Jumat, 3 Oktober 2025
E-MAGAZINE
Business Asia
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Business
  • Figure
  • Teknologi
  • Lifestyle
  • Internasional
  • Indeks
  • Home
  • Berita
  • Business
  • Figure
  • Teknologi
  • Lifestyle
  • Internasional
  • Indeks
No Result
View All Result
Business Asia
No Result
View All Result
Home Lifestyle

Pefindo Proyeksikan Penerbitan Surat Utang Korporasi pada 2025 Mencapai Rp144 Triliun

12 Desember 2024
in Lifestyle
Pefindo Proyeksikan Penerbitan Surat Utang Korporasi pada 2025 Mencapai Rp144 Triliun
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter
ADVERTISEMENT

Jakarta – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memaparkan berbagai peluang dan tantangan terkait penerbitan surat utang korporasi pada 2025.

Sebagai lembaga yang berperan dalam menganalisis risiko gagal bayar perusahaan atau instrumen utang di Indonesia, Pefindo memproyeksikan nilai penerbitan surat utang baru akan berada di kisaran Rp139 triliun hingga Rp155 triliun, dengan titik tengah sebesar Rp144 triliun.

Direktur Utama Pefindo, Irmawati Amran menjelaskan, angka tersebut tidak jauh berbeda dengan proyeksi tahun ini, yaitu antara Rp146 triliun hingga Rp151 triliun.

“Memang penerbitan surat utang kita belum ada peningkatan signifikan ketimbang tahun 2024, meskipun ada peluang-peluang. Jadi, kalau misalnya naik, ya naik sedikit,” ujar Irma dalam acara Media Forum PEFINDO Semester II Tahun 2024 yang diadakan secara virtual, Rabu, 11 Desember 2024.

Irma menyebutkan lima peluang utama yang dapat mendorong penerbitan surat utang baru tetap tinggi pada 2025.

Pertama, kebutuhan refinancing diperkirakan masih tinggi. Kebutuhan refinancing itu sejalan dengan masih besarnya nilai surat utang jatuh tempo yang diproyeksikan berada di angka Rp150,07 triliun sampai Rp155,66 triliun, mengingat tingginya penerbitan bertenor pendek pada 2024.

Kedua, adanya penguatan aktivitas sektor riil. Hal ini didorong oleh kebijakan pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi nasional secara lebih ekspansif, dengan inflasi yang diperkirakan masih terkendali.

Ketiga, suku bunga acuan yang lebih rendah sejalan dengan ekspektasi berlanjutnya pelonggaran kebijakan moneter. Dan keempat, likuiditas lembaga keuangan yang semakin ketat.

“Likuiditas lembaga keuangan yang ketat akan mendorong perusahaan mencari alternatif dana yang lebih murah, seperti obligasi korporasi, untuk mendukung leverage keuangan dan permintaan bisnis,” sebut Irma.

Likuiditas lembaga keuangan yang ketat itu juga menjadi pendorong bagi lembaga keuangan untuk mencari sumber dana baru untuk disalurkan kembali menjadi kredit atau pembiayaan.

Kelima, proyeksi melandainya premi, seiring dengan leverage keuangan yang membaik akibat suku bunga yang relatif lebih rendah.

Namun, Irma juga mengingatkan adanya sejumlah tantangan yang perlu diantisipasi.

Pertama, risiko geopolitik yang masih diperkirakan tinggi seiring dengan perang yang masih berlanjut, sehingga membuat pasar lebih volatil dan premi yang lebih besar.

“Kedua, potensi fluktuasi nilai tukar yang bisa saja terjadi seiring dengan kemungkinan pelonggaran moneter di AS utamanya, yang lebih lambat akibat ekonomi yang masih kuat dan risiko inflasi yang lebih kaku,” jelas Irma.

Ketiga, adanya kecenderungan yield yang sukar untuk turun seiring dengan rencana penerbitan surat utang pemerintah yang akan lebih besar. Ini dipicu oleh kompetisi antara corporate bond dan government bond.

“Sehingga apabila government bond yang akan diterbitkan banyak, besar volumenya, menyebabkan yield akan lebih kaku ya,” imbuhnya.

