Perhelatan IQSA 2024, sebuah ajang penghargaan yang berfokus pada bidang Quality, Safety, Health and Environment (QHSE) dan diperuntukkan bagi sektor industri di Indonesia, kini telah memasuki minggu terakhir tahap penjurian.
Ajang yang diselenggarakan oleh Majalah Business Asia Indonesia bekerjasama dengan Forum QHSE BUMN Konstruksi ini bertujuan untuk mendorong para pelaku industry di Indonesia untuk mengimplementasikan aspek QHSE dengan baik dan benar serta berkelanjutan, demi terciptanya operasi yang ekselen (operation excellent) di perusahaannya masing-masing dan dalam skala lebih luas demi terwujudnya budaya K3 di Indonesia.
Peserta penjurian kali ini adalah PT Brantas Abipraya (Persero). PT Brantas Abipraya (Persero) adalah sebuah BUMN yang bergerak di bidang konstruksi.
Dalam acara Penjurian IQSA 2024 yang diselenggarakan secara daring di Jakarta pada Selasa, 24 September 2024, Brantas Abipraya menghadirkan; Tumpang Muhammad – Direktur SDM dan Umum, Hayyin Fahmi SVP QHSSE- Dept. QHSSE, Riza Trisno Rinaldo VP HSE & SMK- Dept. QHSSE, Andrik Abadi Kurniawan VP QHSSE- Divisi Operasi 3, Diana Aulya, dan Nabilla Nur Aufa.
Sementara itu bertindak sebagai Dewan Juri IQSA dalam acara penjurian kali ini adalah: Dr Ir Supandi Syarwan, MM., Dr. Ir. Lilik Sudiajeng, M.Erg, Prof Indri Hapsari, SKM, SKKK, PhD, dan Drs Hasanuddin.
Komitmen Kuat Penerapan QHSSE
Dalam presentasi PT Brantas Abipraya (Persero) yang dipimpin langsung oleh Direktur SDM dan Umum – Tumpang Muhammad, dengan didampingi jajaran manajemen dan staf, dipaparkan tentang concern dan komitmen yang sangat tinggi dari Brantas Abipraya terhadap penerapan QHSSE di perusahaan.
“Manajemen PT Brantas Abipraya (Persero) secara tegas menjalankan kepemimpinan dan komitmennya, dan memastikan bahwa pelaksanaan komitmen tersebut mencakup seluruh karyawan, untuk pengembangan, operasional dan pemeliharaan Sistem Manajemen K3L dalam rangka terlaksananya pencapaian tujuan strategis perusahaan,” jelas Tumpang Muhammad. .
Menurut Tumpang Muhammad, komitmen kuat Brantas Abipraya didalam penerapan QHSSE yang optimal juga tercermin dari Struktur Organisasi Perusahaan yang menempatkan Departemen QHSSE pertanggungjawabannya adalah langsung ke Direktur Utama Perusahaan.
Komitmen kuat Brantas Abipraya didalam mengimplementasikan QHSSE juga diwujudkan dalam bentuk kebijakan perusahaan berupa Kebijakan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) dan Lingkungan PT Brantas Abipraya (Persero).
Isi dari kebijakan tersebut adalah; Pertama, menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) yang terintegrasi dengan system manajemen perusahaan. Kedua, menciptakan lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman, serta ramah lingkungan. Ketiga, melakukan efisiensi energi dengan cara menggunakan sumber daya alam yang efisien dan pengurangan karbon dalam setiap aktivitas dan senantiasa menjaga kelestarian lingkungan hidup dalam kegiatan konstruksi. Keempat, memfasilitasi perlindungan keselamatan dan kesehatan pekerja sesuai standar untuk meminimalisir risiko. Kelima, mendorong keikutsertaan dan pembinaan stake holder, baik karyawan dan rekanan dalam meningkatkan kematangan budaya K3L perusahaan. Keenam, melakukan peningkatan secara berkelanjutan terhadap Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan di perusahaan.
Pencapaian Level Budaya K3 4.05
Hayyin Fahmi SVP QHSSE- Dept. QHSSE yang mendampingi Tumpang Muhammad dalam penjurian, kemudian melanjutkan pemaparan tentang penerapan QHSSE di Brantas Abipraya.
Hayyin Fahmi menjelaskan, tujuan strategis perusahaan didalam pengimplementasian QHSSE adalah Zero Accident dan No Lost Time. Tujuan strategis tersebut, menurut Hayyin, dilakukan untuk; melindungi setiap asset perusahaan (karyawan ataupun peralatan). Kemudian, mencegah dan mengurangi dampak buruk pada lingkungan akibat pekerjaan. Berikutnya, untuk memelihara dan meningkatkan motivasi karyawan, produktivitas serta membangun insan Abipraya yang sehat.
