Jakarta, Business Asia – Sebagai mitra utama JAFF Market 2025 Powered by Amar Bank, PT Bank Amar Indonesia Tbk (Amar Bank), bank digital yang berfokus pada segmen ritel dan UMKM turut berkontribusi dalam mendorong dampak ekonomi sekitar Rp130 miliar selama tiga hari penyelenggaraan acara.
Kehadiran Amar Bank di JAFF Market 2025 juga memberikan kontribusi nyata dengan menghadirkan solusi teknologi keuangan yang dekat dengan kebutuhan para pelaku industri film. Sepanjang acara, Amar Bank aktif memfasilitasi diskusi mengenai kebutuhan finansial dan akses pembiayaan yang lebih inklusif bagi ekosistem perfilman.
Digelar pada akhir November, JAFF Market 2025 menciptakan beragam peluang bisnis dan kerja sama di sektor perfilman nasional. Tahun ini, JAFF Market diikuti lebih dari 116 exhibitor dari rumah produksi dan pelaku industri perfilman, disertai 10 IP karya kreator Indonesia serta 10 proyek film terpilih dari berbagai negara lintas genre.
Lebih dari 2.433 pertemuan bisnis berlangsung sepanjang acara, mengukuhkan JAFF Market 2025 sebagai ekosistem strategis yang mempertemukan kreator dan institusi pendukung, termasuk sektor finansial, untuk memperluas kolaborasi dan peluang ekonomi.
Selama tiga hari penyelenggaraan JAFF Market 2025 Powered by Amar Bank, tim Amar Bank terlibat aktif dalam diskusi dengan pelaku industri kreatif, rumah produksi, komunitas film, serta mitra usaha. Dari rangkaian pertemuan tersebut, Amar Bank mengidentifikasi sejumlah kebutuhan utama di lapangan, antara lain kebutuhan akan sistem pengelolaan keuangan yang transparan dan terperinci untuk setiap proyek film, serta pentingnya peningkatan kematangan bisnis guna mendukung akses pendanaan.
Sejalan dengan hal tersebut, beberapa rumah produksi telah menunjukkan minat untuk memanfaatkan Amar Bank Bisnis sebagai solusi pengelolaan keuangan proyek.
Direktur Utama Amar Bank, Vishal Tulsian, mengatakan, “Kami mengapresiasi kesempatan untuk berkontribusi di JAFF Market 2025, ruang strategis untuk mempercepat pertumbuhan sektor kreatif, khususnya film. Tiga hari ini menegaskan bahwa teknologi finansial adalah kunci mengatasi tantangan pendanaan film. Industri kini jauh lebih siap mengadopsi solusi digital kami dan membangun kolaborasi yang lebih kuat ke depan”
Amar Bank menilai tantangan pelaku usaha di industri kreatif dapat disederhanakan melalui sistem digital yang terintegrasi. Melalui Amar Bank Bisnis, proses pengelolaan keuangan seperti pemantauan arus kas, pengaturan anggaran, pemisahan rekening per proyek, hingga pemanfaatan AI Financial Insight untuk analisis performa bisnis dapat dilakukan secara real-time dan sepenuhnya melalui aplikasi mobile.
Amar Bank Bisnis juga dilengkapi dengan sistem keamanan berlapis. Untuk verifikasi identitas pengguna, Amar Bank menerapkan SMS OTP, biometrik sidik jari, dan identifikasi wajah yang terafiliasi dengan Dukcapil. Seluruh dokumen penting tersimpan aman dalam Brankas Dokumen dan dapat diakses kapan saja, dilengkapi dengan e-Statement bulanan untuk memudahkan rekam jejak transaksi.
Perbankan Dinilai Krusial untuk Kematangan Tata Kelola Finansial Industri Film
Pentingnya penguatan ekosistem ini juga menjadi perhatian pemerintah, terutama dalam membangun kolaborasi lintas sektor. Dalam kunjungannya di JAFF Market 2025, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar menekankan bahwa kehadiran perbankan berperan fundamental dalam mendorong kematangan industri film, bukan hanya melalui pembiayaan proyek, tetapi juga lewat penguatan tata kelola finansial pelaku kreatif.
“Dengan hadirnya perbankan, apalagi yang hadir di sini sebagai salah satu sponsor utama, yang mereka berikan adalah tools yang available untuk membantu teman-teman kreatif, supaya historikal track record dari financial mereka yang digunakan untuk project dan bukan kehidupan pribadi, itu terpisah dan tertata di dalam aplikasinya,” jelasnya.
Irene menambahkan, banyak kreator yang masih mencampurkan pengeluaran pribadi dan proyek dalam satu rekening, sehingga menyulitkan proses penilaian kelayakan untuk pendanaan formal. Menurutnya, kehadiran perbankan di JAFF Market membantu menjembatani kesenjangan tersebut agar pelaku kreatif dapat lebih kredibel dan siap memasuki skema pembiayaan yang lebih profesional.
Penguatan ekosistem ini juga mendapat apresiasi dari Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan Kementerian Kebudayaan, Ahmad Mahendra, yang menilai JAFF Market sebagai pintu penting untuk memperlihatkan kapabilitas industri film Indonesia di mata dunia.
“Kami berterima kasih karena dukungan seperti ini membuat kerja pemerintah menjadi lebih ringan. Dalam situasi dengan berbagai keterbatasan, kehadiran mitra swasta seperti Amar Bank menjadi oase baru bagi ekosistem perfilman. Semoga kolaborasi ini berlanjut dan Amar Bank terus mendampingi JAFF Market agar ekosistem film Indonesia tumbuh semakin kuat,” jelasnya.










