Businessasia.co.id – PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI terus bertransformasi untuk menjadi tulang punggung transportasi publik yang andal, ramah lingkungan, dan terintegrasi. Selain pembangunan infrastruktur dan transformasi digital, KAI melakukan penguatan Sumber Daya Manusia (SDM). Bagi KAI, membangun SDM unggul dan berkualitas menjadi strategi untuk memberikan pelayanan terbaik dan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Transformasi KAI berakar pada visinya yaitu “Menggerakkan transformasi berkelanjutan demi meningkatkan kualitas hidup masyarakat.” Visi ini dijabarkan dalam tiga misi utama, yakni menyediakan jasa transportasi yang mengedepankan keselamatan, ketepatan waktu, dan kenyamanan; mengembangkan SDM dan teknologi berbasis ESG; serta berperan aktif dalam pengembangan transportasi multimoda berkelanjutan bersama pemangku kepentingan.
Direktur SDM & Umum KAI, Rosma Handayani mengatakan dari visi misi ini, tujuan dan sasaran strategisnya ada empat hal yaitu operational excellence, customer loyalty, ESG (environment, social, and governance), dan financial sustainability. Operational excellence itu sangat didukung oleh keselamatan, ketepatan waktu, dan kenyamanan. “Jika operasional excellence-nya bisa kami deliver, maka kami berharap customer juga akan loyal,” ujar Rosma saat penjurian Best Human Capital Award 2025 secara daring pada Kamis (17/7/2025).
Secara profil, per Juni 2025, KAI memiliki 12.114 sarana yang terdiri dari 506 lokomotif, 1.911 kereta penumpang, 8.334 gerbong barang, 1.056 KRL, 103 KRD, dan 24 LRT. Selain itu, ada 593 stasiun dengan infrastruktur aktif sepanjang 7.011 km. Total jumlah pegawai KAI per Juni 2025 sebanyak 29.609 orang termasuk pegawai di 6 anak perusahaan yaitu KAI Commuter, KAI Bandara, KAI Wisata, KAI Logistik, KAI Property, dan KAI Services. Pada 2024, pendapatan KAI sebesar Rp35,9 triliun meningkat dari pendapatan tahun 2020 sebesar Rp14,4 triliun.
Sepanjang 2024, KAI Group melayani total 464.146.563 penumpang, meningkat dari tahun 2023. Angkutan barang pada 2024 sebanyak 69,2 ton, tumbuh 9% dari tahun 2023 sebanyak 57,8 ton. On-time performance dari kereta penumpang dan non-penumpang juga mengalami peningkatan dengan rata-rata di atas 90%. Kecelakaan kerja di lingkungan KAI mengalami penurunan dalam 10 tahun terakhir. Per Juni 2025, ada 2 kecelakaan kereta dan 4 kecelakaan kerja. “Kita berharap ini akan terus diturunkan mudah-mudahan bisa menjadi zero,” tutur Rosma.
Dengan pelayanan unggul dan komitmen berkelanjutan, KAI hadir sebagai transportasi yang dipercaya masyarakat. Dalam pengukuran customer satisfaction index pada 2024, KAI mendapatkan nilai 4,5 dari skala 5. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan moda transportasi lain.
Transformasi dan Inovasi
KAI terus melakukan transformasi dan inovasi agar menjadi the best transformasi ecosystem solution. Dari sisi SDM, KAI berupaya menjadi great place to work, tempat untuk bertumbuh, belajar, dan berkontribusi untuk negara. Untuk mencapai aspirasi bisnis, KAI terus mendorong transformasi dan daya saing dalam menyeimbangkan kebutuhan bisnis, memanfaatkan data, analisa dan memanfaatkan wawasan. “Tidak kalah pentingnya menanamkan budaya AKHLAK dalam segala hal yang dilakukan di semua proses bisnis dan SDM,” tuturnya.
Transformasi di tubuh KAI terdiri dari tiga fokus utama yaitu bisnis, digital, serta organisasi dan budaya. Transformasi bisnis dilakukan dengan melakukan review bisnis strategis dan operasional. Transformasi digital dilakukan dengan meningkatkan teknologi dan digitalisasi untuk mendrive inovasi dan beradaptasi terhadap semua perubahan. “Terakhir, transformasi organisasi dan budaya melalui restrukturisasi organisasi serta implementasi core value dengan tetap mengedepankan budaya keselamatan,” terang Rosma.
