Businessasia.co.id– PT Eltran Indonesia terus memperkuat tata kelola dan standar keselamatan, kesehatan kerja, dan lingkungan (K3L) melalui penerapan QHSE unggul menuju Indonesia Emas 2045. Perusahaan ini mendorong keselarasan antara kebijakan, implementasi teknis, serta inovasi digital demi memastikan operasional dan budaya kerja yang aman dan berkelanjutan.
Direktur Utama PT Eltran Indonesia, Tuning Rudyati menyampaikan bahwa jajaran direksi Eltran telah menerbitkan berbagai kebijakan untuk memastikan bahwa implementasi SMK3 telah sesuai dengan kebijakan dan standar yang telah ditetapkan pemerintah.
“Eltran juga konsen untuk memenuhi standar internasional terkait mutu maupun lingkungan, termasuk Sistem Manajemen K3,” terang Tuning saat saat penjurian Indonesia QHSE for Business Sustainability Awards (IQSA) 2025 secara daring pada Kamis (20/11/2025).
Pada kesempatan tersebut, Corporate Secretary Eltran, Erny Noer Soffah Sahmit memaparkan inisiatif corporate secretary dalam menciptakan keberlangsungan sosial dan tata kelola perusahaan yang baik (ESG). Eltran juga mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) melalui Inovasi teknologi, digitalisasi dan praktik etis.
Salah satu program CSR PT Eltran Indonesia adalah Eltran Cerdas, beasiswa tahunan untuk jenjang SD, SMP, dan SMA. Program beasiswa ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup keluarga karyawan serta mendorong motivasi belajar anak-anak karyawan. “Program Eltran Cerdas bukan sekedar bantuan, tetapi investasi dalam sumber daya manusia internal yang memperkuat fondasi perusahaan dimasa yang akan datang,” terang Erny.
Pemaparan implementasi HSSE (Health, Safety, Security, & Environment) disampaikan oleh Syifa Fitriasari Larasati, Executive General Manager Human Capital & General Services PT Eltran Indonesia.
Syifa menyampaikan bahwa jajaran direksi dan manajemen Eltran berkomitmen dalam penerapan SMK3 baik di perusahaan, kantor, maupun proyek. Komitmen ini ditunjukkan melalui penetapan kebijakan resmi, arahan keselamatan, serta dukungan terhadap implementasi standar kerja aman di setiap proyek. “Manajemen secara berkala melakukan kunjungan lapangan sebagai wujud komitmen untuk memantau implementasi HSE, memastikan kepatuhan prosedur, serta memberikan arahan peningkatan keselamatan kerja,” terang Syifa.
Selanjutnya, penyusunan Standar Operasional Prosedur HSE untuk memastikan setiap proses kerja memiliki kontrol, tanggung jawab, dan mekanisme pencegahan yang jelas untuk meminimalkan insiden. “Eltran juga menetapkan program kerja HSE terkait apa saja yang harus dilakukan dan dipantau terkait K3 untuk di kantor maupun di lapangan,” ujar Syifa. Program kerja HSE ini menjadi panduan pelaksanaan kegiatan QHSE bulanan untuk menjaga kepatuhan, meningkatkan keselamatan, dan meminimalkan risiko operasional.
Eltran melakukan penilaian performa secara berkala untuk memastikan potensi bahaya dapat dikendalikan sejak dini dan mendukung terciptanya budaya kerja yang lebih aman dan responsif. “Alhamdulillah sampai saat ini kita zero accident dalam pelaksanaan proyek, tidak ada fatality,” tuturnya.
Berbagai kegiatan juga dilakukan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan QHSE seperti safety induction untuk tamu dan karyawan baru, safety briefing sebelum aktivitas kerja, risk assesment HSE, dan lain-lain. “Pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan secara terstruktur untuk menilai kondisi fisik tenaga kerja, mengidentifikasi potensi gangguan kesehatan, serta memastikan mereka memenuhi standar kelayakan medis untuk menjalankan tugas dengan aman dan efektif,” terang Syifa.
Kegiatan pengukuran teknis juga dilakukan, meliputi kebisingan, pencahayaan, getaran, kualitas udara, gas berbahaya, serta faktor lingkungan lainnya yang dilakukan dengan instrumen terkalibrasi. “Pengukuran ini digunakan untuk menentukan tingkat paparan, membandingkannya dengan nilai ambang batas, dan memastikan pengendalian risiko lingkungan berjalan efektif dan sesuai standar K3,” tuturnya.
Pelatihan HSE dilakukan secara rutin untuk meningkatkan kompetensi dan sharing knowledge tentang keselamatan untuk mendukung operasi kerja yang aman.
Syifa menyampaikan bahwa pemantauan pelaksanaan QHSE bisa dilakukan secara digital melalui Dashboard QHSE yang menampilkan indikator leading & lagging, KPI keselamatan, kesehatan, serta performa komunikasi QHSE sebagai dasar evaluasi berkelanjutan.
Eltran juga menerapkan Hazard Observation Card (HAZOC), alat pelaporan sederhana yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan potensi bahaya, kondisi tidak aman, dan tindakan tidak aman sebelum menimbulkan insiden. HAZOC menjadi bagian penting dalam penerapan behavior-based safety (BBS) dan budaya proaktif dalam K3. Untuk memperkuat budaya keselamatan, Eltran memberikan HSE Award untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap K3L, mendorong perilaku aman dan pengendalian risiko, serta mengapresiasi kontribusi nyata dalam pencegahan insiden.










