Businessasia.co.id- PT Reka Mulia Konstruksi (Rekon) terus menunjukkan komitmennya dalam membangun lingkungan kerja yang aman, sehat, dan berkelanjutan. Dengan visi menjadi perusahaan jasa konstruksi yang mampu bersaing di pasar nasional maupun internasional, Rekon menempatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai pilar utama dalam proses operasionalnya.
Rekon merupakan perusahaan “One Stop Building Construction” yang berdiri sejak tahun 2012 dan bergerak di bidang arsitektur, konstruksi sipil, elektrikal, dan mekanikal. Berawal sebagai divisi teknik dalam Relife Property, Rekon kini telah berkembang menjadi entitas baru sebagai perusahaan konstruksi di bawah naungan Astana Group.
Direktur Utama Rekon, Selly sylfiana didampingi Business Analyst Rekon, Tiara Pratiwi menyampaikan bahwa Astana Group yang menaungi Rekon telah miliki strategi keberlanjutan yang meliputi aspek people dan profit. Dari strategi keberlanjutan Astana Group, Rekon memiliki turunan kebijakan yang didalamnya berupa kebijakan K3 melalui keputusan direksi.
“Kebijakan K3 tersebut diturunkan lagi menjadi kebijakan pembentukan Tim Tanggap Darurat yang merupakan salah satu bentuk implementasi dari standar keselamatan berdasarkan ISO 45001:2018,” terang Direktur utama Rekon, Selly sylfiana dalam penjurian Indonesia QHSE for Business Sustainability Awards (IQSA) 2025 secara daring pada Senin (24/11/2025).
Pembentukan Tim Tanggap Darurat ini bertujuan mempercepat aksi penanggulangan suatu kondisi atau kejadian yang terjadi secara mendadak dan bahaya yang ditimbulkan dapat mengancam keselamatan jiwa, aset perusahaan, dan lingkungan.
Lebih lanjut Tiara menjelaskan bahwa kebijakan penerapan K3 di Rekon bertujuan mencegah terjadinya kecelakan kerja dan penyakit akibat kerja. Serta mencegah terjadinya kejadian berbahaya seperti kebakaran, ledakan, pencemaran, kerusakan lingkungan, dan bangunan runtuh. Untuk mencapai tujuan tersebut rekon memiliki tiga misi K3 yaitu life safety, property safety, dan environmental safety. Life safety merupakan upaya untuk melindungi jiwa manusia dari bahaya, terutama kebakaran dan keadaan darurat termasuk di dalamnya proses evakuasi.
Property safety merupakan perlindungan aset perusahaan agar aman dari kerusakan dan bahaya yang mendukung keselamatan kerja. Implementasinya berupa inspeksi APAR dan hydrant; maintenance mesin/alat kerja, dan kendaraan secara rutin; serta penempatan material yang aman dan sesuai standar.
Environmental safety merupakan upaya melindungi lingkungan dari pencemaran, kerusakan dan bahaya yang ditimbulkan oleh aktivitas perusahaan. Implementasinya antara lain program tumbler day untuk mengurangi limbah cair/sabun, pemisahan sampah sesuai kategori, serta pengelolaan material yang efisien untuk mengurangi limbah, efisiensi biaya, dan menjaga keselamatan area kerja.
Beberapa program terkait K3 di lingkungan Rekon diantaranya sosialisasi dan pelatihan K3, toolbox meeting, tinjauan Manajemen, zero accident, safety inspection dan lain-lain. Rekon juga aktif melakukan kampanye edukasi melalui medsos dan artikel di website untuk mengembangkan edukasi K3. “Untuk kampanye offline, Rekon melakukan pemasangan spanduk dan safety sign di lingkungan proyek,” terang Selly.
Implementasi K3 di Rekon antara lain setiap karyawan yang bekerja di proyek dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD). Dari sisi kesehatan, ada penyuluhan Breast Cancer Awareness kepada karyawan perempuan Astana Group. “Rekon juga mendorong kebiasaan hidup sehat, mempererat hubungan antar karyawan, dan menyegarkan pikiran di tengah kesibukan kerja,” imbuhnya.
Pelatihan K3 bagi karyawan rutin dilakukan yaitu sebanyak 17 pelatihan pada 2024 dan 6 pelatihan pada 2025. Saat ini, Rekon memiliki 5 karyawan yang tersertifikasi Ahli K3 Umum. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, Rekon rutin melaksanakan toolbox meeting, sebelum memulai pekerjaan di proyek. Selain itu dilakukan Forum Leader di setiap Proyek yang sedang berjalan.
Saat ini Rekon telah memiliki timeline untuk digitalisasi K3 yang akan diawali pada Februari 2026 mulai dari meningkatkan transparansi, preventif monitoring, respon insiden secara cepat, keputusan berbasis data, hingga meningkatkan budaya K3. “Dari timeline tersebut ada beberapa hal yang telah dilaksanakan agar menjadi pondasi Rekon ketika melaksanakan digitalisasi K3 pada 2026,” ujar Tiara, Business Analyst Rekon.
Untuk transfomasi digital, Rekon memiliki Fitur SSO (Single Sign-On) yang dapat diakses Rekonizen (sebutan untuk karyawan yang bekerja di Rekon) terkait kebijakan perusahaan dan SOP (standar operasional prosedur) yang berlaku di Rekon. Dalam SSO ada fitur Astana Pintar yaitu fitur e-lerning yang dapat diakses Rekonizen terkait sosialisasi dan training.
Selain itu ada aplikasi Manajemen Proyek (ManPro) yang digunakan pengawasan untuk dan controlling proyek secara online. Saat ini Rekon sudah tersertifikasi ISO 45001:2018 pada tahun 2023. Rekon juga sudah memiliki 5 orang yang telah tersertifikasi Ahli K3 Umum. Selain itu sudah ada sertifikasi dasar internal K3 yang dimiliki 15 karyawan Rekon.










