Jakarta, Business Asia – Pada 30 Juni 2025, PT Prodia Widyahusada Tbk (kode saham: PRDA) resmi mengumumkan pembelian 30% saham ProSTEM sebagai bagian dari langkah strategis memasuki sektor bioteknologi. Prodia mengakuisisi 69.512 lembar saham senilai Rp33 miliar dari PT Prodia Utama, pemilik mayoritas sebelumnya.
Langkah ini mencerminkan komitmen Prodia dalam memperluas portofolio layanan kesehatan yang lebih inovatif dan berbasis teknologi. Sejalan dengan visi untuk menghadirkan layanan diagnostik dan pengobatan yang lebih personal dan presisi, akuisisi ini menjadi pijakan awal Prodia dalam mengintegrasikan terapi regeneratif ke dalam ekosistem kliniknya.
Direktur Utama Prodia, Dewi Muliaty, menegaskan bahwa aksi ini memperkuat keberlanjutan layanan kesehatan berbasis sains dan menjawab kebutuhan masyarakat akan solusi medis terkini. Kolaborasi ini juga membuka pintu bagi ekspansi bisnis ke sektor terapi canggih yang selama ini masih terbatas implementasinya. Dengan meningkatnya fasilitas riset dan akreditasi terapi sel punca di Indonesia (terdiri dari 16 RS rujukan, 12 lab khusus, dan 4 bank sel akreditasi), peluang sinergi ini semakin besar. Ini merupakan bukti kesiapan Prodia mendukung agenda transformasi kesehatan nasional.
Dampak Akuisisi terhadap Kinerja dan Ekspansi Strategis Prodia
Akuisisi 30% saham ProSTEM diproyeksikan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan kinerja finansial Prodia dalam jangka menengah hingga panjang.
Mulai tahun 2026, kontribusi laba bersih dari investasi ini diperkirakan mencapai Rp2,3 miliar dan meningkat bertahap hingga Rp10,6 miliar pada tahun 2030.
Sementara itu, nilai tambah aset dari transaksi ini dimulai sebesar Rp1,4 miliar pada 2025 dan diperkirakan tumbuh menjadi Rp30,6 miliar pada 2030. Ekuitas Prodia juga diproyeksikan meningkat sejalan dari Rp1,4 miliar menjadi Rp10,6 miliar.
Sinergi antara Prodia dan ProSTEM tidak hanya meningkatkan nilai perusahaan, tetapi juga membuka ruang untuk ekspansi ke layanan terapeutik, memperkuat R&D, serta diversifikasi portofolio layanan klinis.
Menurut Direktur Keuangan Prodia, Liana Kuswandi, keputusan ini dilandasi oleh performa bisnis ProSTEM yang terbukti kuat dan kompetitif. Dengan basis pelanggan yang berkembang dan daya saing teknologi yang tinggi, ProSTEM berpotensi memberikan kontribusi signifikan bagi nilai pemegang saham. Aksi ini juga memperluas daya jangkau Prodia untuk memberikan solusi pengobatan regeneratif bagi penyakit degeneratif, autoimun, dan kondisi kronis yang membutuhkan pendekatan personal.
Strategi Kolaborasi Prodia dan ProSTEM Pasca Akuisisi
Pasca akuisisi, Prodia dan ProSTEM menetapkan strategi kolaborasi jangka panjang untuk memperluas layanan terapi regeneratif di Indonesia dan kawasan. Kolaborasi mencakup penyediaan produk sel punca melalui sistem konsinyasi, riset bersama di bidang biomarker dan terapi presisi, serta edukasi publik melalui webinar dan kongres ilmiah.
Strategi pemasaran dan branding akan dijalankan bersama, disertai harmonisasi aspek regulasi dan mutu untuk percepatan perizinan.
Ke depan, keduanya menargetkan ekspansi internasional, menjadikan ProSTEM sebagai pusat rujukan terapi regeneratif di Asia Tenggara.
Layanan Terpadu untuk Pasien
- Penyediaan layanan terapi sel punca (stemcell) dan sekretom secara konsinyasi di jaringan klinik Prodia.
- Implementasi terapi regeneratif secara bertahap di beberapa Prodia Health Care (PHC) dan specialty clinics seperti PWHC dan PSHC.
Kolaborasi Riset & Pengembangan
- Pengembangan biomarker dan uji genetik bersama untuk mendukung terapi presisi berbasis stem cell.
- Integrasi data diagnostik Prodia untuk mendukung validasi klinis dan riset pengobatan regeneratif.
Edukasi & Kegiatan Ilmiah
- Penyelenggaraan webinar, workshop, dan kongres ilmiah berskala nasional dan internasional.
- Kampanye edukatif untuk meningkatkan literasi masyarakat dan tenaga medis tentang terapi regeneratif.
Strategi Marketing & Branding
- Strategi komunikasi merek bersama untuk memperkuat positioning Prodia–ProSTEM di segmen terapi inovatif.
- Aktivasi promosi layanan regeneratif melalui kanal digital dan media kesehatan.
Sinergi Regulasi & Kepatuhan Mutu
- Kolaborasi dalam hal keterlibatan regulatori, termasuk pendampingan dalam proses izin edar terapi sel.
- Standarisasi kualitas layanan dengan merujuk pada regulasi BPOM, cGMP, ISO, AABB, dan FACT.
International Expansion Strategy
- Menargetkan Asia Tenggara sebagai pusat layanan terapi regeneratif berbasis teknologi dari Indonesia.
- Menjalin aliansi strategis dengan mitra regional dan internasional untuk transfer teknologi dan riset lanjutan.