Businessasia.co.id – Keberlanjutan Pendidikan dan Riset menjadi tujuan utama melalui penggunaan dana abadi pendidikan yang di kelola pemerintah. Pengelolaan dana abadi itu menjadi kewenangan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan -LPDP.
Kepala Divisi Hukum dan Komunikasi LPDP Mohammad Lukmanul Hakim menyatakan pihaknya mendukung keberlanjutan pendidikan dan riset di Indonesia melalui pengelolaan dana abadi. “LPDP saat ini telah menerima mandat dari pemerintah untuk mengelola dana abadi yang digunakan sebagai sumber pendanaan jangka panjang,” ujarnya kepada wartawan di sela-sela acara Konvensi Sains Teknologi dan Industri Indonesia (KSTI) 2025, ITB Bandung, Sabtu (9/8).
Lukman menjelaskan jika skema tersebut dipilih karena sifat dari kegiatan seperti riset dan beasiswa yang memerlukan pembiayaan lintas tahun atau multi-years. “Dalam praktiknya, riset tidak dapat berhenti tiba-tiba hanya karena anggaran tahunan berakhir pada bulan Desember. Proyek-proyek semacam ini membutuhkan fleksibilitas waktu dan keberlanjutan dana. Hal serupa juga berlaku untuk program beasiswa,” sebutnya.
Lukman menegaskan hingga saat ini, LPDP mengelola dana abadi senilai Rp154 triliun untuk sejunlah bidang pendidikan. “Dana ini diinvestasikan dalam portofolio investasi, dan hasil pengembangannya digunakan untuk membiayai program-program beasiswa, riset, dan sektor pendidikan lainnya,” jelasnya
Lukman menegaskan, penggunaa dana abadi ini memungkinkan program-program tersebut tetap berjalan tanpa terganggu oleh dinamika anggaran tahunan atau prioritas fiskal jangka pendek. “Dana Abadi Penelitian, digunakan untuk mendanai riset yang bersifat strategis dan membutuhkan pendanaan jangka panjang. Dana Abadi Kebudayaan, merupakan bentuk dukungan terhadap pelestarian dan pengembangan budaya nasional,” jelasnya “Dan yang terakhir Dana Abadi Perguruan Tinggi, yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas, daya saing, dan peringkat perguruan tinggi Indonesia di tingkat global,” sambungnya.
Tak hanya itu, LPDP juga berperan aktif dalam mendukung riset di perguruan tinggi. Dalam forum seperti KSTI (Kemitraan Sains dan Teknologi Inovatif), LPDP menekankan pentingnya inisiatif seperti OGMAP (Open Grant Mapping for Academic Performance) sebagai jalan bagi peningkatan mutu riset di universitas. “Sebagian besar riset saat ini dilakukan oleh perguruan tinggi. Oleh karena itu, melalui dana abadi perguruan tinggi, diharapkan universitas-universitas di Indonesia mampu menghasilkan riset yang berkualitas dan berdaya saing global, sekaligus meningkatkan peringkat mereka di dunia internasional,” pungkasnya.