Menurut Hayyin, komitmen kuat yang dilakukan Brantas Abipraya guna menerapkan QHSSE secara optimal membuat perusahaan ini telah mencapai Level Budaya K3 senilai 4.05.
Hayyin lalu menjelaskan Indikator level 4 adalah; Pimpinan memandang budaya K3 sebagai perioritas dalam bisnis. Kemudian, pimpinan cepat tanggap terhadap semua masalah K3 yang timbul dan penerapan K3 berjalan secara konsisten dan terus dipantau. Selanjutnya, Strategi K3 berjalan baik dan diimplementasikan secara konsisten. Berikutnya, pekerja sudah peduli K3 dan aktif terlibat dalam berbagai program dan kegiatan K3. Lalu, K3 telah menjadi bagian dari fungsi lini. Selanjutnya lagi, kinerja K3 diukur secara komprehensif didokumentasikan dan dijadikan acuan dalam mengembangkan program K3. Kemudian, telah mengedepankan penerapan praktek/pelaksanaan K3 sebagai ciri khas sistem manajemen yang telah matang. Serta, Safety leadership (kepemimpinan) dan nilai-nilai keselamatan sudah menuju ke arah peningkatan berkelanjutan (continuous improvement).
Hayyin Fahmi lalu menjelaskan, program kerja QHSSE di Brantas Abipraya. “Seluruh program kerja QHSSE Brantas Abipraya mengacu pada 17 Prosedur Perusahaan terkait QHSSE, mudah diakses bagi seluruh pegawai dalam meningkatkan sosialisasi,” jelasnya.
Menurut Hayyin Fahmi, prinsip yang digunakan dalam menjalankan program kerja adalah; Pembuatan Program kerja dan KPI inline Departemen hingga proyek. Berikutnya, implementasi program, pelaksanaan izin kerja, toolbox, Safety talk, Kesiapansiagaan tanggap darurat dan lain-lain. Selanjutnya, Audit Internal dan Eksternal, Pengukuran SMK3L, Management walkthrough, supervisi, inspeksi, direksi patrol. Serta, peningkatan berkelanjutan, upgrade tools, program baru, dan lain-lain.
Health Program
Implementasi QHSSE di Brantas Abipraya terdiri dari beberapa program kerja. Untuk Health Program di Brantas Abipraya terdiri dari; Penyediaan Fasilitas Kesehatan (klinik, dokter perusahaan, dan ambulance). Kemudian, pemeriksaan urin untuk deteksi narkoba dalam darah karyawan PT Brantas Abipraya (Persero) di Kantor Pusat. Berikutnya, menyelenggarakan pelatihan P3K yang bertujuan untuk mengedukasi seluruh pekerja agar dapat melakukan penanganan P3K ketika terjadi keadaan darurat pada seluruh proyek Abipraya.
Selanjutnya, bukti Brantas Abipraya juga berkomitmen terhadap kesehatan pekerja, adalah dengan mengikutsertakan perusahaan pada program BPJS Ketenagakerjaan. Kemudian, pemeriksaan kesehatan khusus (fit to work), bertujuan untuk memastikan pekerja siap bekerja pada pekerjaan berisiko tinggi. Satu lagi, pemeriksaan kesehatan rutin untuk karyawan proyek, bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi kesehatan pekerja secara berkala.
Terdapat juga, pemeriksaan kesehatan rutin bagi pekerja di lapangan, bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi kesehatan pekerja secara berkala. Agar tidak terlalu menghambat proses pekerjaan, petugas HSE yang melakukan pemeriksaan secara mobile (berpindah-pindah).
Safety Program
Sementara itu untuk Safety Program di Brantas Abipraya terdapat kegiatan Kick Off Meeting QHSSE. Ini adalah pertemuan resmi yang dimulai sebelum pengerjaan suatu proyek. Kegiatan ini berupa pemaparan scope pekerjaan, metode pekerjaan, spek pekerjaan yang ditunjang dengan rencana pemenuhan quality dan HSE kepada tim departemen QHSE kantor pusat. Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan bahwa perencanaan pelaksanaan proyek sudah berjalan sesuai sistem dan prosedur yang berlaku di perusahaan.
