Businessasia.co.id– PT Pegadaian kembali mencatatkan prestasi membanggakan dengan meraih empat penghargaan di ajang Indonesia Digital Innovation & Achievement Awards (IDIA Awards), yang diselenggarakan oleh majalah Business Asia Indonesia di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (19/12/2025),
Dalam ajang IDIA 2025 ini, Pegadaian dianugerahi penghargaan untuk kategori Best Digital Transformation Organization, Best Digital Innovation dan The Best Leadership For Corporate diberikan kepada Yos Iman Jaya Dappu, selaku Direktur Teknologi Informasi dan Digital PT Pegadaian. Sedangkan Direktur Utama PT Pegadaian, Bapak Damar Latri Setiawan meraih penghargaan The Best CEO For Corporate 2025.
Pegadaian meluncurkan aplikasi baru bernama Tring! by Pegadaian . Aplikasi ini mengkombinasikan antara syariah dan konvensional menjadi satu platform praktis yang diintegrasikan dengan teknologi terbaru. Melalui aplikasi Tring! by Pegadaian, nasabah bisa melakukan transaksi finansial emas dan pembiayaan melalui ponsel dengan mudah dan aman. Aplikasi ini menawarkan fitur lengkap mulai dari investasi (Tabungan Emas, Cicil Emas), gadai, hingga pembayaran cicilan.
Pegadaian juga memiliki ATM Emas, mesin otomatis yang dirancang untuk menyediakan layanan penarikan emas fisik secara mandiri oleh nasabah melalui aplikasi Tring! Fitur dalam ATM Emas meliputi Ambil Fisik Tabungan Emas, Beli Emas Fisik, Setor Emas, dan Buyback Emas. “ATM Emas Pegadaian menjadi solusi yang menawarkan convenience, kecepatan, fleksibilitas, dan keberagaman opsi, yang dapat menjawab kebutuhan nasabah terhadap pembelian emas fisik,” tutur Executive Vice President: Strategic, Architecture and Planning PT. Pegadaian (Persero), Supriyanto.
Pegadaian telah memulai transformasi digital pada 2019. Selanjutnya, pada 2024, Pegadaian fokus mengembangkan IT sebagai akselerator untuk mempercepat bisnis proses. Pegadaian juga telah mengimplementasikan teknologi kecerdasan artifisial (AI) untuk mendukung operasional. Pegadaian melakukan transformasi digital karena perubahan lanskap bisnis pergadaian akibat perubahan regulasi, perubahan teknologi, gaya hidup masyarakat, dan bisnis. “Kita sadar bahwa masyarakat sudah bergeser dari tradisional dan digital,” ungkap Supriyanto.











