Businessasia.co.id– Titik Nol Ibu Kota Nusantara (IKN) bukan sekadar tugu geografis, melainkan simbol awal perjalanan besar bangsa Indonesia menuju ibu kota masa depan. Terletak di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN, Kalimantan Timur, titik ini menjadi referensi utama pembangunan infrastruktur yang mengusung konsep kota hijau, cerdas, dan berkelanjutan.
Direktur Sistem Referensi Geospasial Badan Informasi Geospasial (BIG) Moh. Fifik Syafiudin menjelaskan, keberadaan Titik Nol IKN memiliki arti penting dari sisi teknis maupun filosofis. “Titik nol adalah acuan koordinat utama yang memastikan seluruh pembangunan IKN tersusun secara terintegrasi, presisi, dan selaras dengan prinsip keberlanjutan,” ujarnya.
Monumen Titik Nol IKN resmi ditetapkan pada 14 Maret 2022 melalui prosesi `Ritual Kendi Nusantara` yang dipimpin Presiden Joko Widodo. Lokasinya berada di 0.97302475°LS, 116.70883677°BT dengan ketinggian 88,808 meter di atas ellipsoid.
Sejak diresmikan, area sekitar titik nol terus dikembangkan dengan fasilitas pendukung, seperti pendopo, menara pandang, hingga lahan parkir berpaving. Sedangkan dalam praktik pemetaan dan perencanaan kota, titik nol berfungsi sebagai jaring kontrol geodesi. “Setiap jalan, gedung, hingga sistem utilitas di IKN diukur dan dirancang berdasarkan koordinat titik nol. Tanpa titik nol, mustahil mewujudkan tata ruang kota yang rapi dan berfungsi optimal,” imbuh Fifik.
Selain aspek teknis, Titik Nol IKN juga mengandung makna persatuan bangsa. Penyatuan tanah dan air dari 34 provinsi dalam `Ritual Kendi Nusantara` menjadi lambang keberagaman yang berpadu membangun peradaban baru.
Dalam konteks pembangunan berkelanjutan, Fifik menyebutkan bahwa Titik Nol IKN menjadi pusat perencanaan desain kota Nagara Rimba Nusa. Konsep ini mengutamakan ruang hijau, transportasi ramah lingkungan, dan konservasi keanekaragaman hayati. “IKN adalah wajah baru Indonesia di masa depan, dan semua dimulai dari titik nol,” kata Fifik.
Fifik menambahkan, pembangunan Titik Nol IKN dan kawasan sekitarnya tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dengan memanfaatkan Hutan Tanaman Industri (HTI) yang sudah ada. Selain itu, juga mengintegrasikan teknologi cerdas untuk pengelolaan sumber daya.
Hingga April 2025, progres pembangunan IKN telah mencapai 80 persen untuk tahap pertama. Termasuk penyelesaian infrastruktur utama, seperti Istana Garuda, jalan akses, bendungan air baku, dan perumahan Aparatur Sipil Negara (ASN).
Kawasan Titik Nol juga direncanakan menjadi lokasi pembangunan Balai Kota Pemerintahan Daerah Khusus IKN yang akan menjadi pusat administrasi baru Indonesia. Dengan demikian, Titik Nol IKN tidak hanya menjadi penanda geografis, tetapi juga pijakan sejarah bagi perjalanan Indonesia menuju masa depan yang lebih maju, adil, dan berkelanjutan.