Safety Program berikutnya di Brantas Abipraya adalah CSMS (Contractor Safety Management System). Sistem ini dibuat untuk memastikan bahwa rekanan yang bermitra dengan Brantas Abipraya telah memiliki sistem manajemen HSE, memenuhi persyaratan HSE dan mampu menerapkan persyaratan HSE dalam kontrak pekerjaan yang dilakukan. Sistem CSMS Abipraya memiliki 26 kategori yang harus dilengkapi oleh rekanan di e-Proc dengan 75 poin penilaian.
Safety Program selanjutnya adalah Digitalisasi Pelaporan. Seiring berjalannya perkembangan teknologi, Brantas Abipraya berkomitmen untuk melakukan sistem digitalisasi pada sistem pelaporan.
Kemudian Safety Program berupa Program Supervisi. Program ini mengatur Jadwal Supervisi dan Pengukuran SMK3L Proyek yang dilakukan per-triwulan (Divisi) dan per-semester (Departemen) untuk mengevaluasi kinerja SMK3L di proyek.
Sementara itu, untuk Safety Program Management Walkthrough, jadwal Management Walkthrough diagendakan per-triwulan, yang bertujuan sebagai sarana komunikasi top management dalam memonitoring pekerjaan proyek dan penyelesaian permasalahan di proyek. Management Walkthrough yang dilaksanakan oleh Managemen Tertinggi Abipraya, diantaranya mulai dari level SVP sampai dengan Direksi.
Sedangkan untuk Safety Program HSE Meeting, ini adalah program penting untuk memastikan komunikasi atasan–pekerja, dilakukan secara efektif dengan menggunakan jalur komunikasi yang tepat dan memungkinkan pekerja untuk berpartisipasi dan memberikan saran dan informasi penting terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Untuk Safety Program berikutnya adalah Hazard Observation Program. Dalam program ini, identifikasi Bahaya dan Aspek K3L wajib dilakukan sebelum pekerjaan dimulai untuk mencegak terjadinya kecelakaan kerja dan Penyakit Akibat Kerja (PAK).
Selanjutnya lagi adalah Safety Program berupa HSE Campaign & Communication. Ini adalah program yang menjadi sarana komunikasi dari manajemen kepada semua pekerja dalam bidang HSE. Media yang digunakan; – adalah Komunikasi langsung (safety talk, toolbox meeting) yaitu; melalui papan pengumuman/informasi, dan juga melalui pemasangan banner.
Training & Simulation Program adalah Safety Program lainnya di Brantas Abipraya. Kegiatan ini dilakukan bagi seluruh karyawan agar seluruh karyawan dapat memahami dan terlatih dalam menghadapi keadaan darurat. Pelatihan diberikan oleh tenaga terampil atau personil proyek yang sudah tersertifikasi pelatihan terkait.
Berikutnya adalah Safety Improvement Program, yang berupa kegiatan pemeriksaan lokasi pekerjaan, pencatatan ketidaksesuaian dan kegiatan tindaklanjut yang dilakukan oleh tim HSE proyek secara berkala. Hal ini bertujuan, agar pekerjaan dapat berjalan dengan aman dan nyaman.
Inspeksi Alat Berat merupakan Safety Program selanjutnya di Brantas Abipraya. Kegiatan inspeksi alat berat ini untuk memeriksa/mendeteksi alat berat yang berpotensi menimbulkan cidera atau PAK, sehingga dapat mencegah/meminimalisir terjadinya kecelakaan. Inspeksi dilakukan oleh HSE yang didampingi oleh mekanik.
Ada lagi Safety Program berupa Reward dan Punishment. Brantas Abipraya memberlakukan sistem reward dan punishment bagi pekerja maupun rekanan, Hal ini bertujuan untuk memastikan agar seluruh stakeholder Brantas Abipraya berkomitmen menjalankan aspek HSE.
Dan terakhir, Safety Program berupa Sarasehan QHSSE. Brantas Abipraya mengadakan Sarasehan QHSSE yang dihadiri oleh Direksi, para PM dan SQM seluruh Proyek, serta mengundang pembicara eksternal dari PUPR dan praktisi di bidang HSSE. Hal ini bertujuan untuk memastikan agar seluruh proyek berkomitmen manjalankan HSSE di proyek.
Environment Program
Brantas Abipraya juga berkomitmen menjalankan Environment Program dengan baik dan optimal. Terdapat beberapa Environment Program di perusahaan ini antara laim; Pengukuran Lingkungan secara Berkala menyesuaikan dengan dokumen RKL/RPL yang sudah ada. Hasil pengukuran tidak boleh melebihi dengan Nilai Ambang Batas (NAB) yang sudah diatur dalam peraturan pemerintah.