KAI tidak hanya bertransformasi tapi terus berinovasi agar sesuai dengan tuntutan keadaan dan tren yang terus berubah. Beberapa inovasi yang dilakukan diantaranya network infrastruktur development melalui pembangunan stasiun yang terintegrasi, pengoperasian KRL Jogja – Solo, LRT Jabodebek, kereta cepat, hingga kereta Makassar – Pare-Pare.
Service product innovation dilakukan melalui layanan kereta panoramic, hype trip train, kereta kompartemen, economy seat yang dimodifikasi, hingga restoran di dalam kereta. Untuk meningkatkan satisfaction dari pelanggan, KAI melaksanakan travel time acceleration, first and last mile integration, loyalty point program, dan Nilam virtual assistant.
Terkait ESG, KAI telah menyediakan water-water station di beberapa stasiun sehingga para penumpang tidak perlu lagi membawa minuman dalam kemasan plastik, tapi cukup bawa tumbler dan bisa mengisi ulang di stasiun-stasiun. “Dampak dari transformasi dan inovasi secara tidak langsung turut mentransformasi penumpang dan masyarakat, mengubah cara masyarakat bergerak, berfikir, dan merasakan pelayanan negara,” tuturnya.
Menurut Rosma, transformasi ini menjadikan penumpang menjadi lebih tertib, disiplin dan tepat waktu saat ke stasiun kereta. Penumpang menjadi peduli terhadap lingkungan karena bisa mengisi tumbler di water station. Terkait digitalisasi, perilaku masyarakat juga berubah karena bisa menggunakan face recognition untuk masuk ke stasiun.
Human Capital Management System
Dalam penerapan Human Capital Management System, KAI mengimplentasikan aplikasi terintegrasi antara lain aplikasi SAP sebagai backbone, aplikasi Raileo sebagai portal HC Services yang dapat diakses pekerja, dan aplikasi berbasis web untuk mengelola fungsi human capital. “Jadi ada SAP sebagai backbone untuk modul organisasi manajemen, personal administrasi, personal development, training event management, payroll, dan personal cost planning,” terang Rosma.
Aplikasi Raileo digunakan sebagai akses informasi para pegawai dan portal dengan modul informasi tentang organisasi, data pribadi, employees and service, perjalanan dinas, sistem manajemen kinerja, rencana mutasi, pensiun, pelayanan kesehatan, dan lain-lain. Saat ini, KAI sedang mengembangkan Integrated Talent Management System (ITMS) untuk mengelola talent pool dan succession planning yang diintegrasikan dengan web recruitment, EduKAI, dan Sikeska. Web recruitment merupakan aplikasi untuk mengelola proses bisnis recruitment mulai dari pengumuman, proses seleksi, hingga kelulusan. EduKAI merupakan sarana e-learning yang dapat diakses oleh seluruh Insan KAI.
Sementara Sikeska merupakan aplikasi kesehatan untuk mengelola data base kesehatan pekerja. Aplikasi ini dirancang untuk mendukung kebutuhan data analytic kesehatan pekerja berdasarkan hasil medical check up rutin tahunan serta akses layanan kesehatan. Cara kerja baru yang agile diterapkan untuk menavigasi pasar yang berubah dengan cepat melalui cross functional team sebagai matrik untuk bekerjasama, focus on action untuk meningkatkan leadership, dan one common goal bagi semua pegawai. “Untuk pegawai dilakukan assessment secara berkala untuk dilihat kompetensi atau gap apa yang perlu di-address di setiap tahunnya,” terang Rosma.
Selanjutnya ada aplikasi Prestasiku untuk mengunggah serta mengunduh perencanaan dan realisasi Key Performaance Indicator (KPI) pegawai yang terintegrasi dengan Raileo.
