Banyak tantangan yang terjadi di industri kesehatan yang memerlukan pengelolaan khusus, seperti misalnya pada saat pandemi COVID-19 dimana perusahaan dituntut untuk bersikap agile dan adaptif.
Hal ini selaras dengan perhatian pemerintah dimana melalui forum G20 Indonesia 2022, perlunya untuk menguatkan Global Health Achitecture agar baik pemerintah dan pelaku industri memiliki daya tanggap dan kapasitas yang lebih baik dalam menghadapi krisis kesehatan lainnya di masa depan.
Kementerian Kesehatan juga menekankan pentingnya transformasi SDM (Sumber Daya Manusia) Kesehatan untuk menunjang penguatan Kesehatan Indonesia. Sehingga, untuk mengembangkan SDM Kesehatan yang unggul, industri kesehatan harus dapat mengelola tantangan-tantangan seperti halnya pengelolaan dan analis data, meningkatkan pengembangan teknologi, menguatkan ilmu kesehatan, dan melakukan kolaborasi bisnis.
Direktur Human Capital & General Affairs Prodia – Ida Zuraida dalam acara Prodia Meet The Press 2023: Quality of People in Healthcare (Prodia Experience) di Kwitang, Jakarta (1/11) menjelaskan, bahwa kunci ketahanan (sustainability) bisnis adalah Sustainability through People. Pengembangan kepemimpinan dari dalam atau Creating Leaders from Within juga menjadi kunci dalam membangun ketahanan bisnis.
Sehingga, jelas Ida, Prodia melakukan pengelolaan SDM yang holistik dari proses perekrutan, on-boarding, pengembangan talenta & kinerja, bahkan hingga pensiun, diantaranya melalui Prodia Career untuk acquiring & On-Boarding karyawan baru; pengembangan talenta & karir melalui program PROP (Prodia Resource Optimization Program) & TAP (Talent Acceleration Program); pengelolaan kesehatan karyawan melalui program Wellness (Prodia Employee Genomic Program); pengembangan dan pelatihan ketenagakerjaan melalui training yang dilakukan oleh Prodia Corporate University (ProU); dan persiapan pensiun karyawan melalui Prodia Pre-Retirement Program.
“Inisiatif-inisiatif tersebut dipercaya dapat meningkatkan kualitas kinerja SDM agar siap menghadapi tantangan, kesempatan, dan momentum bisnis di masa New Normal dan yang akan dating,” jelas Ida kepada para wartawan yang hadir di acara Prodia Meet The Press tersebut.
Ida lalu memaparkan, memasuki usia 50 tahun, Prodia telah melaksanakan sejumlah program pengembangan dan pengelolaan SDM yang sesuai dengan visi misi dan falsafah Prodia.
Adapun contoh program pengembangan tersebut seperti pendirian Prodia Corporate University (ProU) sebagai pusat pengembangan kompetensi dan wawasan SDM Prodia, yang didukung dengan program-program pengembangan seperti Learning Program for Support Revenue, Learning Program for Leadership & Talent Forming, Program Pengembangan Khusus lainnya yang dikembangkan untuk mendukung pembentukan dan pengelolaan soft skill, hard skill, dan penanaman value perusahaan melalui metode digital learning system dan digital course.
“Perusahaan dituntut untuk memerlukan keahlian dan kapabilitas yang mengarah ke masa depan dalam mengelola SDM di industri kesehatan. Suatu perusahaan dapat melakukan upaya berikut ini: mempercepat transformasi digital; memprediksi masa depan layanan kesehatan industri; selalu tinjau struktu organisasir & model operasional SDM,” jelas Ida lagi.
Ida lalu menjelaskan, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa layanan kesehatan, Prodia telah membuktikan eksistensinya sebagai layanan laboratorium kesehatan yang resilien dan terus bertumbuh seiring dengan pergantian jaman.
“Sejak didirikan tahun 1973, Prodia terus beradaptasi, berinovasi, dan meningkatkan standar mutu pelayanan dengan tujuan menyediakan layanan pemeriksaan laboratorium yang terbaik dan mampu menghadirkan excellent customer journey bagi pelanggan. Hal ini tentunya tidak terlepas dari pentingnya pengelolaan sumber daya manusia (SDM) Prodia dalam menyediakan layanan pemeriksaan laboratorium yang berkualitas sebagai World-Class Healthcare Provider,” demikian ujar Ida.