Kemudian, Perjanjian Kerjasama dengan Pihak Pengelola Limbah B3. Hal ini dilakukan karena limbah B3 harus dilakukan pegolahan oleh Lembaga yang sudah mendapatkan ijin mengelola limbah B3. Sebagai penampung limbah B3 yang disimpan di TPS harus didata dalam neraca limbah B3 untuk mengetahui seberapa banyak limbah yang masuk dan keluar. Setelah dilakukan kerjasama, PT Brantas Abipraya (Persero) hanya bertugas sebagai pengumpul limbah B3 untuk selanjutnya diserahkan kepada pihak ketiga dengan melampirkan lembar manifest limbah.
Selanjutnya, prosedur pengelolaan lingkungan dan efisiensi energi. Program ini adalah untuk mendukung kelestarian lingkungan dan penggunaan energi ramah lingkungan.
Masih masuk di dalam Environment Program, di perusahaan ini terdapat Dashboard pencatatan penggunaan energi yang dilakukan di PT Brantas Abipraya (Persero).
Selanjutnya dalam Environment Program ini adalah Pengujian & Pengukuran Lingkungan Kerja. Ini adalah kegiatan rutin yang dilakukan per-semester/per-tahun (disesuaikan dengan AMDAL/UKL UPL) dengan melakukan pengukuran kualitas air, udara, kebisingan, getaran dan lain-lain. Atau adapun pengukuran udara rutin pada pekerjaan ruang terbatas.
Kemudian masih dalam program Environment Program, yaitu Penerapan 5R di Proyek. 5R tersebut adalah Rapi, Ringkas, Rajin, Rawat dan Resik.
Program Pengembangan SDM
Di Brantas Abipraya terdapat Program Pengembangan SDM terkait dengan QHSSE. Brantas Abipraya selain berkomitmen dalam implementasi HSE, namun juga bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas dan kompetensi SDM. Hal ini dibuktikan dengan adanya program pelatihan/sertifikasi, diantaranya; Pelatigan AK3Um Pelatihan K3 Muda Konstruksi, Pelatigan K3 Madya, Pelatihan Auditor SMK3L, Pelatihan Ahli Lingkungan Kerja, Sertifikasi DAMKAR by Kemnaker, serta Sertifikasi P3K by Kemnaker.
Program Pengembangan SDM lainnya di Brantas Abipraya adalah berupa Pelatihan Intensif Seluruh Personil HSSE Proyek. Brantas Abipraya melakukan Pre-Test Personil HSSE untuk mengukur tingkat pengetahuan dan pemahaman personil HSSE Proyek mengenai prosedur-prosedur HSSE PT Brantas Abipraya (Persero). Program lanjutan dari Pre-Test ini adalah program Internal Training mengenai HSSE. Program ini disajikan oleh VP HSSE Departemen QHSSE dan VP QHSSE Unit Bisnis. Setelah dilakukan Internal Training, peserta akan diuji kembali dengan soal-soal Post Test yang dilaksanakan usai training.
Berikutnya adalah Pelatihan K3 Bekerja pada Ketinggian Tenaga Kerja Bangunan Tinggi (TKBT) 2. Pelatihan ini diikuti oleh perwakilan bagi masing-masing personil Proyek, agar dapat memahami dan terampil dalam keselamatan bekerja di ketinggian.
Dengan concern dan komitmen yang kuat dari PT Brantas Abipraya (Persero) terhadap penerapan QHSSE secara optimal melalui berbagai kebijakan, aktivitas, dan program-program di perusahaan ini seperti diurai di atas, maka tak mengherankan apabila perusahaan ini banyak mendapatkan penghargaan bergengsi dari berbagai lembaga/instansi. Penghargaan tersebut antara lain; Perolehan Sertifikat Zero Accident PT Brantas Abipraya (Persero) dari Menteri Ketenagakerjaan pada berbagai proyek Brantas Abipraya.
Para Dewan Juri IQSA 2024 merespon sangat positif terhadap penerapan QHSSE secara baik dan optimal selama ini oleh PT Brantas Abipraya (Persero). Namun dewan juri berpesan, agar perusahaan tidak berpuas diri, dan tetap harus tmeningkatkan lagi penerapan QHSSE di perusahaan, agar semakin baik lagi untuk ke depannya.
Direktur SDM dan Umum Brantas Abipraya – Tumpang Muhammad mengatakan sangat berterima kasih atas masukan dari para Dewan Juri IQSA 2024. Menurutnya, masukan dari para dewan juri sangat bermanfaat untuk semakin baiknya penerapan QHSSE di perusahaan Brantas Abipraya. Tumpang Muhammad juga memberikan apresiasi yang positif terhadap penyelenggaraan IQSA 2024.
k