Jakarta, BusinessinAsia.id – Industri kebandaraan di Indonesia dan dunia sejak 2020 menghadapi tantangan penurunan bisnis yang disebabkan oleh 3 gelombang pandemi. Saat ini mulai kembali menunjukkan geliatnya di seluruh tanah air, seiring mulai dibukanya rute-rute penerbangan dan destinasi pariwisata dengan kondisi baru seperti PPLN, Bubble Travel dan pengaplikasian travel certificate.
Pendekatan terakhir dengan normal baru terlihat berhasil dan menunjukkan menurunnya kurva tingkat paparan Covid-19 dan juga kesiapan pemerintah terhadap program vaksin intensif yang dinilai sangat berhasil.
Saat ini, fokus pada inovasi menjadi penting bagi bisnis bandara dimana pemerintah terus mendorong para pengelola usaha bandara agar mampu menjawab tantangan sebagai prioritas utama untuk menjadi hyper-efisien, berkelanjutan, dan mampu memberikan tingkat pengalaman perjalanan baru yang tidak sering terlihat sebelumnya.
Smart Digital Airport FGD 2022 yang diselenggarakan oleh Ikatan Ahli Bandar Udara Indonesia (IABI) dan Vela Indonesia dengan tema Update Airport Digital Transformation & Sustainability, pada 31 Maret 2022 dilaksanakan secara virtual. Focus Group Discussion ini memberikan kesempatan bagi para pemain kebandaraan Indonesia yaitu Direktorat Bandar Udara Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, Angkasa Pura I dan II serta Airnav Indonesia, juga Schneider Electric berdiskusi dengan 250 peserta yang berasal dari Industri untuk membicarakan issu-isu terkini, sharing problem dan solusi termasuk tantangan Waktu Aktif, Pengalaman terbaik pengguna, pengurangan kos atau mencari sumber revenue baru serta kemampuan untuk mempercepat efisiensi energi dalam mengurangi jejak karbon yang ditargetkan mencapai Net Zero pada 2050.
Dibuka oleh Ketua Umum Ikatan Ahli Bandar Udara Indonesia Moch. Ichsan Tatang, mengharapkan kegiatan Forum Group Discussion ini dapat memberikan lebih banyak informasi berguna bagi para perusahaan dan peserta yang hadir khususnya dalam pengoperasian bandara, biaya operasional dan penggunaan energi.
Direktur Bandar Udara, Direktorat Bandar Udara Kementerian Perhubungan Republik Indonesia Nafhan Syahroni, mengemukakan pentingnya pengimplementasian Airport 4.0 pada bandara-bandara nasional dengan harapan kedepannya pengelola mampu berbagi informasi sebagai landasan untuk mendapatkan strategi yang tepat dalam mengambil strategi bisnis berkelanjutan.
Dwi Ananda Wicaksana, VP of Airport Maintenance Policy Angkasa pura II mereiterasi strategi dalam menjawab tantangan pandemi sejak 2020. Dwi menyampaikan berapa pentingnya transformasi digital yang saat ini Angkasa Pura II telah jalankan melalui berbagai tahapan dari sebelumnya The Best Connected Aiport Operator in the Region dan saat ini telah menjadi Airport Enterprise Leader In the Region. Perjalanan AP II dalam mengevaluasi dan kontrol dapat dilaksanakan pada masa pandemik dengan melakukan penghematan misalnya Kebijakan Uang Makan, Biaya Perjalanan Dinas, Penggunaan Listrik, Fasilitas perkantoran dan Penyelenggaraan Diklat.
Angkasa Pura I melalui Dendi T Danianto, Direktur Pengembangan menyampaikan bagaimana AP I melakukan transformasi digital yang terfokus pada Protokol Kesehatan dengan mengedepankan kenyamanan pengguna bandara. Aplikasi Digital yang terintegrasi dengan ID dan Tiket pengguna, Tes Covid berikut Sertifikat Vaksin hingga Formulir Deklarasi Sehat secara terintegrasi menghasilkan operasional Aman, Efisien, Mudah dan Tanpa Stres. Semua ini tercapai dengan kolaborasi PeduliLindungi.
Polana Banguningsih Pramesti Presiden Direktur Airnav Indonesia menjelaskan bagaimana Airnav sebagai Penghubung Langit Nusantara memanfaatkan digitalisasi dan Internet of Thing di ANSP dan bandara-bandara Indonesia dengan mengoptimalkan informasi yang memberikan manfaat bagi para stakeholder dan pengguna dengan informasi mengenai Status bandara, Koneksi, Air Navigation, Maskapai, Hotel, Pariwisata dan masyarakat yang keseluruhannya berasal dari Bigdata.
Menjawab beberapa tantangan kebandaraan (juga fokus dari Airport International Council) di Indonesia dan Dunia, Estelle Barré, Direktur Pengembangan Bisnis dan Strategi Transportasi Schneider Electric mengemukakan bahwa Schneider dapat memberikan solusi bagi bandara-bandara Indonesia untuk benar-benar dapat mencapai carbon netrality dengan mengurangi karbon emisi. Membuat bangunan terminal lebih hemat energi berkat digitalisasi; Menghidupkan kendaraan & peralatan pendukung darat dengan listrik alih-alih menggunakan solar; Mengintegrasikan energi terbarukan di lokasi dan mengelola energi terdistribusi; Mendukung Renewable Power Purchasing Agreements (PPA) dan Energy Attribute Certificate (EAC), semua solusi ini mendorong pencapaian sustainability dan pengurangan biaya operasional.
Salahudin Rafi selaku Sekretaris Jenderal Ikatan Ahli Bandar Udara Indonesia menyampaikan konsern IABI mengenai perkembangan terakhir dari sektor kebandaraan, bahwa perlu kolaborasi semua pihak dalam upaya memitigasi resiko yang timbul saat pandemi khussusnya krisis ketenagakerjaan.
Pada akhir acara, Steve Tamaela – Managing Director Vela Indonesia sebagai ketua pelaksana FGD Smart Digital Airport menerangkan bahwa FGD seperti ini rencananya akan rutin dilakukan dengan topik dan tema yang menarik dan penting dalam pekembangan industri Kebandarudaraan di Indonesia yang menuju era transformasi digital.