Pada perhelatan hari ke 4 MUFFEST+ 2025 yang diselenggarakan oleh Indonesian Fashion Chamber (IFC) bersinergi dengan Gemalindo Kreasi Indonesia pada Minggu (23/2) di Hall A, Jakarta International Convention Center (JICC), tampil desainer-desainer senior ternama dan juga desainer-desainer muda berbakat.
Tema yang diangkat MUFFEST+ 2025 yaitu “Connecting in Style” yang bertujuan merayakan persahabatan dan solidaritas melalui pengalaman bersama di industri modest fashion Indonesia, tampak sangat terwakili pada momen Peragaan Busana di hari ke-4. Tema yang menggambarkan perpaduan unik antara gaya hidup urban dan keragaman budaya Indonesia, sehingga menciptakan identitas yang kuat dalam komunitas fashion muslim.
Seperti Zeta Privé yang tampil dengan koleksi terbarunya yang didesain sendiri oleh fashion designer ternama: Ivan Gunawan. Koleksi ini diberi label “Ivan Gunawan For Zeta Privé”.
“Kak Ivan itu adalah desainer panutanku dari dulu. Bisa mengenal dan menjadi Sahabat orang sebaik dan sehebat dia adalah anugerah banget buatku. Kami punya kesamaan cara pandang dalam fashion, bahwa fashion itu haruslah berkualitas, dan ketika dipakai akan memberikan kesan mewah pada pemakainya. Itulah hal yang membuat koleksi ini ada, perpaduan antara style design Ivan Gunawan untuk Zeta Privé.” Ujar Trisha Chas, owner sekaligus creative director brand Zeta Privé.
Koleksi ini terinspirasi akan era kejayaan kerajaan Mughal yang merupakan salah satu pusat budaya dan seni Muslim yang paling berpengaruh di dunia. Seni Mughal merupakan gabungan dari antara seni Persia, Islam dan Asia bagian selatan yang menjadikannya unik dan menjadi ciri budaya seni Islam di Asia. Dengan sentuhan yang modern, koleksi ini menjadi sebuah karya baru yang memunculkan keanggunan, kemewahan sekaligus keunikan yang cocok dipakai ketika ingin menjadi pusat perhatian.
Ketika dua visi kreatif yang berbeda bersatu, terciptalah koleksi yang berdedikasi tinggi terhadap seni dan craftsmanship, dengan setiap detail dirancang dengan ketelitian. Setiap potongan bukan sekadar busana, tapi karya yang memadukan keanggunan dan kesan modern. Sentuhan manik-manik yang dipasang dengan hati-hati menambah dimensi dan kilau pada setiap desain, sementara perpaduan elemen klasik dan modern menciptakan keindahan yang timeless. Setiap item dalam koleksi ini adalah karya yang semakin bernilai dan mempesona seiring waktu.
Koleksi yang diberi nama “Royal Splendor Collection” ini hadir dengan 7 looks elegan dengan warna-warna yang dipilih juga terinspirasi dari alam dan budaya Mughal, seperti nude, red, pink, brown, hingga navy, yang memberi kesan mewah sekaligus modern.. Setiap looks dibalut dengan material premium yang memastikan kenyamanan sekaligus keanggunan seperti: sateen silk, tulle, brokat, hingga payet yang dikerjakan oleh tangan-tangan dingin para penjahit lokal Indonesia.
Berikutnya koleksi dari brand DINI By Dhini Aminarti. Konsep desain koleksi Dhini Aminarti ini adalah merepresentasikan keindahan alam dan filosofi dalam busana muslim modest. “Petal Reverie” menggaungkan feminitas, keanggunan, dan keindahan melalui pola detail floral dan monogram geometris yang dituangkan pada kain berbahan unggul dan mewah. Setiap potong mencerminkan esensi kelembutan di balik kekuatan nurani, pertumbuhan, pembaruan, dan modesty dari seorang wanita muslim.
Inspirasi koleksi karya Dhini Aminarti ini adalah perpaduan pattern berupa bunga-bungaan yang mewakili hubungan seorang Muslim dengan alam, serta monogram yang mengadopsi struktur arsitektur berupa rangka atau kisi-kisi elemen yang saling terkait/berpotongan. Desain ini berawal dari Persia dan Moroco di abad 16. Dalam budaya Persia, dikaitkan dengan ‘Taman Surga’, elemen penting dari budaya Persia yang melambangkan ruang suci yang tenang, tentram, dan teratur. Bagi suku Berber Maroko, pola kisi-kisi ini memiliki filosofi perlindungan.
Berikutnya yang tampil adalah koleksi Laila dari FFF By Ferry. Febry Ferry Fabry. Koleksi ini dari bahan tenun ikat dengan motif Bomba (bunga) Donggala merupakan salah satu kekayaan budaya dan wastra dari Sulawesi Tengah, #NegeriSeribuMegalit. Motif ini terkenal dengan keindahan dan keunikan pola yang memancarkan keanggunan serta kesederhanaan yang elegan.
Laila adalah seri koleksi FFFbyferry edisi modest yang ditampilkan pada Muslim Fashion Festival (MUFFEST) 2025. Laila yang memiliki makna keindahan dari senja sampai kepada kegelapan malam. Dalam heningnya malam seribu bulan, Laila berbinar-binar di waktu yang Istimewa dengan memadukan beberapa unsur warna yang merupakan trend 2025. Dengan kombinasi tenun Sulawesi Tengah kolaborasi FFF by Ferry dengan Bank Indonesia Sulawesi Tengah. Rancangan ini didesain dengan gaya feminism romantic dengan sentuhan glamour untuk meciptakan Kesan yang elegan dan kuat.
Salah satu inovasi fashion yang dilakukan adalah proses pembuatan fashion dari tenun ikat Donggala melalui proses cutting desain/pola yang zero waste. Zero waste fashion diangkat dengan bertujuan untuk mengurangi limbah tekstil hingga seminimal mungkin. Dalam proses ini, kain diukur dan dipotong dengan teliti sehingga setiap bagian digunakan secara maksimal, tanpa ada potongan yang terbuang sia-sia. Melalui karya FFF byFerry, merancang pola pakaian dengan cermat agar setiap potongan kain menjadi bagian integral dari baju, menghasilkan produk yang estetis sekaligus ramah lingkungan.
Orkestrasi tenun ikat bermotif Bomba (bunga) kecil Donggala dengan teknik cutting desain zero waste, terciptalah pakaian yang bukan hanya cantik dan unik, tetapi juga mendukung prinsip sustainable fashion. Pakaian ini mencerminkan penghargaan terhadap warisan budaya sambil berkontribusi dalam pelestarian lingkungan dengan mengurangi limbah tekstil. Hasilnya adalah sebuah karya yang menggabungkan tradisi dan inovasi, estetika dan keberlanjutan, yang dapat dinikmati oleh generasi sekarang dan masa depan.