Jakarta, BusinessinAsia.id– Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Djatmiko Bris Witjaksono selaku Chair of TIIWG menyampaikan, dalam sesi pertama rangkaian pertemuan TIIWG, organisasi-organisasi dunia antara lain Bank Dunia, United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), dan Dana Moneter Internasional (IMF) memaparkan outlook ekonomi global terkait situasi perekonomian dunia saat ini.
”Secara umum, pemaparan tadi memperlihatkan pemulihan ekonomi global, meskipun tidak berjalan secara merata di seluruh dunia. Hal ini menjadi catatan dan setelah ini diharapkan G20 dapat memberikan dorongan secara bersama-sama untuk melakukan pemulihan secara kolaboratif,” ujar Djatmiko.
Ia menambahkan, sebagian besar delegasi yang hadir mendukung agenda prioritas Presidensi Indonesia serta isu-isu utama TIIWG. “TIIWG bertujuan menggalang kerja sama menyikapi dinamika dan persoalan saat ini, para anggota mendukung apa yang diangkat dalam forum karena sangat relevan dengan apa yang tengah,” jelasnya.
Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Selaku Co-Chair TIIWG, Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian Eko S.A. Cahyanto menjelaskan pentingnya kesepahaman yang sama antarnegara G20 agar mendorong industri manufaktur memiliki daya tahan.
Usulan pembahasan transformasi digital melalui penerapan teknologi industri 4.0 didasari oleh hasil kajian yang menunjukkan bahwa industri yang sudah mengadopsi teknologi 4.0 punya resiliensi yang lebih tinggi di masa pandemi. “Melihat outlook ekonomi dunia, bagaimana ekonomi dunia bisa pulih lebih cepat dan lebih kuat, diperlukan intervensi teknologi di dalam sistem industri,” jelas Eko.
Deputi Bidang Kerjasama Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM sekaligus Co-Chair TIIWG, Riyatno memberikan gambaran isu sektor investasi yang akan dibahas pada pertemuan TIIWG selanjutnya, Juni mendatang. Pihaknya juga menyambut baik dan memberikan apresiasi terhadap partisipasi aktif dari para negara anggota G20, organisasi internasional dan negara undangan dalam pertemuan TIIWG pertama ini. “Salah satu dari enam isu prioritas berkaitan dengan agenda investasi berkelanjutan. Dalam kesempatan ini, kami mengoptimalkan posisi Indonesia, khususnya dalam menarik investasi yang berkelanjutan dan inklusif,” jelas Riyatno.