Jakarta, Business Asia – Tim mahasiswa Sampoerna University menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia yang tampil sebagai International Guest Speaker dalam ajang Student Pitch Koshien di Infinity Ventures Summit (IVS) Kyoto 2025, yang digelar pada 2 Juli 2025 di Rome Theater, Kyoto.
IVS Kyoto merupakan salah satu konferensi inovasi dan kewirausahaan terbesar di Asia, yang mempertemukan inovator muda, pendiri startup, investor ventura, dan pemimpin ekosistem dari berbagai negara. Undangan ini diberikan setelah mereka meraih juara pertama di World Student Pitch Competition yang diselenggarakan oleh Yume Pro di Indonesia.
Dalam forum ini, tim mahasiswa Sampoerna University mempresentasikan “Green Asphalt”, sebuah inovasi dari Plastic Waste for Sustainable Pavement Centre (PWSPC) Sampoerna University. Inovasi ini mengolah limbah plastik multilayer menjadi campuran aspal yang lebih kuat, ekonomis, dan ramah lingkungan. Presentasi mereka mendapat sambutan positif dari investor dan pelaku industri, serta membuka peluang kolaborasi dan pengembangan lebih lanjut di tingkat regional maupun global.
Marshall Schott selaku President Sampoerna University menyatakan kebanggaannya terhadap prestasi tim mahasiswa. “Kami sangat bangga atas pencapaian mahasiswa kami yang tampil sebagai pembicara di panggung internasional IVS Kyoto 2025. Ini menjadi bukti nyata bahwa pendekatan pendidikan global dan berorientasi solusi yang kami terapkan mampu mendorong lahirnya inovasi berdampak dari generasi muda Indonesia. Partisipasi ini juga mencerminkan komitmen Sampoerna University dalam membekali mahasiswa dengan kompetensi abad ke-21, menggabungkan pemikiran kritis, kepedulian sosial, dan inovasi berbasis teknologi untuk menjawab tantangan dunia nyata,” ungkap Marshall Schott.
Selama berada di IVS Kyoto, tim mahasiswa Sampoerna University berkesempatan mengikuti berbagai sesi diskusi seputar isu keberlanjutan, tren teknologi hijau, hingga sesi business matching dengan startup dan investor ventura dari Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, India, negara-negara ASEAN, serta perwakilan dari Eropa dan Amerika. Kehadiran mereka menjadi cerminan bahwa inovasi karya anak bangsa memiliki potensi besar untuk bersaing sekaligus berkontribusi nyata dalam ekosistem teknologi dan keberlanjutan di tingkat global.
Keterlibatan langsung dalam forum internasional ini memberikan pengalaman berharga bagi para mahasiswa, tidak hanya dalam mempresentasikan inovasi, tetapi juga memperluas jejaring global dan pemahaman tentang dinamika kewirausahaan lintas negara.
Alfred Juliant Susanto, mahasiswa Faculty of Engineering and Technology (FET) Sampoerna University mengungkapkan, “Kami sangat bersyukur bisa mewakili Indonesia di forum internasional ini. Selain membuka peluang kerja sama baru, pengalaman ini memperluas wawasan kami tentang strategi scale-up dan pentingnya kolaborasi lintas negara dalam pengembangan startup berkelanjutan. Semoga pencapaian ini dapat menginspirasi lebih banyak mahasiswa Indonesia untuk membawa inovasi dari kampus ke panggung dunia”.
Kehadiran tim Sampoerna University di IVS Kyoto 2025 merupakan pencapaian membanggakan, dengan menjadi satu-satunya delegasi dari Indonesia yang tampil sebagai International Guest Speaker dalam forum presentasi mahasiswa tingkat dunia tersebut. Undangan ini merupakan bentuk pengakuan atas prestasi mereka yang berhasil meraih juara pertama dalam World Student Pitch Competition yang diselenggarakan oleh Yume Pro di Indonesia, mengungguli peserta dari berbagai perguruan tinggi ternama di indonesia.
Berbeda dari mayoritas peserta lainnya yang merupakan finalis lokal dari universitas terkemuka di Jepang, tim Sampoerna University hadir membawa semangat kolaborasi global dan inovasi berdampak. Partisipasi ini mencerminkan semakin besarnya potensi mahasiswa Indonesia untuk berkontribusi di panggung internasional, sekaligus menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berkarya dan menembus batas.
“Kami percaya bahwa inovasi seperti Green Asphalt memiliki potensi besar, tidak hanya untuk Indonesia tetapi juga secara global. Melalui kesempatan ini, mahasiswa kami menunjukkan bahwa solusi untuk tantangan dunia dapat lahir dari ruang-ruang belajar lokal yang progresif. Kami berharap lebih banyak mahasiswa Indonesia bisa meraih pengalaman serupa dengan menyuarakan ide dan inovasi mereka di forum global, memperluas jejaring internasional, serta membangun kepercayaan diri untuk menjadi pemimpin masa depan yang berdampak positif bagi dunia,” tutup Marshall.