Businessasia.co.id – Oriental Sheet Piling (OSP), sebuah perusahaan joint venture antara pemimpin industri baja global ArcelorMittal dan Oriental Castle, secara resmi melaksanakan acara groundbreaking untuk Pabrik Heavy Gauge Cold-Forming yang berlokasi di Kawasan Industri Jatake, Tangerang. Pabrik ini akan memproduksi cold-formed steel sheet pile untuk kebutuhan proyek infrastruktur, kelautan, fasilitas pengelolaan air, dan fasilitas infrastruktur pendukung lainnya (Utilitas), sekaligus menjawab peningkatan kebutuhan lokal akan solusi fondasi baja berkualitas tinggi.
Direktur Oriental Sheet Piling, GOH Kian Sin, menegaskan bahwa pengembangan teknologi menjadi fokus utama perusahaan dalam pendirian pabrik baru ini. Ia menjelaskan bahwa Oriental Sheet Piling telah memiliki rekam jejak kuat selama dua dekade terakhir, termasuk pengalaman memproduksi lebih dari 100 ribu ton sheet piling di Tiongkok. “Hari ini, kami senang membawa kemampuan tersebut ke Indonesia dan tujuan utama perusahaan adalah memastikan konstruksi yang lebih berkelanjutan dan kompetitif”. Ujarnya.
Lebih jauh, ia menyampaikan bahwa teknologi Heavy Gauge Cold-Forming yang dihadirkan OSP di Indonesia akan menjadi dasar bagi pengembangan material konstruksi lainnya di masa mendatang. “Heavy Gauge Cold-Forming adalah pengetahuan besar yang kami harapkan dapat membuka jalan bagi material konstruksi lainnya setelah implementasi ini,” tambahnya. GOH Kian Sin menutup pernyataannya dengan optimisme terhadap potensi pasar Tanah Air. “Kami mencari dukungan dan bekerja bersama untuk mengembangkan pasar Indonesia,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Direktur ArcelorMittal, Johannes de Schijver, menyampaikan bahwa groundbreaking pabrik baru ini merupakan tonggak penting dalam perjalanan Oriental Sheet Piling yang telah hampir 30 tahun menjadi joint venture antara ArcelorMittal dan Oriental Castle. Ia menegaskan bahwa kehadiran ArcelorMittal di Indonesia mencerminkan keyakinan perusahaan terhadap potensi pertumbuhan jangka panjang di Tanah Air. “Saya senang berada di Tangerang hari ini untuk menandai milestone yang signifikan bagi perusahaan. Fasilitas ini akan membantu Indonesia menghadapi permintaan yang terus berkembang untuk solusi fondasi baja, sekaligus menunjukkan kepercayaan kami pada negara ini,” ujarnya.
Dalam sambutannya, Johannes menekankan komitmen ArcelorMittal terhadap produksi baja yang inovatif. “Produk yang dihasilkan akan memiliki kualitas tinggi dan mendukung berbagai proyek strategis,” katanya. Ia menambahkan bahwa salah satu aspek terpenting dari proyek ini adalah fokus pada keberlanjutan. “Kami akan menggabungkan energi surya dan proses produksi yang lebih maju agar perusahaan dapat mengurangi jejak karbonnya dan berkontribusi pada ekonomi rendah karbon,” jelasnya.
Johannes menegaskan bahwa ArcelorMittal akan memastikan standar kelas dunia sehingga Indonesia dapat memperoleh manfaat dari baja yang kuat, andal, dan berkelanjutan. “Peran kami adalah memastikan bahwa standar kelas dunia mengarahkan setiap tahap, agar Indonesia mendapatkan keuntungan dari steel yang kuat dan dependable,” ungkapnya. Ia menutup pernyataannya dengan memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat. “Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh mitra dan semua orang yang telah bekerja untuk membuat proyek ini berhasil. Kami menantikan fasilitas ini berfungsi dan menjadi dukungan bagi banyak proyek di Indonesia,” tutupnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Ekonomi Digital, Kantor Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Ali Murtopo Simbolon menyampaikan apresiasi atas langkah OSP yang memulai pembangunan pabrik cold-forming untuk produksi sheet piling di Indonesia. Langkah ini dinilai sebagai kontribusi penting bagi kemandirian industri nasional setelah lebih dari dua dekade perusahaan beroperasi dan masih mengandalkan impor. “Kami sampaikan selamat dan terima kasih untuk upaya yang baik ini. Tentu kami dan pemerintah mendukung penuh,” ujar Ali.
Dalam paparannya, Ia menyoroti potensi pasar sheet piling nasional yang mencapai sekitar 300 ribu ton per tahun, sementara kapasitas awal pabrik mencapai 24 ribu ton dengan investasi sekitar Rp60 miliar serta penyerapan tenaga kerja sebanyak 100 orang. Pemerintah juga menekankan urgensi menjaga pertumbuhan industri baja di tengah tekanan oversupply global. “Importnya harus semakin diperkecil, exportnya lebih besar, sehingga pertumbuhan ekonomi kita bisa tumbuh,” tegasnya.
Acara groundbreaking ini juga turut dihadiri oleh jajaran pemerintah, akademisi, pakar teknis, serta para pemangku kepentingan dari industri konstruksi dan baja. Hal ini mencerminkan pentingnya proyek ini bagi pembangunan nasional dan visi bersama untuk mendorong kapabilitas industri Indonesia.
Melalui OSP, proyek ini diharapkan dapat menunjukkan komitmen yang kuat untuk memajukan industri baja Indonesia dengan mendorong manufaktur lokal dan pengembangan keahlian teknis. Pabrik ini juga akan membuka lapangan kerja baru, mendukung transfer pengetahuan, serta meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) pada rantai pasok baja di Indonesia.










