerapan digitalisasi dalam perbankan syariah; kedua, menyusun kebijakan yang mendukung langkah ini; ketiga, mendorong penggunaan platform yang sama untuk mempermudah integrasi; dan keempat, mendorong pengembangan modul pendanaan dan pembiayaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akad syariah.
“Hijra Bank menjadi satu-satunya BPRS yang telah memiliki mobile banking. Karena itu, Hijra Bank dapat menjadi trigger yang baik untuk memacu pertumbuhan digitalisasi di perbankan syariah, terutama di BPRS Indonesia,” jelas Roberto.
Meski sebagai pemain baru di perbankan syariah berbasis digital, Hijra Bank telah mengalami pertumbuhan pengguna lebih dari 200%. Kebanyakan penggunanya dari generasi milenial dan gen-Z.
“Enam bulan terakhir telah menjadi momentum krusial bagi Hijra Bank. Kami tidak hanya harus membuktikan bahwa ide besar kami, produk, dan teknologi dapat diterima oleh masyarakat, tetapi juga dapat memberikan solusi nyata yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup para pengguna kami. Pertumbuhan yang kami alami selama enam bulan terakhir merupakan upaya kami untuk terus membuktikan bahwa BPR/BPRS juga mampu bertahan, bahkan mencapai kejayaan, di era digital seperti sekarang,” ungkap Dima A. Djani, Co-Founder Hijra.
Pertumbuhan pengguna Hijra Bank juga sejalan dengan peningkatan transaksi yang signifikan melalui platform kami. Angka tersebut telah melampaui tiga kali (3x) lipat sejak peluncurannya pada Desember 2022. Hasilnya, kinerja keuangan perusahaan juga menunjukkan tren positif. Pada akhir tahun 2022, pertumbuhan pembiayaan yang disalurkan oleh Hijra Bank hampir mencapai 200% dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, perusahaan juga mencatatkan peningkatan laba lebih dari 200% dibandingkan tahun sebelumnya (Year on Year / YoY).
Hijra Bank juga berhasil meningkatkan dana pihak ketiga (DPK) hingga 200% YoY, sementara asetnya mengalami peningkatan 200% pada akhir tahun lalu. Meskipun pembiayaan meningkat, rasio pembiayaan bermasalah (NPF) juga mengalami perbaikan yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pembiayaan yang disalurkan oleh Hijra Bank mengalami peningkatan yang positif.
Staf Khusus Menteri Luar Negeri untuk Penguatan Program-Program Prioritas Dian Triansyah Djani mengatakan Hijra Bank serta perusahaan teknologi keuangan lainnya menjadi contoh baik bahwa Indonesia patut diperhitungkan dengan inovasi digital yang begitu cepat dan luar biasa. Ini sesuai dengan poin-poin terkait digitalisasi keuangan yang ada dalam pembahasan G20 beberapa waktu lalu yakni peningkatan akses keuangan, inklusi keuangan, perlindungan konsumen, keamanan dan stabilitas sistem keuangan, dan kerja sama internasional.
“Tujuan kita jelas, memastikan kesamaan akses dan kesempatan bagi masyarakat Indonesia dalam menikmati fasilitas keuangan formal. Nyatanya saat ini masih terdapat 95 juta penduduk dewasa di Indonesia yang masih belum memiliki rekening di lembaga keuangan formal. Semoga dengan hadirnya Hijra Bank dan perusahaan teknologi keuangan lainnya mampu menjadi kontributor yang signifikan untuk memperkecil gap yang masih sangat besar,” kata Tria yang juga merupakan Penasihat Khusus Menteri Luar Negeri untuk Isu/Program Prioritas dan Co-Sherpa G20 Indonesia.
Pakar Keuangan Islam dan Deputi Komisioner OJK 2014-2017 Mulya Effendi Siregar menambahkan tantangan yang mesti dihadapi Hijra Bank dan perbankan syariah lainnya saat ini adalah mencari bagaimana transformasi digital menjadi identitas baru bagi seluruh perbankan syariah di Indonesia, terutama BPRS.
“Perbankan syariah saat ini belum memiliki diferensiasi model jika dibandingkan perbankan pada umumnya. Upaya yang dilakukan OJK dan Hijra Bank ini mesti menjadi peluang untuk menciptakan para pelaku industri perbankan syariah untuk mengambil root perbankan syariah yang unik dan tidak mungkin bisa diikuti oleh perbankan konvensional. Saya berharap ini menjadi semangat untuk semuanya,” jelas Mulya.
Hijra Bank telah benar-benar melakukan transformasi digital dengan berbagai inovasi dan inisiatif yang telah dilakukan selama enam bulan ke belakang. Hijra Bank membuat Hijra Box, fitur khusus untuk membantu masyarakat kelola keuangan dengan cermat sesuai dengan tujuan masing-masing yang diinginkan.
Kemudian, terdapat pembiayaan perumahan syariah bernama HijraHome. Untuk menopang gaya hidup masyarakat saat ini, Hijra Bank juga mengeluarkan fitur Hijra Lifestyle yakni yang mengeluarkan ilmu seputar tantangan masyarakat era modern seperti parenting, kesehatan mental, hingga rumah tangga.
Ada juga PPOB, fitur yang memungkinkan pengguna untuk membayar tagihan rutin seperti listrik, air, telepon, internet, TV kabel, pulsa telepon, dan lainnya. Lalu, BI Fast dan HijraBiz Individual yakni untuk memfasilitasi pembayaran ritel secara realtime, akan, efisien, dan setiap saat. Terakhir, Hijra Bank juga bermitra dengan ekosistem halal untuk memperkuat peran Hijra Bank di antaranya bersama Paragon, Wardah, dan MakeOver.
Dima menambahkan, Hijra Bank terus berupaya untuk meningkatkan kinerja operasional dan kinerja keuangan agar menjadi BPRS yang berhasil menghadapi tantangan di era digital. “Kita harus tetap optimis dan mendukung berbagai inovasi keuangan syariah di Indonesia. Potensi yang begitu besar di Indonesia dapat membuat industri perbankan syariah terus tumbuh, bahkan semakin kuat. Semoga kehadiran Hijra Bank dapat menjadi trigger yang baik bagi BPR/BPRS lainnya untuk bertransformasi digital,” demikian tutup Dima.