Keempat, adanya persaingan dari instrumen substitusi seperti SRBI dan SUN, yang dapat membayangi dan membuat penyerapan penerbitan masih kurang maksimal.

Terakhir, investor utama yang cenderung mengurangi ekspor pada peringkat tertentu, terutama untuk kategori BBB. Kondisi tersebut membatasi penerbitan surat-surat utang berkategori BBB, sehingga menjadi lebih sedikit penerbitannya pada tahun depan.

Berdasarkan data Pefindo, realisasi penerbitan surat utang korporasi hingga November 2024 tercatat sebesar Rp16,25 triliun.

Sementara itu, total penerbitan pada Desember 2024 diproyeksikan mencapai Rp20,63 triliun.

Adapun tiga sektor industri yang mendominasi adalah pulp dan kertas, perbankan, serta lembaga keuangan khusus.

Tags: Irmawati AmranPefindoSUKUk 2025
Previous Post

Kantor Perwakilan Baru DAIKIN di Surabaya Tawarkan Pengalaman Unik dan Lebih Ramah Lingkungan

Next Post

Bank Muamalat Selenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa

Next Post
Bank Muamalat Raih Peringkat idA+Pefindo

Bank Muamalat Selenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BISNIS TERKINI

IARFC Indonesia Ajak Anak Muda Jadi Generasi Anti Galbay Wujudkan Finansial Sehat, Masa Depan Hebat

IARFC Indonesia Ajak Anak Muda Jadi Generasi Anti Galbay Wujudkan Finansial Sehat, Masa Depan Hebat

1 Oktober 2025

Bank Muamalat Raih Penghargaan Pertumbuhan Transaksi Digital Terbaik “ATM Bersama Awards 2025”

Bank Muamalat Raih Penghargaan Pertumbuhan Transaksi Digital Terbaik “ATM Bersama Awards 2025”

1 Oktober 2025

Xiaomi 15T Series Resmi Diluncurkan di Indonesia, Hadirkan Fotografi Kelas Flagship

Xiaomi 15T Series Resmi Diluncurkan di Indonesia, Hadirkan Fotografi Kelas Flagship

1 Oktober 2025

Vidio Kolaborasi dengan Shopee Luncurkan Fitur Vidio Shopping

Vidio Kolaborasi dengan Shopee Luncurkan Fitur Vidio Shopping

1 Oktober 2025

Kayu Manis Khas Kerinci Tembus Pasar Turki, Ekspor Sampai 10,4 Ton

Kayu Manis Khas Kerinci Tembus Pasar Turki, Ekspor Sampai 10,4 Ton

1 Oktober 2025

PT. Media Maju Global

Plaza Simatupang Lt. 6 Unit 3. Jl. TB. Simatupang Kav. IS No. 01, Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Telp: 021-22702245
E-mail: redaksi@businessasia.co.id

Kategori

  • Berita
  • Business
  • Daerah
  • Ekonomi
  • Figure
  • Indeks
  • Internasional
  • Kesehatan
  • Lifestyle
  • Nasional
  • Otomotif
  • Property
  • Teknologi
  • Tourism

.

  • About
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Privacy Policy
  • Cyber Guidelines
  • Pedoman Media Siber

About

Kehadiran Majalah BusinessAsia Indonesia yang memiliki Tagline Towards a New Change in Asia atau “Menuju Perubahan Baru di Asia” khususnya Indonesia  bertujuan untuk memastikan langkah mereka kokoh menapaki dinamika ekonomi bisnis dan investasi yang kian berkembang. Baca selengkapnya.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Business
  • Figure
  • Teknologi
  • Lifestyle
  • Internasional
  • Indeks
  • e-Magazine

Majalah terbatas

1. DPMPTSP Kota Tangsel Raih Penghargaan
Pelayanan Prima dari Kemenpan RB.

2. Jebakan Crazy
Rich Pikat Pelanggan Ikut Trading Binary
Option.

3. Eksportir Indonesia
Perluas Jejaring
dengan Buyers di AS

shop new Emagazine