Businessasia.co.id – Untuk menghadirkan lingkungan kerja yang sehat dan aman, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk berkomitmen menerapkan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di setiap lini operasional. Dengan langkah ini, Telkom berharap dapat terus memberikan layanan terbaik sekaligus menjaga keselamatan para karyawan.
Salah satu wujud nyata komitmen tersebut adalah penerapan Integrated Management System (IMS) yang mengintegrasikan tujuh standar internasional, mulai dari sistem manajemen mutu, keamanan informasi, hingga lingkungan dan keselamatan kerja.
Ketua Satgas Integrated Management Representative (IMR) Telkom, Hendar Aby Reinardy mengatakan bahwa manajemen puncak di Telkom telah berkomitmen mengawal program IMS melalui pernyataan komitmen bersama yang ditandatangani pada 18 Juli 2025.
Komitmen bersama ini bertujuan memastikan implementasi IMS Telkom secara efektif dan berkelanjutan untuk mendukung keberhasilan Top Business Priorities, mendorong budaya governance, risk management and compliance, serta memperkuat daya saing Telkom Group di tingkat nasional maupun global.
Terkait pengelolaan standar ISO, Telkom memiliki Integrated Management Representative (IMR) yang bertujuan mengorkestrasi dari seluruh standar yang akan diimplementasikan di Telkom agar lebih efisien dan termanage secara baik. Menurut Hendar, sebelum adanya IMR, manajemen dari standar ini dilaksanakan oleh unit-unit yang terpisah.
Integrasi ini mencerminkan komitmen Telkom dalam menerapkan standar internasional di bidang keamanan informasi, mutu, layanan, keberlangsungan bisnis, privasi data, lingkungan, serta kesehatan dan keselamatan kerja secara terpadu dan berkelanjutan. “Hasil yang kita dapatkan dengan adanya penggabungan manajemen ini terdapat efisiensi dari sisi anggaran dan efisiensi dari sisi resources. Kita bisa menghemat 20-25 persen biaya dari pengelolaan sebelumnya,” ujar Hendar saat penjurian Indonesia Quality, Health, and Safety Environment Awards (IQSA) 2025 yang digelar oleh Majalah Business Asia Indonesia secara daring pada Selasa (14/10/2025).
Telkom juga menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L) untuk menjamin keselamatan, kesehatan kerja dan perlindungan terhadap lingkungan dalam aspek operasional yang menyangkut tenaga kerja, stake holder, mitra kerja, fasilitas dan sarana produksi lainnya. “Penerapan SMK3L diharapkan dapat mencegah, mengurangi kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, dan pencemaran lingkungan serta terciptanya tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien memberikan tingkat produktivitas yang tinggi dalam menunjang sasaran perubahan,” terang Hendar.
Aspek lingkungan (environmental) juga menjadi pertimbangan utama perusahaan dalam menjalankan kinerja secara ideal dan berbagai macam hal lainnya yang memiliki keterkaitan dengan lingkungan hidup, contohnya mengenai ancaman perubahan iklim dan pengelolaan limbah. “Kriteria ini berfokus pada pertimbangan dampak operasional bisnis perusahaan terhadap lingkungan serta peran aktif perusahaan dalam menjaga lingkungan,” imbuhnya.
Menurut Hendar, saat ini Telkom memiliki 69 ahli K3. Rinciannya, 13 ahli telah tersetifikasi internasional dan 56 ahli tersetifikasi nasional. Telkom juga telah melakukan implementasi SMK3 di 5 Regional dan 31 Wilayah Usaha Telekomunikasi (Witel) dengan pencapaian golden flag SMK3 dengan 166 kriteria. “Dari sisi corporate office kami telah mendapatkan sertifikasi terkait HSE dalam rangka Hari Kesehatan kerja yang diterbitkan lembaga sertifikasi internasional pada 2025,” ungkapnya.
Terkait budaya QHSE, Telkom telah melakukan berbagai kegiatan diantaranya, berpartisipasi aktif dalam kegiatan Bulan K3 Nasional sebagai wujud komitmen membangun budaya kerja selamat dan sehat. Telkom juga menyelenggarakan Forum HSE Telkom Group sebagai wadah berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam penerapan K3 dan lingkungan di seluruh entitas Telkom Group. Selain itu, Telkom melaksanakan e-learning SMK3 wajib bagi seluruh karyawan sebagai upaya meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang pentingnya K3 di lingkungan kerja.
Berbagai upaya tersebut mengantarkan Telkom meraih penghargaan zero accident dari Kementerian Tenaga Kerja setiap satu tahun sekali. “Penghargaan zero accident ini sebagai bukti konsistensi implementasi SMK3 secara komprehensif di Telkom,” tutur Hendar.