Jakarta, Business Asia – PT Prodia Widyahusada Tbk (Kode saham: PRDA) kembali melanjutkan komitmen berkelanjutan dalam mendukung komunitas Orang Dengan Penyakit Langka (Odalangka) melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) yang telah dimulai sejak tahun 2019 dengan bekerja sama dengan Indonesia Rare Disorders (IRD).
Kali ini, Prodia menghadirkan pemeriksaan genetik berbasis Whole Exome Sequencing (WES), sebuah inovasi terbaru dalam dunia medis yang memungkinkan diagnosis yang lebih akurat dan mendalam untuk Odalangka.
Teknologi WES ini bertujuan memberikan hasil yang lebih lengkap, mendeteksi kelainan genetik hingga ke tingkat gen, dan mempercepat perawatan personal yang lebih tepat.
Kegiatan CSR ini dihadiri oleh dr. Yudhi Pramono, M.A.R.S. selaku Plt. Direktur Jenderal Penanggulangan Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Dewi Muliaty selaku Direktur Utama Prodia, beserta sejumlah jajaran Direksi serta Komisaris Prodia, Prof. dr. Sultana Muhammad Hussein Faradz, PAK., Ph.D selaku pakar genetika medis, Yola Tsagia selaku ketua IRD, bersama para peserta CSR IRD yang hadir baik melalui online maupun tatap muka.
Adapun acara ini dibuka secara simbolis pada hari Jumat, 21 Februari 2025 di Auditorium Prodia Tower, Jakarta.
Direktur Utama Prodia, Dewi Muliaty, menyatakan bahwa program CSR ini adalah bagian dari komitmen Prodia untuk terus berinovasi demi meningkatkan kualitas layanan kesehatan.
“Melalui evaluasi hasil program sebelumnya, kami menyadari pentingnya pemeriksaan yang lebih mendalam hingga tingkat genetik untuk mendukung diagnosis yang lebih presisi, yang akhirnya dapat memberikan perawatan yang lebih personal dan efektif,” tuturnya.
Dewi menambahkan, diharapkan teknologi WES ini dapat memperkuat hasil pemeriksaan dan memberikan diagnosis yang lebih komprehensif bagi Odalangka.
Plt. Direktur Jenderal Penanggulangan Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Yudhi Pramono, M.A.R.S., dalam keynote speechnya memberikan apresiasi atas inisiatif Prodia dalam membantu memperluas akses layanan diagnostik yang inovatif.
Beliau mendorong Prodia untuk terus menjadi salah satu contoh bagi layanan kesehatan di Indonesia, khususnya dalam menyediakan akses yang setara bagi semua lapisan masyarakat untuk mendukung sistem kesehatan yang inklusif dan berkelanjutan.
Saat ini telah teridentifikasi ±8.000 jenis penyakit langka di dunia dan telah mempengaruhi jutaan hidup orang. Dari jumlah tersebut, lebih dari 70% dialami oleh pasien berusia anak-anak dan balita, dan lebih dari 75% kasus penyakit langka berakar dari kelainan genetik.
Penyakit langka acapkali mengalami kesalahan diagnosis atau ketidakpastian diagnosis karena spektrum gejala yang ditimbulkan bersifat luas dan sering menyerupai gejala penyakit lain, sehingga menyebabkan bias diagnosis.
Komitmen Prodia dalam membantu Odalangka melalui CSR ini juga mendapat sambutan positif dari Founder & Komisaris Utama Prodia, Andi Widjaja, “Kami ingin terus memberikan kontribusi dengan menyediakan akses pemeriksaan yang lebih mendalam dan memberikan harapan baru bagi keluarga yang membutuhkan diagnosis yang lebih pasti,” ungkap Andi.
Co founder & Komisaris Prodia, Gunawan P.S menambahkan, “Kami berkomitmen untuk terus mendukung peningkatan akses kesehatan yang inklusif, khususnya bagi penyandang penyakit langka.”
Ketua Perkumpulan Komunitas IRD, Yola Tsagia, turut menyampaikan apresiasi atas kepercayaan yang diberikan Prodia kepada komunitasnya.
“Inisiatif Prodia dengan teknologi WES memberikan harapan selanjutnya bagi Odalangka untuk penegakkan diagnosa yang lebih akurat dan mendalam. CSR ini memiliki peran penting membuka akses pengobatan Odalangka dengan lebih tepat dan terarah demi tercapainya optimalisasi perkembangan Odalangka, khususnya anak-anak.” tuturnya.
Program CSR ini diawali dengan kegiatan seminar edukasi dengan tajuk “Kesetaraan Akses melalui Inovasi Terbaru: Pemeriksaan Whole Exome Sequencing untuk Komunitas Penyandang Penyakit Langka”. Menghadirkan sejumlah narasumber seperti Prof. dr. Sultana Muhammad Hussein Faradz, PAK., Ph.D selaku guru besar di bidang genetika medis, Winny, MSc selaku Molecular Predictive & Diagnostic Lab Head di Prodia, serta Ibu Yola Tsagia selaku Ketua Komunitas IRD.
Marina Eka Amalia, AVP Legal, Investor Relation, & Corporate Secretary Prodia sekaligus sebagai ketua acara CSR mengungkapkan, bahwa inisiatif ini sejalan dengan komitmen Prodia dalam mewujudkan pilar keberlanjutan Prodia, Promoting Healthcare Services for All, dengan menghadirkan solusi diagnostik yang lebih inklusif dan berkelanjutan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Melalui kolaborasi dengan tenaga medis, pakar genetika, dan komunitas, program ini diharapkan dapat mempercepat deteksi dini, meningkatkan kualitas hidup odalangka, serta memberikan dampak sosial yang lebih luas.
Sekitar 30 anak-anak Odalangka yang telah memenuhi kriteria akan mengikuti pemeriksaan WES yang dimulai pada Maret 2025 dengan hasil pemeriksaan dan konseling medis yang dijadwalkan pada September 2025.
Program ini merupakan kelanjutan dari kegiatan serupa pada tahun 2023, yang menggunakan teknologi Chromosomal Microarray (CMA) untuk 150 anak Odalangka di seluruh Indonesia.
Berbeda dengan CMA yang mendeteksi kelainan genetika hingga tingkat kromosom, WES memungkinkan deteksi yang lebih mendalam hingga tingkat gen, sehingga dapat memberikan hasil yang lebih akurat, terutama untuk kasus dengan hasil “inconclusive” pada teknologi CMA sebelumnya.