Jakarta, Business Asia – PT Prodia Widyahusada (Kode saham: PRDA) membukukan pendapatan sebesar Rp2,25 Triliun di tahun 2024, naik sekitar 1,34% Year on Year. Atas pencapaian ini, Prodia akan melanjutkan riwayat rasio pembagian dividen yang sama dengan periode sebelumnya, yaitu sebesar Rp162 miliar atau 60% dari laba bersih Perseroan.
Pembagian dividen ini setara dengan nilai Rp172,92 per lembar sahamnya. Konsistensi rasio pembagian dividen ini merupakan komitmen manajemen serta apresiasi Perseroan atas kepercayaan para pemangku kepentingan yang telah diberikan terhadap kinerja Perseroan dalam satu tahun terakhir.
Direktur Business & Marketing PT Prodia Widyahusada – Indriyanti Rafi Sukmawati mengatakan, “Prodia berhasil mempertahankan kinerja positifnya dan membukukan profit di tahun 2024. Pencapaian ini berkat keseriusan Prodia yang senantiasa memperkuat posisinya sebagai penyedia layanan laboratorium kesehatan terbesar dan terdepan di Indonesia. Dengan komitmen kuat terhadap Sustainability for Healthy Community, Prodia menegaskan perannya dalam mendukung kesehatan masyarakat melalui layanan yang inovatif, berkualitas, dan berkelanjutan. Didukung oleh ekspansi berkelanjutan melalui pembukaan puluhan outlet baru, sehingga total outlet mencapai 354 pada akhir tahun 2024. Selain itu, Prodia juga mencatatkan pendapatan per kunjungan meningkat sebesar 3,4%, dengan total penerimaan tes mencapai 20,06 juta tes,” ungkap Indriyanti saat pelaksanaan Paparan Publik 2024 Prodia.
Prodia membuktikan komitmen inovasinya dengan meluncurkan 36 tes terbaru di tahun 2024, sebagai solusi kebutuhan diagnostik pelanggan yang advanced. Prodia berkolaborasi dengan rumah sakit hadirkan 4 (empat) genomic sites yang berada di Jakarta, Semarang, Samarinda, dan Surabaya, untuk memudahkan pelanggan dalam memperoleh layanan tes genomik Prodia.
Sebagai langkah memperkuat rantai pasokan alat kesehatan diagnostik in vitro sekaligus investasi untuk memperkuat posisinya di pasar laboratorium diagnostik, Prodia mengakuisisi 39% saham PT Prodia Diagnostic Line (Proline) yang telah memiliki standar mutu produksi alkes dalam negeri dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) lebih dari 40%.
Prodia juga telah menjalin kemitraan riset dan pendidikan dengan 52 institusi dan lembaga, mencerminkan komitmen aktif perusahaan dalam mendukung pengembangan ilmu kedokteran serta penerapan precision medicine di Indonesia.
Indriyanti menambahkan, “Dengan memperkuat model bisnis berbasis kebutuhan pelanggan dan akselerasi digitalisasi, Prodia terus menghadirkan layanan diagnostik yang lebih holistik dan personal. Langkah ini tidak hanya meningkatkan pengalaman pelanggan, tetapi juga memastikan keberlanjutan bisnis yang memberikandampak positif bagi seluruh pemangku kepentingan.”
Untuk mendorong pertumbuhan pendapatan di tahun kinerja 2025, Prodia akan mengimplementasikan strategi bisnis guna memperoleh hasil low-single digit.
Strategi-strategi tersebut antara lain. meningkatkan jumlah tes esoterik bagi pelanggan, meningkatkan jumlah outlet yang berstatus POC, mengoptimalkan segmentasi layanan klinik, mendorong penguatan kerjasama dengan BPJS Kesehatan, memperkuat kerjasama dengan sejumlah rumah sakit & pendirian genomic sites, menambah dan mengembangkan fitur-fitur layanan kesehatan digital baru dalam aplikasi U by Prodia dan Prodia Mobile for Doctor, memperluas jejaring rujukan layanan diagnostik kesehatan Prodia di Kawasan Asia Tenggara (SEA Referral), konsisten untuk terus melakukan edukasi kesehatan kepada pelanggan dan masyarakat, serta mempromosikan implementasi bisnis Prodia yang berlandaskan pada nilai-nilai dan aspek ESG.