KAI Corporate University
Salah satu tonggak penting dalam membangun SDM unggul adalah berdirinya KAI Corporate University (KAI Corpu). Institusi ini lahir dari transformasi pusat pelatihan menjadi universitas korporat yang menyelaraskan pengembangan kompetensi dengan kebutuhan bisnis. Pendirian KAI Corpu diinisiasi pada 2023 dan diharapkan sudah bisa beroperasi penuh pada 2025 dengan kampus utama di Jl. H. Juanda, Kawasan Laswi, Bandung.
KAI Corpu memiliki lima akademi utama yaitu Akademi Sarana, Akademi Prasarana, Akademi Operasi, Akademi Support Leadership, serta Akademi Sinyal dan Telekomunikasi. Setiap akademi dirancang untuk menyuplai SDM unggul di seluruh lini bisnis KAI. Pegawai atau instruktur yang ditempatkan di KAI Corpu diberikan sertifikasi, upskilling, dan reskilling termasuk pelatihan pedagogik agar metode pengajarannya sesuai standar akademik. Pada 2030, KAI Corporate University ditargetkan menjadi Railway Center of Excellence yang diakui secara nasional dan internasional sebagai pusat pembelajaran industri perkeretaapian.
Transformasi Budaya
KAI membangun transformasi budaya perusahaan yang selaras dengan strategi bisnis dengan melalui strengthening dengan memperkuat kapabilitas dan branding, boosting dengan meningkatkan revenue, leading dengan meningkatkan loyalitas pelanggan, dan sustaining dengan menjaga kepercayaan pelanggan Untuk memperkuat strategi tersebut, pada 2025, KAI telah melakukan eksternalisasi dan meningkatkan komitmen. Pada 2026-2027, KAI akan mulai mengimplementasikan best practice program untuk memperkuat corporate value.
Internalisasi culture dilakukan secara berkelanjutan mulai dari induction program, cultural boosting program, dan lesson learned program. Program pembekalan leadership dan budaya dilakukan mulai dari non-managerial level, managerial level, BOD-2/BOD-3, BOD-1, termasuk kepada para direksi. Pembekalan ini dilakukan untuk mengangkat change the agent.
Terkait streamlining organisasi, KAI melakukan re-mapping terhadap bisnis lain melalui Shared Services Center (SSC). Tujuannya agar ada keselarasan atau kesinambungan antara kebijakan-kebijakan yang telah diterapkan induk kepada seluruh anak perusahaan. “Ini memudahkan untuk memobilisasi para pegawai menjadi bagian dari tour of duty di anak perusahaan,” tuturnya.
Inisiatif selanjutnya terkait Wellbeing Program yang fokus pada fisik, mental, finansial, sosial, dan kesehatan. Untuk kesehatan mental, ada layanan psikologi, trauma center, dan konsultasi kesehatan. “Trauma center ini penting, karena biasanya para masinis atau awak sarana perkeretaapian yang mengalami kecelakaan membutuhkan recovery dengan layanan psikologi maupun konseling,” tutur Rosma.
Program finansial dirancang untuk kesejahteraan pegawai seperti financial planning hingga pembekalan purna tugas. Program sosial dirancang agar berdampak kepada produktivitas pegawai seperti komunitas sosial atau hobi. Program fisik dirancang agar berdampak pada kesehatan fisik seperti general check-up rutin.
Bagi KAI, karyawan merupakan aset yang sangat berharga. Menurut Rosma, peningkatan kesejahteraan ini tidak hanya dari sisi finansial, tapi juga berbagai investasi dan kebijakan yang memberikan dampak signifikan seperti fasilitas kerja dan me-review remunerasi.
Tidak hanya dari sisi kesejahteraan, KAI juga juga melakukan investasi teknologi dan SDM. Saat ini, ada 165 pegawai KAI yang menerima beasiswa untuk melanjutkan studi. Sebagian besar pegawai KAI berpendidikan SMA (85%). KAI juga mengirimkan pegawai untuk melakukan training ataupun benchmark ke world leading railway’s industries seperti JR, CRRC, SMRT, MTR, SNCF dan lain-lain. “Kami manage atau mengelola talent kami itu bukan hanya dalam jangka pendek, tapi juga jangka panjang agar mereka menjadi resilient dan bisa beradaptasi di dalam perubahan yang sangat cepat,” pungkasnya.