Businessasia.co.id – PT Paragon Technology and Innovation (ParagonCorp) merupakan perusahaan manufaktur kosmetik di Indonesia yang memproduksi dan mendistribusikan berbagai merek populer seperti Wardah, Make Over, Emina, dan Kahf. Paragon Corp memiliki kebijakan terintegrasi terkait keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan (K3L), serta mutu, dan halal.
National Safety, Health, and Environment (SHE) Manager ParagonCorp, Gabriella Eka menjelaskan bahwa kebijakan terintegrasi terkait K3L bertujuan agar tidak ada kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, dan pencemaran terhadap lingkungan.
Implementasi SHE di ParagonCorp terbagi menjadi tiga topik. Dari sisi safety, implementasi berupa pemenuhan kompetensi personel, emergency stop dan safety guard permesinan, pengelolaan bahan kimia, permit to work, komunikasi, penyediaan dan pemeliharaan alat tanggap darurat, dan Genba. “Genba artinya seperti inspeksi yaitu melihat langsung ke area kerja untuk memastikan apakah program-program yang sudah kami buat sudah berjalan dengan baik,” terang Gabriella saat penjurian Indonesia QHSE for Business Sustainability Awards (IQSA) 2025 secara daring pada Jumat (21/11/2025)
Untuk sisi health, ParagonCorp melakukan medical check up (MCU) awal, berkala, dan khusus. Untuk personel baru dilakukan MCU awal dengan standar yang sudah dimiliki oleh ParagonCorp. Selain itu ada in-house clinic dengan dokter dan suster perusahaan. Selanjutnya ada Paragon Wellness Program untuk paragonian (sebutan bagi para pekerja di ParagonCorp) agar bugar secara fisik dan mental dengan menggandeng pakar di bidangnya.
Dari sisi environment, ParagonCorp melakukan pengendalian dan pengolahan limbah untuk memastikan bahwa semua limbah yang dihasilkan tidak mencemari lingkungan. ParagonCorp telah memiliki instalasi pengolahan limbah, termasuk limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) bekerja sama dengan pihak ketiga.
Rafki Ismed dari National SHE ParagonCorp menambahkan bahwa ParagonCorp telah mengimplementasikan Sistem Manajemen K3 (SMK3) dan memiliki dashboard terpusat untuk memantau pelaksanaan K3.
Rafki mengungkapkan, cara unik untuk mengkampanyekan SHE yaitu toilet campaign yang ternyata lebih mengena dan efektif bagi paragonian. “Ketika di toilet, kita kan duduk. Daripada main handphone, mereka membaca campaign terkait SHE yang tertempel toilet. Ada kuis berhadiah di campaign tersebut,” terang Rafki.
Di setiap area, ParagonCorp berkomitmen memiliki Panitia Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (P2K3) yang berisi perwakilan dari semua pihak. Hal ini untuk memastikan bahwa pelaksanaan K3 menjadi tanggung jawab bersama. Selain itu ada kebijakan pengendalian mesin. Sebelum ada pengadaan atau desain mesin, masing masing-masing leader atau penanggungjawaban mesin harus melakukan assessment risiko untuk memastikan bahwa seluruh permesinan tidak berbahaya bagi pekerja.
Sebagai perusahaan yang bergerak di industri kosmetik, ParagonCorp menghasilkan berbagai limbah plastik. Sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan, ParagonCorp mengumpulkan kemasan-kemasan bekas dari pengguna untuk didaur ulang.
Beberapa hasil daur ulang sudah yang sudah kita implementasikan seperti Masjid Kahf di Nusa Tenggara Timur, Pontianak, dan Vietnam. Selain itu ada mini library di Nusa Tenggara Barat dan Sukabumi, serta rural school di Bantar Gebang, Bekasi. Produk hasil daur ulang juga digunakan untuk kegiatan pameran, dekorasi dan diolah menjadi merchandise.
Rafki mengungkapkan bahwa ParagonCorp berencana membuka drop point agar konsumen lebih mudah untuk mengumpulkan limbah kosmetik. “Untuk tahap awal, kita pendekatannya masih internal dan komunitas-komunitas yang bekerja sama dengan kita,” terangnya. Saat ini, ParagonCorp juga melakukan riset terkait kemasan yang lebih ramah lingkungan.
ParagonCorp memiliki empat pilar Corporate Social Responsibility (CSR) yaitu pendidikan, pemberdayaan perempuan, kesehatan, dan lingkungan. Pada 2025, melalui program Paragonian Bergerak, Paragonian mendapatkan kuota untuk melakukan CSR melalui kolaborasi dengan komunitas-komunitas yang fokus pada empat pilar tersebut.










